Bab 19

"Bunga sayang, sebenar nya aunty Bulan itu ...."

"Dewa .." Eyang Wijaya menghentikan ucapan Dewa .

Semua orang mengalihkan atensinya menatap Eyang Wijaya .

"Ya yang ?" sahut Dewa

"Bisa kita bicara diluar ?, ajak Siska dan istri mu keluar . Biar cicit Eyang dijaga pengasuhnya sebentar ". Pinta Eyang

Dewa mengangguk dan segera menuruti kata Eyang Wijaya .

"Ayo Dewi .." Eyang meminta mama Dewi untuk mendorong kursi roda nya keluar . Sebenarnya Eyang Wijaya dalam kondisi sehat hanya saja dokter menyarankan setelah Eyang melakukan cek kesehatan agar lebih banyak istirahat . Jadi Mama Dewi memutuskan untuk membawa Eyang dengan kursi roda meskipun Eyang bersikeras menolaknya , karena menurutnya ia masih kuat berjalan .

Mama Dewi mengangguk dan segera mendorong kursi roda Eyang keluar , dibelakang nya diikuti oleh Dewa yang setia menggenggam tangan istri nya .

"Sayang , mama keluar dulu ya kamu sama mbak Ranti sebentar ". Bujuk Siska seraya mengusap puncak kepala putri nya

"Iya mah ". Sahut Bunga dengan tersenyum manis

"Ranti , tolong jaga Bunga sebentar ". Pinta Siska pada Ranti pengasuh Bunga , yang berdiri tak jauh dibelakang nya .

"Iya mbak ".

Setelah itu Siska bergegas keluar menyusul semua nya , tak lupa ia menutup pintu rawat Bunga agar putri kecil nya tak mendengar apa yang mereka bicarakan .

"Kita bicara ditaman belakang rumah sakit ini ". Titah Eyang Wijaya

.

Sesampainya ditaman belakang rumah sakit , Eyang duduk dikursi roda berhadapan dengan Dewa yang duduk disamping Bulan dan mama Dewi yang bersebelahan dengan Siska .

Eyang menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan sebelum memulai pembicaraan .

"Wa ". Panggil Eyang

"Ya yang ?" jawab Dewa menatap Eyang Wijaya

"Mungkin Eyang tak ingin berbasa-basi langsung saja ke inti nya. Bagaimana kelanjutan hubungan mu dengan Siska ? Bukankah kalian belum bercerai ?" ucap Eyang Wijaya

"Dewa sudah putuskan yang , Dewa akan mengakhiri hubungan Dewa dengannya ". Ujar Dewa tegas

"Mas .." tegur Bulan lirih seraya mencengkeram erat lengan suami nya dan Dewa hanya membalas nya dengan mengelus pelan tangan istri nya .

"Kamu yakin Wa ? Bagaimana dengan putri mu ?" tanya Eyang Wijaya lagi

"Bunga akan ikut tinggal dengan Dewa . Sayang apa kamu keberatan menerima putri mas dan akan tinggal bersama kita ?" Dewa bertanya dan meminta izin pada sang istri .

"Enggak mas , tapi Bunga masih kecil mas untuk mengerti situasi kedua orang tua nya ". Kata Bulan

"Yang dikatakan Bulan benar Wa , Bunga masih begitu kecil untuk paham semua nya ". Kali ini mama Dewi yang bersuara menyetujui ucapan Bulan .

"Dewa akan kasih tau pelan-pelan mah , Insya Allah lama-kelamaan Bunga akan paham dengan keadaan orang tua nya ". Ucap Dewa dengan lugas

Sedang Siska yang mendengar itu hanya bisa menahan sesak dalam dada nya . Jujur , ia masih belum bisa menerima semua fakta yang begitu menyakitkan dan jauh dilubuk hatinya ia masih menyimpan rasa cinta yang sama pada pria yang duduk disamping istri sah nya itu .

Pernikahannya dengan Dewa dulu hanyalah pernikahan siri .

.

Flashback on ...

Sepasang kekasih yang baru saja keluar dari gedung fakultas mereka setelah menyelesaikan ospek sebagai mahasiswa baru disalah satu universitas ternama dikota tersebut . Dia adalah Sadewa dan Siska .

Keduanya sudah lama menjalin hubungan sejak masih duduk dibangku SMA dan mereka saling berucap janji jika mereka ingin menikah muda setelah lulus sekolah .

Janji itu terlaksana kala kedua nya selesai merayakan hari kelulusan . Dengan disaksikan kedua orang tua Sadewa dan juga Eyang Wijaya . Mereka melaksanakan nikah siri , karena kedua nya yang masih belum cukup umur dan tentu juga karena kemauan dari Siska .

Siska sendiri seorang gadis yatim piatu , orang tua nya meninggal sejak ia masih kecil dan selama ini dia tinggal bersama nenek nya . Tapi sayang , sang nenek menghembuskan nafas terakhir saat ia menginjak usia remaja . Beruntung Siska seorang yang berprestasi disekolah nya jadi dia mendapatkan beasiswa hingga lulus sekolah SMA . Dan saat masuk universitas itu karena Sadewa yang membiayai nya .

"Sayang , setelah ini kamu ikut tinggal bersama mas dirumah papa Andra . Kamu mau kan ? Sementara aja sayang , nanti kalo uang mas sudah cukup kita beli rumah sendiri ", ujar Dewa

"Siska ngikut aja apa mau nya mas Dewa ". Sahut Siska seraya tersenyum manis.

Dewa senang mendengar istri nya yang begitu mengerti inginnya . Sebenarnya bisa saja Dewa meminta dibelikan rumah oleh Eyang Wijaya atau pun papa Andra karena ia adalah anak cucu kesayangan dan juga satu-satunya pewaris keluarga Adhiyaksa, hanya saja harga diri Dewa sebagai suami dipertaruhkan disini karena dia memberikan istrinya tempat tinggal yang bukan dari hasil keringatnya sendiri . Maka dari itu Dewa memulai membangun bisnisnya sendiri agar kelak bisa memenuhi segala keinginan istri dan anak-anaknya nanti.

Kemudian tangan Dewa terangkat mengusap puncak kepala Siska .

"Ya sudah ayo kita pulang kerumah papa Andra ". Ajak Dewa dan diangguki oleh Siska .

.

1 Bulan berlalu

Setelah pernikahan itu semua nya berjalan dengan harmonis , hingga suatu hari saat Dewa pulang ke rumah papa Andra ketika waktu sudah hampir tengah malam , karena paginya ia harus menemui beberapa klien yang akan berinvestasi ke bisnis nya dan sore harinya ia ada kuliah kelas sore hingga malam, jadi waktu kebersamaan dengan sang istri pun berkurang .

Bukan Dewa tak mencintai Siska lagi , hanya saja Dewa bekerja begitu keras karena tak mau jika keluarga kecilnya serba kekurangan .

Dewa masuk kedalam kamar dan mendapati kamarnya dalam keadaan gelap . Dewa segera menepuk tangannya dua kali dan seketika lampu kamar menyala dengan sendiri nya .

Dewa melirik kearah ranjang yang masih rapi , ia segera melepas kemeja dan menyampirkannya disofa dekat ranjang .

"Sayang ..." panggil Dewa mencari Siska .

tak ada sahutan , Dewa segera melangkahkan kakinya menuju kamar mandi , tapi sayang dalam kamar mandi pun lantai nya juga kering seperti tak ada aktivitas didalamnya sejak ia meninggalkan kamar itu tadi pagi .

Tak menemukan sang istri dimana pun membuat Dewa panik bukan main . Ia langsung keluar menuju kamar orang tua nya .

Tok ...

Tok ..

Tokk ..

"Mah .. Mamah .." teriak Dewa sembari mengetuk kencang pintu kamar orang tua nya .

Ceklekk ..

"Kamu kenapa sih Wa ? Teriak-teriak didepan kamar mama sama papa ?" tanya mama Dewi seraya menutup mulutnya karena menguap .

"Mah , Siska kemana ?" cecar Dewa dengan tidak sabaran

"Dikamar kan ?" ujar mama Dewi

"Gak ada mah , Dewa udah cari kemana pun tapi tetap aja gak Nemu istri Dewa ". Ucap Dewa panik

"Kamu jangan bercanda Wa , tadi pagi mama masih ngobrol sama Siska dimeja makan sebelum mama berangkat ke butik ". Kata mama Dewi

"Ada apa mah ?" tanya papa Andra yang menyusul istri nya berdiri didepan pintu kamar .

"Kata Dewa , Siska hilang pah". Ujar mama Dewi

"Hilang ? Kamu udah cari ke tempat lain belum Wa ?" tanya papa Andra

"Udah pah ..." sahut Dewa

"Coba tanya Eyang , beliau yang sedari tadi dirumah dan gak kemana-mana ". Perintah Papa Andra

Mendengar itu , Dewa bergegas berlari menuju kamar Eyang Wijaya .

.

.

.

Haii , jangan lupa tinggalkan jejak like dan komen ... Terimakasih 🌹♥️

Terpopuler

Comments

Erna Wati

Erna Wati

kenapa nga jujur aja dr awal klu dewa udah perna nikah kasih bulan yg masih ingin bersuka ria dgn teman 2nya harus menghadapi kenyataan seperti ini sakit dan kejam maaf terbawah emosi. lanjut

2025-01-21

0

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

kl udah 8;THN dan yg ninggalin istrinya ya gugur lah pernikahannya, apalagi siri

2025-01-15

0

Sarah Yuniani

Sarah Yuniani

8 tahun udah gede lo

2025-01-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!