Bab 19

..............

"Nyonya Duchess anda dalam bahaya?" teriak Fina panik sambil masuk ke kamar Siena.

Siena yang baru saja bangun tidur langsung memasang wajah kesal. "Bahaya apa? Damian tidak bisa membunuh ku walau aku sedang tidur," ujar Siena ngasal.

"Bukan hal itu Duchess. Namun Duchess Dania akan datang nanti siang," beritahu Fina dengan wajah panik.

"Duchess Dania? Siapa?" tanya Siena yang masih loading otak nya karena baru bangun tidur.

"Ibu dari Duke Damian," beritahu Fina yang langsung membuat Siena melebarkan bola matanya terkejut.

"Ibu Damian? Sialan aku lupa wanita tua itu masih hidup!" panik Siena langsung bangun dari tempat tidur.

"Wanita tua?" gumam Fina kebingungan baru kali ini menantu dengan terang nya menghina mertua nya sendiri.

"Hai mengapa diam saja? Bantu aku bersiap atau dia akan mengatakan mengapa menantu nya sangat jelek!" heboh Siena.

Fina dengan senang hati langsung membantu Siena membersihkan diri dan berdandan. Duchess Dania adalah Ibu Damian yang di kenal sangat tegas dan dingin, bahkan banyak orang sangat menghindari berbicara dengan nya karena yang dia bicarakan hanyalah masalah, bahkan Damian pun sangat tidak suka dengan Ibu kandung nya sendiri.

"Mengapa dia tiba-tiba ingin datang kesini? aku pikir dia tidak akan peduli sekalipun menantu nya membunuh putra nya," ketus Siena heran.

"Mungkin karena Nyonya masih bertahan dengan Tuan Damian," jawab Fina yang menduga saja tapi pasti tidak akan meleset.

"Hanya karena itu?" heran Siena yang ingat jika Dania sangat dingin dan tegas pada Damian dan diri nya bahkan pada Lucia juga, pernikahan antara Lucia dan Damian saja dia tentang karena menurut nya Lucia hanyalah wanita kaum rendah dan tidak pantas bersanding dengan Damian yang seorang Duke.

Aku harus berperan dengan baik sebagai menantu di depan wanita tua itu, jujur saja membaca bagian nya di buku membuat ku ingin menelan nya hidup hidup tapi aku harus berusaha tenang saat berbicara dengan dia. Ingat menantu yang patuh adalah kunci selamat dari mertua.

Fina terlihat merasa kasihan kepada Siena yang mungkin saja hari ini akan mengalami hari terburuk dalam hidup nya. "Jika Nyonya Diana mengatakan hal kasar tolong tetap sabar agar anda tidak terkena masalah dengan nya," ucap Fina memperingati saja.

"Ya, aku akan berusaha agar tidak terlihat semakin buruk," jawab Siena dengan malas.

..............

Seorang wanita dengan gaun hitam yang sangat mencolok itu keluar dari dalam kereta kuda bersama dengan dua pelayan nya. Terlihat disana ada Siena dan beberapa pelayan datang menyambut kedatangan nya.

"Selama datang Ibu," sapa Siena dengan hormat.

"Dimana Damian?" tanya Dania langsung sadar jika disana tidak ada Damian.

"Dia pergi ke luar untuk menyelesaikan pekerjaan nya," jawab Siena dengan jujur karena memang Damian selama beberapa hari ini sangat sibuk dan jujur Damian mungkin juga engga bertemu dengan Dania.

"Dia selalu saja menghindar dari ku, sampai kapan anak itu terus kabur?" gerutu Dania kesal.

"Tidak tahu mungkin selama nya," jawab Siena spontan langsung membuat Dania menghela nafas.

"Maaf atas Kelancangan saya," ujar Siena langsung menyadari kesalahannya.

Dania menatap ketus lalu melangkah masuk mansion bersama dengan pelayan nya, Fina menghela nafas karena baru saja Siena sudah meninggalkan jejak keburukan nya di depan mertua.

"Nyonya tolong mulut nya di tahan dulu," mohon Fina tidak ingin Siena kena marah.

"Maaf mulut ku tidak bisa menahan nya," seru Siena berbisik pada Fina.

Siena dan Fina segera menyusul masuk ke dalam mansion dengan panik. Dania yang baru saja datang menolak minum teh dulu dia harus berjalan melihat kondisi mansion, jika ada saja satu kesalahan seperti tempat kotor dia akan mengamuk.

"Siena!" panggil Dania.

"Iya Ibu."

"Apakah kamu memiliki niat untuk bercerai dengan Damian?" tanya Dania langsung terus terang.

"Untuk saat ini belum ada," jawab Siena jujur.

"Baguslah. Bertahan lah dengan Damian, dia tidak terlalu buruk untuk menjadi seorang suami yang baik," tegas Dania.

"Iya Ibu."

"Selama kamu tinggal disini sudah berapa kali kalian bertengkar?"

"Mungkin baru dua kali," jawab Siena tidak ingat berapa kali, lagi pula mengapa Dania harus menanyakan hal tidak penting seperti ini.

"Tolong lebih bersabar," ujar Dania tegas.

"Baik Ibu."

"Mari kita ke taman, saya ingin merasakan suasana disana."

Dania dan Siena pun pergi ke taman untuk bersantai di sana, jujur saja Siena sangat gugup namun dia berusaha tenang agar citra buruk nya tidak semakin kelihatan.

"Kondisi mansion ini sangat baik, para pelayan bekerja dengan baik di bawah perintah mu. Apa kamu membutuhkan pelayan lagi?" tanya Dania membuat Siena terkejut karena sudah banyak pelayan di mansion ini dan Siena tidak bisa asal Terima tanpa persetujuan Damian juga.

"Maaf Ibu, untuk hal itu aku harus meminta izin pada Damian dulu, apakah dia setuju atau tidak untuk menambah pelayan," jawab Siena sopan.

"Tidak masalah, segera katakan padanya."

"Baik Ibu."

"Jika kalian setuju saya akan memberikan dia untuk bekerja menjadi pelayan disini," ujar Dania sambil memanggil salah satu pelayan nya yang terlihat masih muda.

Pelayan berambut coklat panjang sepinggan dengan bola mata hazel yang sangat indah melangkah maju ke hadapan Siena.

"Perkenalan nama saya Lucia Berliner."

Seketika Siena terdiam mematung memandang wanita seumuran dengan nya yang kini tersenyum ramah padanya.

Lucia.

"Lucia adalah pelayan terbaik saya, dia bekerja dengan sangat baik dan tepat waktu," beritahu Dania dengan bangga.

"Maaf Ibu. Carikan kandidat pelayan yang lain," tegas Siena langsung membuang muka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!