Episode 3

Aku membuka mata ku pelan dan merasakan nyeri yang amat sangat pada leher ku. Selang oksigen menempel pada hidung ku. Aku pasti berada dirumah sakit.

"Sayang." Suara Mas Davi memanggil ku.

"Mas." Jawab ku pelan.

"Sakit banget ya sayang?" Mas Davi menatap ku sayu.

Aku hanya mengangguk. Ku lepas selang oksigen yang menempel pada hidung ku dan aku bangkit perlahan-lahan, dibantu oleh Mas Davi.

"Bagaimana Giska, Mas?" Tanya ku.

"Sudah diamankan oleh polisi, lain kali jangan gegabah. Seharusnya serahkan semuanya pada polisi jika sudah mulai curiga. Aku nggak akan memaafkan mu kalau sampai terjadi sesuatu lagi padamu!" Mas Davi mengomel.

"Maaf. Aku cuma ingin memastikannya, takut Giska akan diam saat ditanyai polisi." Jawab ku tersenyum sambil mengusap pipi Mas Davi.

Aku dapat melihat betapa khawatirnya dia dengan ku.

"Mas, boleh aku meminta tolong?" Tanya ku.

"Apa?"

"Kawal kasus ini sampai akhir." Pinta ku pada suamiku sebagai seorang pengacara.

"Tentu saja. Dia nyaris membunuh istri ku! Nggak akan ku biarkan dia bebas begitu saja." Mas Davi mengerutkan alisnya.

"Aku berterima kasih padamu karena kau punya inisiatif untuk merekam semua percakapan kalian. Itu akan memudahkan segalanya." Sambungnya lagi.

"Tapi bukankah Giska termasuk menderita gangguan kejiwaan? Apakah dia akan tetap dihukum?"

"Itu akan diselidiki lagi. Jangan khawatir, aku akan minta teman jaksa ku untuk mengawal kasus ini hingga akhir."

Aku percaya pada suami ku. Selama ini dia selalu menjadi yang terbaik.

***

Setelah rekaman yang ku ambil saat Giska mencekik ku tempo hari diserahkan pada pihak kepolisian, mereka mulai menyelidiki kasus kematian Nicky lebih dalam. Pihak keluarga juga setuju untuk membongkar makam Nicky dan melakukan autopsi untuk mencari tau penyebab kematian Nicky.

Namun hasilnya diluar dugaan. Tak ditemukan tanda kekerasan pada tubuh terutama leher Nicky yang diduga telah dicekik oleh istrinya. Terkait obat-obatan yang tercecer dikamarnya kala itu juga tak terdeteksi pada tubuh Nicky. Ditambah Giska yang tetap bungkam saat diinterogasi polisi membuat kasusnya harus ditutup atas kematian murni.

Oleh karena itu, Giska dijatuhi hukuman 12 bulan penjara atas percobaan pembunuhan dan ketergantungan obat dikurangi masa remisi 3 bulan karena gangguan kejiwaan yang dialaminya. Kesimpulannya Giska akan di rehabilitasi sebagai tahanan selama 9 bulan atau lebih.

Aku dan Mas Davi sudah putus asa, Jaksa yang kami percaya pun tak dapat berbuat banyak karena kondisi Giska yang memprihatinkan. Tak ada yang dapat kami lakukan selain menerima keputusan hukum.

Setelah vonis Giska diputuskan, aku mengalami gangguan tidur yang aneh. Setiap malam aku bermimpi Nicky menghampiri ku dan meminta tolong. Tak hanya itu, Giska pun muncul dalam mimpi ku dan mencekik ku seperti kejadian dihari kematian Nicky tempo hari. Alhasil aku terbangun ditengah malam sambil terengah-engah dengan keringat membanjiri sekujur tubuhku.

Aku memutuskan untuk pergi ke psikiater, ternyata dokter mengatakan bahwa aku terkena gangguan kecemasan akibat trauma yang ku rasakan saat kejadian itu. Setiap hari aku merasa cemas, saat aku sedang memasak lalu anak-anak ku tiba-tiba menghampiri ku, aku terkejut dan ketakutan. Setelah menyadari bahwa yang menghampiri ku adalah anak-anak ku, aku merasa tenang.

Namun karena hal itu, anak sulung ku menyadari bahwa ibunya sedang tidak baik-baik saja. Dia selalu menunduk sedih saat melihatku terkejut dan ketakutan karena kehadirannya.

"Ibu." Panggil gadis itu pelan.

"Apa aku seperti monster?" Tanya gadis itu menunduk.

"Kenapa bicara begitu? Siapa yang bilang anak ibu seperti monster?" Tanya ku iba sambil berjongkok mensejajarkan wajah ku dengan wajahnya.

"Habis Ibu selalu kaget dan ketakutan saat aku datang. Aku selalu menatap cermin, apa wajahku menyeramkan seperti monster sampai Ibu kaget saat melihatku. Tapi Aku hanya melihat wajah ku yang cantik." Katanya lagi masih menunduk.

Aku memeluknya dan mengusap kepalanya.

"Anak Ibu memang cantik dan nggak seperti moster kok. Maaf ya, Nak. Ibu cuma kaget aja, kalau begitu apa Ziva bisa sebelum mendekat Ziva panggil Ibu dulu supaya Ibu nggak kaget?" Kata ku selembut mungkin pada anak sulung ku.

Anak itu mengangguk mengerti. Lalu dia berlari menghampiri adiknya yang sedang asik bermain mobil-mobilan dan memberikan instruksi juga kepada adiknya apa yang telah ibunya katakan kepadanya. Aku tersenyum dan merasa bahagia karena anak ku sangat pintar dan mengerti Ibunya.

Jika aku dilahirkan kembali, aku ingin tetap menjadi Ibu mereka.

Setelah makan siang dan bermain sebentar, aku mengajak kedua anak ku untuk tidur siang. Seperti biasa aku mengajak mereka berdoa sebelum tidur dan menemani mereka sampai benar-benar tertidur lelap. Tanpa sadar aku malah ikut terlelap.

***

Aku berlari dengan sekuat tenaga ku menyusuri hutan yang rimbun. Ku lihat Giska dengan gencar mengejar ku dibelakang. Tiba-tiba aku tersandung sebuah ranting dan terjatuh. Giska semakin mendekat kearah ku yang berusaha bangkit, namun Dia sudah berada dihadapanku. Aku tak bisa lari lagi.

"Ayo mati bersama-sama." Katanya dengan mengulurkan tangannya hendak menggapai leher ku.

"Giska jangan!" Kata ku sambil merangkak mundur menghindari Giska.

"Giska gue mohon jangan lakuin ini." Aku memohon sambil menangis pada Giska yang terus mendekat.

Giska mengabaikan kalimat ku dan terus berjalan ke arah ku.

Akhirnya aku bangkit dengan sekuat tenaga ku dan berbalik melarikan diri. Namun aku menabrak seseorang.

"Nicky!" Ucap ku tak percaya.

"Ri, tolong. Cuma lo yang bisa menolong gue." Kata pria berbaju serba putih dihadapanku itu.

"Bagaimana? Bagaimana caranya? Gue bahkan bisa ikut gila kalau begini terus!" Teriak ku sambil menangis dihadapan sosok yang benar-benar menyerupai Nicky itu.

Tiba-tiba Giska menangkap ku, membalikan tubuh ku dan langsung mencekik ku. Aku tak bisa bergerak dan hanya bisa menahan tangannya yang semakin kuat mencengkram leher ku.

Tidak, ini pasti mimpi lagi kan. Tapi rasanya benar-benar nyata. Leherku sangat sakit dan nafas ku hampir habis.

Aku melihat kearah Nicky yang sedang menangis dan perlahan-lahan menghilang.

'Tidak, jangan pergi. Nicky seharusnya lo yang menolong gue sekarang. Nicky tolong gue!' Aku berusaha teriak namun mulut ku kelu dan tak bisa bicara sepatah kata pun.

Aku harus segera bangun dari mimpi buruk ini. Namun bagaimana caranya?

Siapapun tolong aku.

Air mata ku mengalir, nafas ku semakin sesak.

Cengkraman tangan Giska semakin kuat sampai aku tak bisa merasakan sakitnya lagi, nafas ku benar-benar habis dan penglihatan ku semakin lama semakin gelap.

Sepertinya kali ini aku benar-benar akan mati.

***

Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!