Episode 16

Saat keluar gerbang sekolah, aku telah disambut anak-anak yang ku temui saat menonton pertandingan kemarin.

"Kaaak!" Panggil mereka penuh semangat.

"Loh kalian kok udah sampai sini? Katanya kalian pulang sore?" Kata ku.

"Kami bolos demi bertemu Kak Nicky!" Jawab mereka.

Astaga, aku jadi tak tega mengatakannya.

"Guys. Maaf ya, tapi aku nggak bisa membawa Nicky pada kalian." Kata ku menyesal.

Ku lihat mereka langsung lesu dan cemberut.

"Udah gue bilang, jangan terlalu berharap. Kak Nicky itu orang yang susah diajak interaksi." Kata seorang anak penuh penyesalan.

"Hey!" Ucap seorang yang sangat ku kenal suaranya.

Kami sama-sama menoleh ke sumber suara dengan tercengang.

"Kalian nungguin gue?" Kata orang itu lagi sambil cengengesan.

"Kak Nicky!" Panggil anak-anak itu sambil menghampiri Nicky dengan heboh.

"Aku bawa ini untuk kakak."

"Aku juga bawa ini, Kak."

"Aku juga bawa kukis, aku bikin sendiri loh kak. Dimakan ya kak!"

Ku lihat mereka memberikan beberapa bingkisan untuk Nicky.

Rasanya seperti melihat seorang idol yang dikelilingi oleh para penggemarnya yang tulus mencintainya.

Bukan seperti Nicky yang ku kenal, saat ini anak itupun tersenyum dengan tulus sambil menerima apa yang anak-anak itu berikan.

"Guys, gue nggak bisa lama-lama karena ada acara selebrasi. Jadi gue akan langsung pergi. Sebagai ucapan terima kasih, gimana kalau gue traktir kalian di cafe itu?" Nicky menunjuk sebuah coffeeshop dekat sekolah kami.

"Mau mau kak."

"Okay, let's go!"

Nicky pun menggiring kami ke coffeeshop.

Setibanya di coffeeshop, Nicky mempersilahkan kami duduk. Namun Ia malah berdiri tepat dibelakang ku.

"Oh iya, gue dengar Sahabat baik gue ini minta imbalan ya ke kalian?" Ucap Nicky tiba-tiba sambil memegang bahu ku yang sedang duduk.

Mereka semua seperti ketakutan.

"Nggak apa-apa, bisa kalian tunjukkan ke gue apa yang kalian bawa untuknya?" Kata Nicky sambil tersenyum yang menurut ku sangat mengerikan.

Mereka pun mengeluarkan pesanan yang ku minta dari tas mereka dan menunjukkannya pada Nicky dengan ragu.

Setelah melihat produk yang mereka bawa, Nicky memberi ku kode dengan meremas bahu ku pelan. Aku menoleh kearahnya, dia mengisyaratkan padaku untuk mengambil keputusan. Apa yang akan ku lakukan dengan apa yang mereka bawa?

"Emm.. Guys, kalian tau nggak. Beberapa minggu lagi produk itu akan populer banget loh. Harganya juga akan naik 3x lipat dari harga yang kalian bayar sekarang." Kata ku tiba-tiba.

"Oh ya? Masa sih kak?" Kata mereka tak percaya.

Nicky pun menatap ku tak percaya, namun ia segera mengangguk dan menganggap aku hanya asal bicara sambil menantikan kalimat ku selanjutnya.

"Nah, aku merekomendasikan lipstik ini buat kalian pakai karena bahan-bahannya yang alami dan ramah untuk kulit remaja. Lihat deh, warnanya juga cantik-cantik kan? Kalian boleh simpan lagi sebagai hadiah untuk diri kalian sendiri." Kata ku lagi.

Nicky mengangguk lagi sambil menepuk-nepuk pundak ku.

Sialan, anak ini membuat jantung ku hampir copot karena deg-degan setengah mati.

"Kalian pesan apapun yang kalian mau, ya! Gue harus pergi sekarang." Kata Nicky sambil memberikan kartu atmnya padaku kemudian membisikkan nomor pin nya padaku.

"Tunggu disini sampai gue jemput, okay!" Bisiknya lagi padaku.

Aku hanya mengangguk.

"Waaah terima kasih ya kak Nicky!" Kata mereka lagi.

Nicky pun pergi meninggalkan coffeeshop.

Aku nggak ngerti deh sama anak itu. Terkadang bersikap dia sangat baik seperti orang dewasa, tapi kadang dia juga sangat menyebalkan seperti bocah. Apapun itu, aku bersyukur karena menjadi sahabatnya.

Ah iya, hari inikan aku mau mengembalikan uang yang sebelumnya ku pinjam untuk membeli kosmetik. Apa langsung ku masukan saja ke rekeningnya dan memberikan bukti transaksinya ya?

Setelah memesan, aku pamit pada anak-anak yang aku tidak tau namanya itu untuk pergi ke atm yang ada disebelah coffeeshop sebentar.

Karena aku tau pinnya, aku pun memasukkan uang ku ke mesin atm dan menyetornya ke rekening Nicky, tak lupa juga ku simpan bukti transaksinya.

Ketika kembali ke coffeeshop, anak-anak itu mulai menatap ku dengan tatapan sinis.

"Sebenarnya kakak itu siapa sih? Kenapa Kak Nicky bersikap seperti itu pada kakak?"

"Dan apa yang kakak lakukan dengan kartu atm kak Nicky?"

"Aku? Sahabatnya sejak bayi. Kenapa kalian mau tau apa yang ku lakukan?" Kata ku mulai kesal karena mereka curigai.

"Kelihatannya Kak Nicky sangat royal ya pada kakak."

"Bukankah dia juga royal pada kalian?" Kata ku lagi.

"Tapi dia sangat mempercayai kakak sampai memberikan kartu atmnya. Lalu apa yang kakak lakukan dengan kartu atm itu diluar sana?"

"Kakak nggak menguras isinya kan?" Ucapan tajam anak-anak itu benar-benar membuat kesabaran ku habis.

Aku memukul meja cukup kuat dengan selembar bukti transaksi ditelapak tangan ku.

"Lihat! Bahkan aku memasukkan uang ke rekening nya!" Kata ku kesal.

Mereka mengambil kertas itu dan memperhatikannya dengan seksama.

"Maaf ya kak, kami pikir...."

Aku menghela nafas berat, sambil mengambil kembali kertas itu

"Aku sudah berniat baik pada kalian, tapi kalian menuduh ku yang nggak-nggak. Bahkan aku sampai dimarahinya karena kalian. Ini adalah pertemuan terakhir kita. Nicky nggak mau bertemu kalian lagi." Kata ku sambil bangkit dan hendak meninggalkan mereka.

"Kakak mau kemana?"

"Kak, kami minta maaf."

"Bukannya kak Nicky menyuruh kakak untuk menunggunya disini?"

Kata mereka untuk menahan ku, namun aku tetap pergi karena mood ku sudah tak baik.

Aku memutuskan untuk pergi ke cafe dimana ada Nicky dan juga timnya. Namun aku sama sekali tak mempedulikan mereka dan hanya berlalu menuju kursi paling pojok tanpa melirik sedikitpun seperti orang yang tak saling kenal. Aku bahkan tak bisa menyembunyikan ekspresi wajah ku yang sedang dalam mood yang tidak baik.

Aku memesan segelas frappucino dan croissant lalu membayarnya dengan uang ku. Kemudian aku membuka laptop dan memasang headset ditelinga ku.

Tak ada tempat yang bisa ku tuju selain kesini untuk menunggu Nicky, jadi aku akan menonton grup kpop favorit ku dengan laptop sambil menikmati croissant dan juga minuman frappe ku saja disini.

Tiba-tiba Nicky mengetuk meja ku, ku lihat ia sudah ada dihadapanku. Aku melepas headset ku dan menatapnya.

"Kenapa kesini?" Tanya nya.

"Gue udah selesai dengan mereka. Abaikan aja gue dan fokus ke acara lo!" Ucap ku cuek lalu kembali memasang headset ku.

Lalu anak itu kembali ke tempatnya, aku pun fokus menonton.

Seperti inilah cara ku menikmati hidup, hanya dengan menonton grup favorit ku tanpa adanya gangguan cukup membuat mood ku kembali membaik. Ditambah kesegaran frappucino yang membasahi kerongkongan ku dan juga croissant yang lembut dan gurih di setiap gigitannya.

Sesekali aku juga melirik kearah Nicky, aku melihatnya mengobrol sambil tertawa bersama kawanannya.

Aku tak menyangka bahwa ia juga bisa tersenyum seperti itu pada temannya. Ku pikir Nicky adalah orang yang sangat introvert.

Tak sengaja mata ku bertatapan dengan Pak Yudha, aku pun menyapanya dengan membungkuk. Tapi kemudian kawanan Nicky menyadarinya dan menjadi ramai.

Ah sial, entah apa yang mereka bicarakan tentang ku. Pasti mereka menganggap aku terus mengikuti Nicky.

Akhirnya aku berpindah posisi menjadi memunggungi mereka.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!