Sudah lebih dari 2 jam aku berada disini sambil menghadap laptop ku, tak terasa akupun telah menghabiskan 2 gelas frappe, 2 croissant dan sepotong sandwich.
Aku meregangkan tubuhku ke kanan dan kekiri sambil melirik lagi ke arah Nicky. Namun sudah tak ada orang disana.
Aku membalikkan tubuh ku untuk memastikan bahwa memang benar-benar tak ada orang disana.
Jadi sudah selesai ya acaranya? Tapi kemana Nicky? Aku bisa melihat motornya masih terparkir dihalaman depan Cafe. Dia pasti akan kembali lagi.
Beberapa menit kemudian anak itu datang dengan paperbag kecil ditangannya dan memberikannya padaku.
Aku melepas headset ku dan menatapnya bingung.
Aku meraih paperbag itu dan melihat isinya. Aku terkejut karena terdapat beberapa lipstik yang sempat ku pesan pada anak-anak yang tadi ku temui didalamnya.
Aku mengeluarkan seluruh isi paperbag itu dan lipstik dengan packaging yang cantik terlihat berkelip tersusun diatas meja lengkap dengan 12 shade nya.
"Lo beli semua ini?" Sekali lagi aku menatap Nicky tak percaya.
Anak itu mengangguk.
"Ini banyak banget. Apa nggak bisa di refund sebagian?"
"Ya enggak lah. Gue bingung lo suka yang mana, jadi gue ambil aja semua warna nya." Katanya.
Aduh anak ini, kalau sudah begini aku harus bagaimana?
"Gue baru aja mengganti uang yang gue pinjam kemarin. Ini habis berapa? Tabungan gue nggak cukup lagi." Kata ku frustasi.
"Siapa yang menyuruh lo ganti? Gue beli itu untuk lo kok!" Katanya enteng.
"Nggak, gue akan ganti ini semua. Kasih gue waktu untuk nabung, okay?" Kata ku.
"Ah iya, ini kartu atm lo. Ada bills untuk makanan dan minuman yang anak-anak pesan tadi, sama ada bukti setor tunai hutang gue kemarin." Kata ku sambil memberikan kartu atm Nicky dan dua lembar kertas bukti transaksi.
"Oh iya, anak-anak tadi gimana?" Katanya setelah menerima dan mengantongi kartu atmnya.
"Tenang aja, udah gue urus. Mereka nggak akan menemui kita lagi." Kata ku.
Nicky mengangguk merespon ucapan ku.
"Yuk pulang." Ajaknya yang langsung bangkit dari duduknya.
Aku segera mengemas seluruh barang ku yang berserakan diatas meja dan mengekor dibelakangnya.
***
Siang itu pergantian jam pelajaran. Setelah guru kimia meninggalkan kelas ku, aku meregangkan tubuhku dan membuka jendela kelas yang tepat berada disamping meja ku untuk mengambil udara segar.
Kelas ku berada dilantai 3, sementara itu aku tak sengaja melihat pemandangan yang sangat menjijikan. Terlihat Dicky berada dibawah sana sedang memeluk seorang gadis, ah itu adik kelas yang menjadi selingkuhannya saat masih berpacaran dengan ku. Jadi selama ini dia selalu melakukannya dibelakang sekolah ya, pantas saja dia sering mengajak ku kesana. Untungnya aku tak pernah mau jika dia mengajak ku pergi ke tempat sepi.
Tak hanya memeluk, ku lihat tangan Dicky juga aktif meraba area sensitif gadis itu dan mereka akhirnya berciuman. Seketika perutku mual dan ingin muntah.
Namun tanpa ku duga, ada juga yang memperhatikannya selain diriku. Aku melihat kepala Nicky yang juga terlihat dari jendela kelas sebelah. Dia melambaikan tangan padaku sambil memegang sebuah botol minuman soda berwarna merah yang masih penuh. Nicky berada tepat diatas Dicky dan gadis itu dan mengisyaratkan padaku bahwa ia akan menuangkan isi botol itu kebawah.
"Jangan!" Kata ku tanpa suara sambil memelototinya dan melambaikan tangan ku untuk mencegahnya melakukan hal itu.
Namun Nicky malah membuka tutup botol itu dan langsung menuangkannya tepat ke kepala kedua insan yang sedang memadu cinta itu.
Sontak aku langsung bersembunyi karena tak ingin Dicky melihat ku.
"Aaahhh.." Terdengar teriakan kedua anak itu dari bawah disertai suara gemercik air
"Wooooyy anjing! Siapa yang berani nyiram nih!" Aku juga dapat mendengar gerutu Dicky yang terdengar sangat marah.
Gawat! Dicky adalah orang yang emosional, pasti dia akan melabrak Nicky.
Aku segera keluar kelas dan masuk ke kelas Nicky. Aku menarik tangannya untuk mengajaknya sembunyi karena Dicky pasti akan datang mencarinya. Masih ada waktu untuk kami lari sampai Dicky naik ke lantai 3.
Namun Nicky menahan ku. Dia tak mau ku ajak lari.
"Hey! Ayo pergi, Dicky akan mmmm....." Anak itu malah membekap mulutku.
"Ssttt." Katanya menyuruh ku diam.
"Dia nggak lihat gue. Setelah ini Bu Dian mengajar dikelas gue, dia selalu meminum soda saat baru masuk ke kelas yang ada dilantai 3. Dicky akan mengira bu Dian yang menyiramnya. Dia nggak akan berani masuk kelas setelah melihat bu Dian. Sana lo pergi dan tenang!" Katanya sambil menggiring ku kembali ke kelas.
Benar saja, saat aku hendak keluar dari kelas Nicky, Bu Dian sudah berada didepan kelasnya sambil menenteng botol soda. Aku menghela nafas lega karena Dicky juga belum sampai.
"Permisi bu." Ucap ku pada Bu Dian dan langsung lari sebelum Dicky melihat ku.
Saat aku baru duduk dikursi ku, aku melihat Dicky melewati kelas ku. Aku pura-pura tak melihatnya, namun
"Waah kenapa tuh dia?"
"Hahaha siapa tuh yang berani nyiram dia pakai soda? Mukanya sampai merah."
"Gila pasti susah itu hilangin noda di kemejanya."
"Ri! Dicky lo tuh kenapa lagi dia!"
Suasana kelas ku jadi bising karena membicarakannya.
Brakk!!!
"Woy setan! Siapa yang..." Suara lantang Dicky sampai terdengar dari kelas ku yang bersebelahan dengan kelas Nicky.
"Hey! Ngomong apa kamu? Mana setan???" Teriak Bu Dian juga yang terkenal sebagai guru killer.
Tak ada suara perlawanan dari Dicky. Seketika ruang kelas ku jadi ramai karena anak-anak lain melongok dari jendela untuk melihat apa yang terjadi.
"Wah dia cari masalah dikelasnya Bu Dian." Kata seorang anak dikelas ku.
Aku hanya diam dikursi ku.
*
Sepulang sekolah, Nicky menghampiri ku ke kelas. Dan saat semua murid lain sudah pulang hanya tersisa kami berdua.
Lalu Nicky bercerita bahwa tadi Bu Dian sempat menuangkan air soda ke luar jendela belakang sekolah untuk membuang semut yang mengapung di air sodanya itu. Tak lama Dicky datang sambil berteriak dengan rambut lepek dan juga seragam yang terkena noda tumpahan soda sampai wajahnya juga ada bercak merah bekas air soda yang berwarnamerah itu.
Melihat Bu Dian yang sedang memegang botol soda itu Dicky terkejut, namun Bu Dian keburu murka karena Dicky dinilai tak sopan karena memasuki kelas dengan berteriak kasar sementara disana ada guru yang sedang mengajar.
Akhirnya Dicky dihukum karena mengganggu kegiatan belajar kelas lain. Ia diberi hukuman untuk membersihkan setiap toilet di tiga lantai.
"Hahaha gila. Bisa kebetulan gitu ya." Aku tertawa geli mendengarkan cerita Nicky.
"Menurut gue hukuman itu kurang setimpal sih. Anak itu udah berbuat mesum dilingkungan sekolah, seharusnya dihukum lebih berat lagi." Kata Nicky.
"Iya betul. Adek kelas itu kena siram juga nggak sih?"
"Harusnya sih kena."
"Lain kali harus kita rekam nggak sih terus sebarin di forum sekolah biar keduanya malu."
"Benar."
"Ayo pulang." Kata ku sambil bangkit dari duduk ku.
Kami pun berjalan menuju parkiran sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments