Bab 15~Makhluk dalam kegelapan
Kota Donghae, di mana para kultivator saat ini sedang mengikuti ujian kesetaraan murid.
Bukan hanya murid sekte Tombak Api saja yang mengikuti ujian murid tersebut, melainkan seluruh sekte di wilayah timur.
Mereka berbondong-bondong datang ke kota Donghae hanya untuk mengikuti ujian kesetaraan murid. Bukan hanya mendapat pusaka sakti paviliun Mò lì, para murid yang lolos ujian akan diangkat menjadi kultivator senior dengan lencana bintang sembilan.
Guru Jin sebagai salah satu juri segera mengumumkan tentang ujian kesetaraan murid tersebut.
"Baiklah, karena para murid sudah berkumpul semua, mari kita mulai saja ujian kesetaraan ini. Silahkan masuk ke dalam formasi tujuh bintang ini!" ujarnya seraya mengulurkan tangan, mempersilahkan para murid untuk masuk ke dalam formasi yang sudah dibuat oleh tetua sekte tombak api.
Mereka yang sudah bersiap langsung memasuki area formasi yang telah dibuat. Setelah semuanya siap, baru tetua sekte langsung menutup formasi agar tidak ada gangguan dari luar.
Tidak ada yang tahu apa yang terjadi di dalam formasi tujuh bintang tersebut. Bahkan, para tetua sekalipun sebab formasi tujuh bintang sudah dirancang khusus dan disegel menggunakan kekuatan gabungan tujuh tetua terhebat dari berbagai sekte yang ada di wilayah timur.
Dong Fangcai dan Dong Fanghui juga turut serta karena ingin menjadi yang terhebat. Bukan hanya mereka berdua, tapi semua putra-putri keluarga Dong ikut dalam ujian kesetaraan ini.
Waktu yang diperlukan cukup lama hingga tujuh hari lamanya, dan mereka takkan kembali sebelum waktu yang ditentukan.
Tak sia-sia Dong Fanglei dan Liu Xiyue berharap-harap cemas, menunggu hasil akhir dari ujian kesetaraan murid ini, sebab putra dan putrinya keluar sebagai murid berbakat.
"Selamat Tetua ketiga, putra dan putrimu memang pantas disebut sebagai jenius muda dari kota Donghae, sebab keduanya memiliki bakat khusus. Tidak seperti__"
Tetua pertama Dong Jun menyela. "Adik kelima, yang tidak ada jangan diungkit lagi, itu akan menyakiti hati adik ipar."
Liu Xiyue nampak tersenyum pahit mendengar ucapan mereka. Walaupun perkataan Dong Jun seperti sedang mengasihani, tapi nada bicaranya itu terdengar sedang mengejek. Sebab itu wanita tersebut memilih pergi untuk berdoa.
Di depan sebuah altar dihiasi persembahan, Liu Xiyue menyalakan dupa lalu berdoa untuk mendiang putranya. Hatinya begitu sakit ketika mengingat bagaimana Fangxuan mati.
Guru Jin mengatakan padanya jika Fangxuan mati karena terjatuh ke lembah Jianmeng ketika berlatih. Pria tua itu juga mengatakan pada semua orang bahwa Fangxuan sebelumnya mencuri buku jurus rahasia sekte tombak api dan mempelajarinya diam-diam.
Sehingga semua orang kini justru mengutuknya, bukan mengasihaninya.
Liu Xiyue menggenggam sebuah giok berlambang kepala naga yang dijadikan kalung olehnya. Rencananya kalung itu akan diberikan pada putranya sebagai hadiah ulang tahun ke enam belas.
"Ya Dewa, kembalikan putraku dalam wujud apapun. Aku ingin ia membalas semua penghinaan juga penyiksaan keluarga Dong pada kami sedari dulu." Liu Xiyue menunduk dengan mata berlinang, lalu wajahnya tiba-tiba mendongak sembari berteriak. "Xuan'er, kembalilah!"
•
•
•
"Fangxuan ... Fangxuan!"
Mata Fangxuan terbuka lebar dengan tangan terulur. "IBUUUUUUU!" Pemuda itu berteriak histeris.
Kedua Chan terkejut melihat Fangxuan berteriak menyerukan ibunya. "Kau sudah sadar?!"
Kepala Fangxuan merotasi, menggiring netra elang itu untuk melirik kedua temannya. "Aku kenapa?"
Chan Lee bertanya. "Kau tidak ingat? Kau tiba-tiba pingsan ketika melawan monster martial tadi."
"Monster martial?"
Meninggalkan hutan penyerap jiwa, mereka dihadapkan dengan terowongan yang gelap gulita. Terowongan yang panjangnya tidak diketahui itu menembus ke bawah Gunung Lun, Gunung terbesar di ruang dimensi.
Entah apa yang ada di dalamnya, karena keadaan di dalam sana pun tak terlihat sama sekali saking gelapnya.
Menurut kabar yang beredar, tak ada yang keluar hidup-hidup dari terowongan tersebut. Apa mungkin di dalam sana ada banyak monster martial tingkat tinggi? Atau mungkin siluman terkuat? Mungkin juga, Iblis?
*Entahlah*!
Karena tak pernah ada orang yang selamat dari tempat itu, maka makhluk di dalamnya pun masih menjadi sebuah misteri besar.
Lalu, kenapa pihak kekaisaran berani memberikan tantangan dengan menggunakan tempat berbahaya seperti itu?
*Tidak*!
Sebenarnya bukan pihak kekaisaran yang menyiapkan kompetisi ini. Lebih tepatnya ini adalah rencana dari para tetua tengkorak iblis untuk mendapatkan kesatria terkuat di seluruh daratan benua Chángjǐnglù, juga menekan perguruan lain agar tunduk terhadap sekte Tengkorak iblis.
Mengapa mereka berani mengadakan kompetisi tanpa sepengetahuan kekaisaran?
Jawabannya, para tetua sengaja melakukan hal itu untuk mengungkap misteri yang ada dibalik Terowongan Gunung Lun, dengan menjadikan mereka sebagai bahan percobaan. Untuk masalah kekaisaran, biarkan menjadi urusan belakangan. Yang terpenting bagi mereka yaitu terungkapnya misteri di setiap tahapan yang ada di dalam ruang dimensi.
*Sangat licik*.
Memang, para tetua itu sangat licik, terutama tetua sekte tengkorak Iblis dan tetua sekte bulan merah. Para pria tua itu sangat kejam, serta gila akan kekuasaan.
Ada niat jahat di balik kompetisi yang diadakan ini. Mereka ingin menjadikan para kesatria sebagai alat untuk menguasai Istana kekaisaran, serta menekan sekte lain agar tunduk terhadap sekte tengkorak iblis dan sekte bulan merah.
**GROOOOOAAAAARRRRR**
Terdengar auman keras setelah bumi berhenti bergetar. Suara yang memekakkan telinga itu membuat para peserta bergidik sembari menutup telinganya.
Semua peserta kompetisi yang berada di dalam terowongan tampak panik dan gelisah. Pasalnya, pintu yang sebelumnya mereka lewati kini telah hilang seperti tak pernah ada sebelumnya. Bahkan, dinding-dinding terowongan berubah menjadi lebih lembab dari sebelumnya.
Mereka saling menatap satu sama lain. "Bagaimana ini? Haruskah kita melanjutkan perjalanan?!"
Tiba-tiba, dari arah berlawanan terdengar suara gemuruh seperti hewan terbang ke arah mereka.
***Ciiiiiiitt ... ciiiiiiiiiiiitttttt*** ....
Ratusan bahkan ribuan kelelawar mengepakkan sayapnya terbang dengan sangat cepat. Sepertinya mereka hendak menyerang.
"Aaaarrggghhh, apa itu?!" pekik semua orang terkejut ketika melihat segerombolan kelelawar dalam bentuk menyeramkan.
"Whoooaaaa!" Mereka berusaha menghindar dari serangan kelelawar tersebut namun tetap saja tak bisa karena ruangan yang cukup sempit.
Tak ada jalan lain selain menyerang untuk mempertahankan diri. Namun, kelelawar-kelelawar tersebut bukan binatang biasa, mereka termasuk monster martial tingkat tiga dan memiliki jurus penyerangan sangat kuat sehingga membuat kewalahan para peserta.
Fangxuan dan yang lainnya berusaha menangkis serangan-serangan monster martial tingkat tiga itu, namun nyatanya mereka tak habis-habis walaupun sebagian sudah mati.
Kelelawar termasuk hewan nokturnal yang bisa melihat dalam kegelapan, jadi ia lebih agresif di dalam terowongan yang gelap gulita seperti ini.
Para peserta yang tergigit oleh kelelawar tersebut berubah menjadi tengkorak setelah darahnya dihisap habis.
Tiba-tiba, seekor kelelawar besar datang entah dari mana dan menyerang para peserta dengan brutal. Bahkan, kelelawar besar itu menangkap para gadis.
Tentu saja Fangxuan tidak tinggal diam. Ia mengeluarkan jurus-jurusnya untuk menyerang dan menghentikan kelelawar tersebut.
**SLASH ... SLASH ... DUAAAARRR**
Ledakan terjadi ketika tangan Fangxuan memukul perut kelelawar tersebut. Kelelawar itupun menggelepar di tanah sebelum menghilang. Namun, tak lama kemudian tubuh Fangxuan ambruk dengan mata tertutup.
...**Bersambung** .......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Agus Rahmat
sebenarnya bagus ceritanya tapi dengan pemahaman yang mendalam.masing masing punya gaya bahasa nya sendiri
2025-03-11
1
Aru Lauje
kelelawar
2025-03-24
0
Rino Wengi
udahlah males bacanya... ceritanya carut marut
2025-02-11
2