Chapter 10

Bab 10~Perangkap Jiwa

Satu ... Dua ... Tiga ...

Teeeeeeeeetttt

Wush

Lubang dimensi terbuka lebar di hadapan para peserta kompetisi. Satu persatu Tim memasuki ruang dimensi tersebut dengan keyakinan tinggi. Walaupun di dalam ruang dimensi, tetapi suara para Tetua tetap bisa terdengar untuk menginstruksi pergerakan semua peserta. Tapi, pergerakan peserta tidak bisa diketahui oleh para Tetua yang berada di luar ruang dimensi.

Tim Fangxuan paling terakhir memasuki lubang dimensi karena, para peserta yang lain berebut ingin menjadi yang pertama memasukinya.

Walaupun seperti itu mereka tak berkecil hati, tapi malah semakin bersemangat. Dengan ejekan dari semua peserta, maka semangat Fangxuan dan teman-temannya terpacu untuk semakin berkobar. Mereka harus membuktikan bahwa ketiganya bisa melalui tahap demi tahap.

Setelah di dalam ruang dimensi, mereka berlomba-lomba untuk menaklukan labirin yang terbuat dari tumbuhan. Labirin itu terlihat sangat mudah dilewati, namun ternyata sangat sulit.

Setiap orang yang telah memasuki labirin, dibuat kesulitan dengan tumbuhan-tumbuhan yang sembilan puluh sembilan persen sama semua hingga mereka pun kebingungan. Tingkat kesulitannya yaitu terletak di antara pepohonan yang bisa bergerak seperti makhluk hidup.

Pohon itu juga mempunyai dahan yang bisa mengeluarkan sebuah sulur panjang yang bisa menarik para peserta untuk dimakannya. Namun, pergerakan pohon itu sendiri tak mudah terlihat karena kecepatannya seperti angin yang berhembus.

Tiba-tiba saja, pohon tersebut sudah tepat berada di hadapan mereka dan mengulurkan sulur panjang yang kemudian mengikat orang-orang untuk dijadikan makanannya.

"AAAAAARRRRRGGGGGHHHHHH!"

Terdengar jeritan satu persatu peserta di dalam labirin tersebut sehingga semua peserta diam sejenak saling pandang.

"Apa yang terjadi?!" Mereka saling pandang lalu mencari sumber suara.

Tiba-tiba salah satu teman tim menjerit ketika kakinya ditarik oleh sulur pohon hidup. Namun, ketika temannya akan membantu, mereka tak menemukan keberadaan orang tersebut. Karena, pergerakan pohon hidup yang secepat kilat saat menelan para peserta tadi.

"Ya Dewa, sebenarnya apa yang terjadi di sini? Ada apa dengan mereka?!"

Semua peserta tidak mengetahui jelas tentang apa yang terjadi pada teman mereka. Yang pasti, mereka menjerit sebelum ditemukan hilang dari posisinya. Bahkan, tak ada jejak yang tertinggal di tempat sebelumnya.

Mereka seperti hilang begitu saja ditelan bumi, tanpa ada yang tahu kemanakah perginya. Tapi, satu hal yang mereka yakini ialah Labirin yang sedang dilewati mereka ini dapat menelan korban. Maka dari itu, mereka harus lebih berhati-hati terhadap serangan mendadak yang kemungkinan terjadi.

Dari dua puluh lima tim yang terdiri dari lima orang itu, banyak peserta yang hilang tiba-tiba hingga menyisakan dua puluh tim dengan terdiri dari tiga orang saja di tiap masing-masing tim.

Jumlah kehilangan yang cukup banyak hanya di tahap pertama. Lalu, bagaimana selanjutnya?

Sisa peserta yang lolos dari Labirin itu langsung memasuki hutan penyerap jiwa. Hutan penyerap jiwa sekilas mirip dengan hutan biasa, namun yang membedakannya yaitu suasana disini lebih gelap seperti hutan larangan disebuah film-film fantasi.

Banyaknya pohon besar tumbuh dengan dahan dan ranting yang berlumut, serta minim pencahayaan. Bahkan, hampir tidak ada cahaya masuk ke dalam hutan saking lebatnya dedaunan yang tumbuh di setiap pohon.

Suasananya sangat mencekam dengan aura negatif yang kuat. Mungkin, memang pantas disebut hutan penyerap jiwa karena, banyak jiwa-jiwa yang terperangkap di tempat ini.

Di hutan ini terdapat banyak tengkorak serta tulang-belulang manusia yang mungkin jiwanya sudah terperangkap di tempat ini dan tak bisa meloloskan diri. Tubuh mereka yang telah membusuk karena jiwanya terperangkap di sini, tak bisa diselamatkan oleh siapapun, termasuk Dewa sekalipun.

Satu persatu tim memasuki hutan tersebut dengan berbekal keyakinan serta semangat yang tinggi. Tak lupa juga, mereka membawa obor untuk menerangi jalan agar bisa melangkah tanpa masalah. Tapi nyatanya, masalah itu berada tepat dihadapan mereka tanpa disadari.

Hutan penyerap jiwa memiliki batas maksimum untuk dilewati. Dengan menggunakan jam pasir yang diberikan para tetua kepada setiap tim, agar mereka bisa mengukur kecepatan dalam melangkah.

Jika mereka bisa melewati hutan penyerap jiwa sebelum pasir di jam tersebut habis, maka dapat dipastikan selamat dan melanjutkan ke tahap berikutnya. Namun sebaliknya, jika pasir habis sebelum mereka keluar, maka jiwa mereka akan terperangkap selamanya di hutan tersebut.

Di hutan ini pun, para peserta di tuntut untuk fokus dan memiliki tekad yang kuat untuk satu tujuannya. Bukan tanpa sebab. Hutan penyerap jiwa mempunyai ilusi yang sangat kuat yang bisa memikat mereka untuk tinggal di tempat terkutuk ini. Maka dari itu, mereka harus memusatkan pikiran dan selalu konsentrasi.

Ketika Fangxuan, Ling-Ling dan Lee memasuki hutan, mereka bertiga disuguhkan pemandangan yang aneh. Ada kejanggalan di sini, namun mereka tak mengerti apa yang sedang terjadi.

Banyak kerangka manusia yang sudah dipenuhi lumut dan terbelit sulur pohon, dengan kondisi yang mengerikan. Mulut mereka terbuka lebar, seperti menahan kesakitan dengan rasa keterkejutan.

Bukan hanya kerangka atau tengkorak manusia, di hutan ini pun banyak harta karun yang terpendam. Perhiasan yang dikenakan orang-orang yang sudah menjadi kerangka tersebut dapat menarik perhatian siapapun yang melihatnya, termasuk para peserta yang mempunyai hati tamak. Mata mereka berbinar ketika melihat barang berharga di depan mata.

"Hei. Apa yang kau lakukan?!" tanya Fangxuan ketika sebagian peserta berebut mengambil perhiasan dari mayat-mayat yang sudah menjadi tulang itu.

Mereka melirik sekilas kearah Fangxuan dan kawan-kawan setelah mendengar pertanyaannya. "Sayang sekali barang berharga diabaikan begitu saja," sahut mereka sambil tertawa girang.

"Hei kau, sampah! Jangan coba-coba untuk ikut mengambil barang-barang ini! Jika kau masih berani mengambilnya, akan ku patahkan tanganmu itu!" seru mereka mengancam.

Fangxuan dan kedua temannya hanya berdecak menanggapi ancaman mereka. Bukan ketiganya takut akan ancaman mereka, tapi mereka tak ada niat untuk ikut mengambil barang yang bukan haknya.

Barang-barang itu milik makhluk yang sudah menjadi penghuni hutan ini. walaupun raganya sudah mati, tapi jiwa mereka tetap berada di hutan tersebut. Bisa saja roh mereka bergentayangan untuk menarik jiwa lain untuk menjadi penghuni hutan seperti mereka.

"Ayo, Fangxuan, Lee, kita tidak usah berlama-lama di sini!" ajak Ling-ling kepada kedua pemuda itu.

"Iya, ayo! Lagipula, waktu kita tidak banyak!" cetus keduanya serempak.

Mereka bertiga bergegas pergi meninggalkan orang-orang yang sedang berburu harta karun. Berjalan ke depan tanpa menoleh ke belakang lagi. berharap segera tiba di gerbang hutan agar bisa keluar dari tempat yang mengerikan tersebut.

Belum jauh ketiganya melangkah, mereka dikejutkan dengan teriakan para peserta yang tadi berburu harta karun. Mereka menjerit histeris sembari mengulurkan tangan, meminta pertolongan.

"AAAAAARRRGGGHHHH. Tolong aku ... tolong aku!"

Semua orang serempak menoleh ke arah sumber suara dan melihat langsung kejadian mengerikan yang membuat mereka bergidik ketakutan.

"Cepat, kita harus pergi dari sini!"

...Bersambung ......

Terpopuler

Comments

Aru Lauje

Aru Lauje

hutan peyerap jiwa

2025-03-24

1

PngkritikKerasAuthor

PngkritikKerasAuthor

Masih Influsif

2025-03-14

0

Driyanto Kriswan

Driyanto Kriswan

Cerita itu bikin asyik jika ada rahasia, misteri, ajaib, gaib, kejutan dan keberuntungan, bertemu dan bersahabat dengan para pakar kedigdayaan serta para penguasa yang adil kepada bawahan dan rakyatnya!

2024-09-20

5

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142
143 Chapter 143
144 Chapter 144
145 Chapter 145
146 Chapter 146
147 Chapter 147
148 Chapter 148
149 Chapter 149
150 Chapter 150
151 Chapter 151
152 Chapter 152
153 Chapter 153
154 Chapter 154
155 Chapter 155
156 Chapter 156
157 Chapter 157
158 Chapter 158
159 Chapter 159
160 Chapter 160
161 Chapter 161
162 Chapter 162
163 Chapter 163
164 Chapter 164
165 Chapter 165
166 Chapter 166
167 Chapter 167
168 Chapter 168
169 Chapter 169
170 Chapter 170
171 Chapter 171
172 Chapter 172
173 Chapter 173
174 Chapter 174
175 Cuap-cuap Othor
Episodes

Updated 175 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142
143
Chapter 143
144
Chapter 144
145
Chapter 145
146
Chapter 146
147
Chapter 147
148
Chapter 148
149
Chapter 149
150
Chapter 150
151
Chapter 151
152
Chapter 152
153
Chapter 153
154
Chapter 154
155
Chapter 155
156
Chapter 156
157
Chapter 157
158
Chapter 158
159
Chapter 159
160
Chapter 160
161
Chapter 161
162
Chapter 162
163
Chapter 163
164
Chapter 164
165
Chapter 165
166
Chapter 166
167
Chapter 167
168
Chapter 168
169
Chapter 169
170
Chapter 170
171
Chapter 171
172
Chapter 172
173
Chapter 173
174
Chapter 174
175
Cuap-cuap Othor

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!