Sementara Bu'de Yanti kembali melanjutkan pekerjaannya, aku akan mengecek keadaan Nicky didalam kamarnya.
"Nicky." Panggil ku pelan sambil mengetuk pintu kamarnya.
Tak ada jawaban, aku mendorong pintunya pelan yang ternyata tak dikunci.
"Nicky? Are you okay?" Panggil ku lagi saat melihat sosoknya yang masih berbaring ditempat tidurnya.
Lagi-lagi Ia tak bergeming. Aku semakin khawatir. Apa dia sedang sakit?
Aku mendekat ke arahnya untuk melihat wajahnya. Ah, bukan main. Sungguh luar biasa ciptaan tuhan yang indah ini. Lihatlah lakukan wajah yang sempurna itu, hidungnya yang runcing, mata sipit yang tajam, rahangnya yang tegas, juga kulitnya yang bersih. Tapi aku paling menyukai bentuk bibirnya yang juga berwarna merah bahkan tanpa perona bibir. Untuk beberapa saat aku memandangi wajah Nicky.
Aku mengarahkan tangan ku pada wajahnya untuk memeriksa suhu tubuhnya.
Namun dengan cepat tangannya menangkap tangan ku, menatap ku dengan sorot mata yang dingin dan tajam.
Sesaat kemudian dia menarik tangan ku hingga tubuh ku terjatuh ke atas tubuhnya.
"Gue bertanya-tanya, siapa yang berani masuk ke kamar gue dan mengganggu tidur gue. Ternyata cuma mimpi." Gumamnya pelan sambil menahan tubuh ku yang berada diatasnya.
"Hey! Lepas! Ini gue!" Kata ku pelan sambil memberontak.
Ia pun terkejut dan langsung melepaskan ku.
Kami sama-sama bangkit dan menjauh.
"Huh! Gila ya!" Ucap ku kesal sambil merapikan kembali pakaian dan rambut ku.
"Lo ngapain dikamar gue?" Katanya terkejut.
"Jam berapa ini? Katanya mau ke perpus." Kata ku dengan wajah kesal.
Anak itu melirik jam weker yang ada diatas meja sebelah tempat tidurnya dan langsung bangkit.
"Astaga. Maaf gue telat."
Aku menghela nafas ku mendengarnya.
"Tunggu diluar. Gue mandi dulu." Anak itu segera mendorong tubuh ku keluar dari kamarnya dan menutup kembali pintu kamarnya serta menguncinya rapat-rapat.
"Bocah!" Gerutu ku.
Aku menunggu anak itu di sofa ruang tamu sambil memandangi akuarium besar dengan berbagai jenis ikan didalamnya.
Beberapa saat kemudian Nicky kembali keluar dengan pakaian yang rapi dan rambutnya yang masih basah. Seperti biasa, dia wangi.
Hanya mencium aromanya saja sudah menularkan positif vibes yang luar biasa bagi diriku. Membuat ku sedikit tersenyum.
"Kenapa senyum-senyum?" Katanya yang memperhatikan gerak gerik ku.
Sialan, aku ketahuan. Batin ku.
"Gue senang lihat ikan ikan ini, hehe." Kata ku canggung.
"Dek Nicky, nggak sarapan dulu? Bu'de udah siapin sarapannya di meja makan." Kata Bu'de Yanti sambil berlari kecil menahan kami yang hendak pergi.
"Udah kesiangan Bu'de, maaf ya. Aku sarapan diluar nanti." Kata Nicky.
"Hey! Sarapan dulu aja, gue tungguin. Kasihan Bu'de udah masak pagi-pagi buat Dek Nicky." Kata ku sambil meledek Nicky.
Akhirnya Nicky memutar tubuhnya dan berjalan ke meja makan untuk sarapan.
Aku duduk dihadapannya sambil memperhatikan laki-laki itu memakan nasi goreng buatan Bu'de Yanti.
"Ayo makan juga. Biasanya lo suka makan." Katanya sambil memberikan piring kosong padaku.
"Nggak. Gue udah sarapan. Lagipula kalau pagi-pagi makan nasi gue akan ngantuk." Kata ku mengambil piring itu namun kembali ku taruh diposisi semula.
"Terus kalau pagi sarapan apa?"
"Kadang roti, kadang nasi uduk."
"Katanya nggak makan nasi?"
"Kan kadang-kadang."
Anak itu berhenti berdebat dan melanjutkan makannya.
Aku menatapnya sambil menyilangkan kedua tangan ku didada.
"Jangan menatap gue terus, nanti suka." Katanya penuh percaya diri.
"Cih!" Kata ku sambil tertawa.
Aku yakin bahkan sekarang kami sudah saling suka, meskipun aku yang telah memperingatinya untuk jangan menyukai ku.
"Janjinya jam 7 mau ke perpustakaan nasional, tapi jam setengah 8 masih tidur. Biasanya Dek Nicky nggak pernah terlambat?" Kata ku lagi masih sambil meledeknya.
"Maaf. Gue nggak bisa tidur semalam jadi telat bangun." Katanya.
"Tumben nggak bisa tidur. Biasanya lo kan paling disiplin masalah waktu tidur dan bangun." Kata ku.
Nicky tak berniat untuk melanjutkan ceritanya pada ku, aku juga tak ingin menanyainya lebih jauh karena takut mengganggu privasinya juga sifatnya yang introvert.
Nicky adalah orang yang santai, aku tak pernah sekalipun melihatnya terburu-buru karena dia selalu disiplin masalah waktu. Namun hari ini aku melihatnya makan dengan cepat seolah dia akan terlambat dan dihukum jika tak menghabiskannya sesegera mungkin.
Nicky selesai makan, kami pun bergegas pergi ke perpustakaan.
Di perpustakaan kami membaca beberapa buku dan memecahkan beberapa soal bersama-sama. Belajar bersama Nicky jauh lebih mudah dimengerti bagiku ketimbang belajar saat dikelas maupun dikelas kursus.
Nicky adalah peraih juara kelas dan juara umum bertahan setiap tahunnya disekolah kami. Kadang aku berpikir, apa yang dia tak bisa lakukan? Dia unggul dalam segala hal.
Bukankah dia sangat serakah? Dia memiliki wajah yang tampan dan tubuh yang tinggi ideal, dia banyak uang, pintar, ditambah dia lihai bermain basket dan juga menguasai bela diri taekwondo. Tak bisakah sedikit saja keunggulannya itu diberikan padaku?
"Lo serakah ya?" Kata ku disela-sela waktu belajar kami.
"Hmm?" Anak itu menatap ku.
"Lo unggul dalam segala hal dan memiliki segalanya."
Anak itu menghela nafas dan meletakkan pena yang sebelumnya ia gunakan untuk menulis.
"Mau istirahat dulu diluar?" Tanya nya.
Aku mengangguk dan kami pun memutuskan untuk mencari udara segar setelah beberapa jam membaca buku dan membahas beberapa soal.
Sementara Nicky pergi ke minimarket untuk membeli beberapa cemilan dan minuman, aku menunggunya di kursi taman perpustakaan tepat dibawah pohon yang rindang.
Aku mendengarkan sebuah lagi dengan headset ditelinga ku. Saat ini aku sangat ingin mendengarkan lagu Shout Out dari Enhypen, Boygrup favorit ku yang debut pada tahun 2020, namun saat ini baru akhir tahun 2012.
Di masa yang lain, pada tahun 2012 aku menyukai Super Junior yang sudah debut sejak tahun 2005 silam. Namun di tahun 2020an aku sudah bosan karena mereka sudah jarang mengeluarkan album, sekalinya merilis lagu, sudah tak sesuai dengan selera musik ku lagi. Meskipun begitu aku hafal semua lagunya termasuk lagu yang belum rilis saat ini.
Ah iya, sebelum menyukai Enhypen, aku juga menyukai 2PM. Kalau begitu aku akan memutar lagunya.
Aku mencari lagu 2PM melalui platform YouCube. Banyak lagu favorit ku yang belum rilis juga ya.
Aku memutar lagu Without U - 2PM sambil memejamkan mata ku sejenak.
Tiba-tiba seseorang menarik pelan sebelah headset dari telinga ku, membuat ku terkejut.
"Lagi dengar apa?" Kata Nicky yang tiba-tiba muncul dan merebut headset ku untuk dipasang ditelinganya.
"Ah, lagu apa ini? Bahasanya aneh."
"Aneh apanya? Dasar norak! Ini lagu korea." Kata ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments