Chapter 13

Bab 13~Pertempuran antara Hui Ja dan Jang Bei.

Di sebuah bukit, tepatnya di bukit Shanyuan, dua orang pria tengah mengadu pedang, saling menyerang satu sama lain dengan sengit.

Kekuatan keduanya hampir seimbang sebab memiliki level kultivasi yang sama, yaitu level tiga spirit bumi.

Trang ... Trang ...

Blaar ... Blaaaarrr

Bebatuan dan pepohonan hancur berkeping terkena tebasan dari keduanya, namun mereka tak peduli walaupun bumi hancur sekalipun.

Yang terpenting bisa membunuh lawannya, itu adalah suatu keberhasilan dan kebanggaan tersendiri.

"Jang Bei, rupanya kau sangat ingin membunuhku!" Hui Ja mengacungkan pedang dengan napas tersengal. Pria tersebut terlihat begitu kewalahan menghadapi serangan Jang Bei yang bertubi-tubi.

Sementara Jang Bei terlihat baik-baik saja, bahkan tertawa mengejek lawannya. "Hahaha, rupanya kau tak sehebat yang dirumorkan, Hui Ja. Kau benar, aku sangat ingin membunuhmu dari dulu. Jika bukan karena Tetua kedua yang selalu membelamu, mungkin kau sudah lenyap sebelum kekuatanmu meningkat!"

Hui Ja hanya mengeratkan kepalan tangannya dengan gigi yang menggertak. Dirinya merasa sangat direndahkan oleh saudara seperguruannya tersebut.

"Kau? Akan ku binasakan orang sombong sepertimu! Terimalah ini! Hiyaaaaaaatt."

Pria itu berlari secepat kilat sambil mengayunkan pedangnya. Amarahnya semakin meledak ketika melihat lawannya berdiri tanpa bereaksi, seolah meremehkan dirinya. "Matilah kau, Jang Bei!" teriaknya lantang.

Melihat kemarahan Hui Ja, Jang Bei justru menyeringai girang. Ia tahu bahwa lawannya akan mudah ditumbangkan jika dalam keadaan emosi.

Pedang di tangan Jang Bei bersinar terang seiring genggaman tangannya yang semakin erat. Qi dialirkan kuat sebelum pedang itu terayun ke depan.

"Kita lihat, siapa yang akan mati lebih dulu. Hiyaaaaaaatt!"

Trang ... Trang ...

Slash

Sring

Kedua pria itu saling memunggungi dengan posisi membungkuk menggenggam pedang.

Seringai menakutkan jelas tergambar di raut wajah keduanya. Namun, tiba-tiba saja darah mengalir deras dari leher Jang Bei dan tak lama kemudian kepalanya terjatuh begitu saja, menggelinding tepat di bawah kaki Hui Ja.

Pria itu tertawa keras melihat kepala Jang Bei terpisah dari tubuhnya. "Hahaha. Kau pikir aku masih pria lemah yang bisa kau tindas? Hmph, mimpi. Aku sudah berguru kepada Tetua pertama dan diberikan jurus rahasia serta mendapat julukan Setan Merah. Hanya kau yang tidak tahu hal itu. Hahaha!"

Setelah puas tertawa, Hui Ja pun memungut kepala Jang Bei dengan kain hitam, lalu membawanya untuk diperlihatkan kepada tetua pertama Dong Jun.

Hui Ja gegas masuk ke ruang pribadi tetua Dong Jun ketika pria tua itu seorang diri. Ketika masuk ke dalam ruangan, pria itu segera membungkuk hormat di hadapan tetua Dong Jun.

"Tetua, hamba sudah melaksanan perintah Anda!" Hui Ja memperlihatkan bungkusan di tangannya.

Kain hitam dengan darah segar masih menetes dari bungkusan tersebut. Bau amis darah tercium menyeruak sampai menusuk Indra penciuman.

Mendengar hal itu membuat tetua pertama Dong Jun senang. Pria tua itu segera berbalik badan menghadap Hui Ja lalu tertawa lepas setelahnya. "Hahaha, bagus, kau memang muridku, Hui Ja. Tak sia-sia aku mengajarimu jurus tebasan angin."

Hui Ja sedikit membungkukkan kepala sebelum bertanya. "Lalu, apa yang harus aku lakukan dengan potongan kepala Jang Bei? Apa Tetua punya rencana sendiri?!"

Tetua Dong Jun menyeringai lalu mengangguk. "Gantung di alun-alun Kota, biar semua orang melihatnya!"

"Baik!"

Kembali ke kota Zhengwu, tepatnya di hutan ilusi, di mana kompetisi sedang berlangsung.

Chan Ling terpaksa melayangkan pukulan ke wajah Fangxuan agar pemuda itu tersadar. "Fangxuan, sadarlah!" bentaknya keras. "Lihat, mereka bukan Ayah dan Ibumu, melainkan roh jahat!" sambungnya lagi.

Seketika Fangxuan pun tersadar setelah mendapat pukulan keras dari Chan Ling. Pemuda itu lantas menoleh guna memastikan dan ternyata itu benar bahwa dua orang yang dilihat sebagai ayah dan ibunya itu ternyata sosok jahat penunggu hutan ilusi.

Apakah karena dirinya terlalu merindukan sang ibu hingga keinginannya menjadi sebuah khayalan? Ataukan memang kekuatan pikiran Fangxuan masih jauh di bawah standar para pendekar?

Entahlah, yang pasti saat ini dirinya merutuki tingkah bodohnya tadi. Jika bukan karena pertolongan Chan Ling, mungkin jiwa Fangxuan sudah dilahap roh jahat tersebut.

"Lihat! Dia roh jahat yang akan menarik jiwamu agar tinggal di hutan terkutuk ini. Maka dari itu, kita harus bergegas keluar dari tempat ini!" kata Chan Ling sambil menarik tangan Fangxuan dan Chan Lee bersamaan.

Kedua pemuda tersebut mengangguk lalu bergegas melangkah.

Namun, tiba-tiba saja terdengar suara yang nyaring entah berasal dari mana.

WUUUUUIIIING ... WUUUUIIING

Sebuah portal terbuka perlahan dan itu adalah pintu gerbang hutan ilusi. Semua peserta yang melihatnya lantas bergegas melesat agar bisa keluar dari tempat itu secepat mungkin.

"Ayo, Fangxuan, Lee, waktu kita hampir habis!" teriak Chan Ling sembari terus menarik kedua tangan pemuda tersebut.

Gadis itu melihat bahwa portal akan kembali tertutup tak lama lagi. Mereka harus bergegas sebab portal tersebut berada cukup jauh dari posisi mereka saat ini.

Fangxuan dan Chan Lee segera berlari diikuti yang lainnya di belakang. Mereka pun mengalami hal yang serupa seperti yang Famgxuan alami tadi, diganggu roh jahat agar tinggal lebih lama di tempat tersebut dan tak kembali ke dunia asal untuk menemani para makhluk terkutuk di sana.

"Ayo, Lee, Fangxuan, lebih cepat!" teriak Chan Ling. Gadis itu sudah berada di luar gerbang karena melesat dengan kekuatannya.

Jam pasir hampir habis sedikit lagi. Jika mereka tak keluar setelah pasir di jam tersebut habis, maka dapat dipastikan mereka akan terjebak selamanya.

Chan Ling sudah berada di luar gerbang dengan napas terengah-engah. Namun, Fangxuan dan kakaknya, Chan Lee belum sampai karena sempat menolong peserta lain yang tadi terjatuh.

"Bodoh," umpat gadis itu kesal karena dua pemuda tersebut malah membantu yang lain dengan mengabaikan keselamatan diri sendiri.

Padahal, mereka saja tidak mau saling membantu dan malah menjerumuskan orang demi keselamatan sendiri.

Chan Ling berteriak kepada Fangxuan dan Chan Lee untuk mempercepat larinya karena waktu hampir habis. Tapi, kedua pemuda tersebut tidak bisa berlari cepat sebab memapah seseorang yang ditolongnya.

Ting ... Ting ... Ting

Lonceng berdenting tiga kali pertanda waktu sudah habis. Portal hutan ilusi akan tertutup dan tak bisa dibuka lagi sampai bulan purnama tiba. Jadi, jika ada yang terjebak di sana maka mereka harus berpasrah diri dan bertahan hidup untuk tinggal di tempat tersebut sampai portal kembali terbuka di bulan purnama.

Wuuuuuuuuuussshhhhh

Angin berhembus kencang seiring tertutupnya gerbang hutan ilusi.

Wajah Chan Ling terlihat panik. Gadis itu terus berteriak agar kedua pemuda yang bersamanya mempercepat langkah sebelum gerbang tertutup rapat.

Perlahan, cahaya dari portal tersebut memudar dan semakin mengecil. Itu tandanya gerbang mulai tertutup lagi. Tapi Fangxuan, Chan Lee dan beberapa orang lainnya masih berada di dalam hutan ilusi.

Mereka berusaha melesat secepat kilat, namun portal gerbang ilusi hampir tertutup sempurna.

Satu ... dua ... tiga

Swoooosssshhhh

"Tidaaaaaaakkk!"

...Bersambung ......

Terpopuler

Comments

PngkritikKerasAuthor

PngkritikKerasAuthor

Hati FangXuan blum bersih, mnjadi pendekar sejati harus mmliki hati yg bersih, dendam dan kbencian adalah pnyakit hati, tempat dmna iblis berteduh. slma dia masih mrsakan dendam dan kbencian, maka pikiran dan kekuatan sejati nya blm stabil.

2025-03-14

1

Atang Priatna

Atang Priatna

hahah cerita novel ini banyak loncat2 dan bodohnya si mcnya kok kalah oleh cikmbar gimana thor

2025-02-25

1

Dafi

Dafi

pusing dg alur ceruta nya,,entah siapa itu jing bai dan hui ja tsb

2025-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
136 Chapter 136
137 Chapter 137
138 Chapter 138
139 Chapter 139
140 Chapter 140
141 Chapter 141
142 Chapter 142
143 Chapter 143
144 Chapter 144
145 Chapter 145
146 Chapter 146
147 Chapter 147
148 Chapter 148
149 Chapter 149
150 Chapter 150
151 Chapter 151
152 Chapter 152
153 Chapter 153
154 Chapter 154
155 Chapter 155
156 Chapter 156
157 Chapter 157
158 Chapter 158
159 Chapter 159
160 Chapter 160
161 Chapter 161
162 Chapter 162
163 Chapter 163
164 Chapter 164
165 Chapter 165
166 Chapter 166
167 Chapter 167
168 Chapter 168
169 Chapter 169
170 Chapter 170
171 Chapter 171
172 Chapter 172
173 Chapter 173
174 Chapter 174
175 Cuap-cuap Othor
Episodes

Updated 175 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135
136
Chapter 136
137
Chapter 137
138
Chapter 138
139
Chapter 139
140
Chapter 140
141
Chapter 141
142
Chapter 142
143
Chapter 143
144
Chapter 144
145
Chapter 145
146
Chapter 146
147
Chapter 147
148
Chapter 148
149
Chapter 149
150
Chapter 150
151
Chapter 151
152
Chapter 152
153
Chapter 153
154
Chapter 154
155
Chapter 155
156
Chapter 156
157
Chapter 157
158
Chapter 158
159
Chapter 159
160
Chapter 160
161
Chapter 161
162
Chapter 162
163
Chapter 163
164
Chapter 164
165
Chapter 165
166
Chapter 166
167
Chapter 167
168
Chapter 168
169
Chapter 169
170
Chapter 170
171
Chapter 171
172
Chapter 172
173
Chapter 173
174
Chapter 174
175
Cuap-cuap Othor

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!