Keberangkatan Lily

"Ibu sudah pulang?" Lily tersenyum saat melihat Odala memasuki rumah pukul delapan malam.

"Sudah, kamu masak apa?" Odala menghampiri meja makan di mana Lily sedang menyiapkan.

"Masakan kesukaan ibu, ibu paling suka aku buatkan udang dan ikan gratin." Bibir Lily mengembang senyum.

Odala tersenyum lebar, ia dudukkan tubuhnya di kursi yang sudah Lily persilahkan.

"Besok Lily berangkat pukul tujuh, Lily akan menjemput ibu jika Lily sudah melihat tempat tinggal di sana." Ujarnya sambil memberikan makanan didepan Odala.

"Cita-cita Lily ingin menjadi dokter, Lily ingin membantu bayak orang,"

Odala menyentuh punggung tangan putrinya, "Ibu selalu berdoa untuk kesuksesan mu nak, semoga Tuhan selalu memberkati mu."

Setelah makan malam selesai, keduanya tak langsung tidur, Odala membantu putrinya untuk menyiapkan barang pribadi.

"Lily, boleh ibu tanya sesuatu?" Tanya Odala saat setelah selesai menutup resleting tas Lily.

"Hm, memangnya Lily mengatasi untuk ibu tidak boleh bertanya?" Lily menatap ibunya dengan kening berkerut.

Odala tersenyum sambil menggeleng, "Beberapa hari ini, Tuan muda selalu bertanya kabar mu dengan ibu, apa kalian-"

"Ck, Tuan muda mungkin saat ingat dengan Lily. Jika tidak maka dia tidak akan tanya-tanya Bu. Jadi biarkan saja, diantara kami juga tidak ada apapun." Potong Lily lebih dulu.

"Seharunya dia langsung datang menemui ku, "

Ada perasaan sesak yang timbul jika mengingat Rigel, Lily berusaha melupakan apa yang telah terjadi dengan mereka malam itu. Keadaan Rigel yang terpengaruh obat membuat Lily juga tak bisa menyalahkan pria itu juga, karena Lily tahu betul bahaya apa jika mengkonsumsi obat tersebut.

Lily memejamkan mata dengan hembusan napas panjang, untuk mengurangi rasa sesak di dadanya.

"Benarkah itu?" Tanya ibunya lagi.

Lily mengangguk lagi, kali ini dengan senyum. "Biarpun saat kecil kami selalu bersama, tapi kehidupan sekarang tak lagi sama Bu, jadi biarkan kami memiliki jalan masing-masing."

Odala tersenyum dengan lembut, tangannya meraih kepala Lily dan mengusapnya.

"Nyonya besar dulu ingin sekali menjodohkan kalian, tapi ibu tidak akan mau, bukan berarti ibu tidak menyukai Tuan muda dan keluarganya. Justru ibu yang merasa tidak pantas karena status keluarga kita. Biar bagaimanapun kelurga Axellano adalah kelurga terpandang."

*

*

Keberangkatan Lily sudah tiba, Dayana dan Odala yang mengantar kepergian Lily kali ini.

"Aku pasti akan merindukanmu Lily," Dayana memeluk Lily dengan lelehan air mata kesedihan melepaskan sahabatnya.

Lily mengusap punggung sahabatnya itu, "Aku juga Dayana, untuk sementara aku titip ibu, sampai kau mengantarkannya padaku," Balas Lily.

Dayana semakin terisak, wanita itu memeluk sahabatnya erat-erat.

"Tentu saja, aku akan menjaga bibi Odala, kamu baik-baik di sana."

Lily mengangguk dan tersenyum, kedua matanya juga berkaca-kaca.

"Lily berangkat Bu," Lily memeluk kembali ibunya, mencium seluruh wajah ibunya dengan sedih.

"Jaga diri baik-baik, ibu akan selalu berdoa untuk mu," Odala mengusap wajah Lily, wanita itu juga sedih.

Lily mengangguk, dan kembali memeluk ibunya, sebelum pergi dengan keyakinan dan cita-cita.

"Pergi ku adalah tujuan ku, terima kasih atas luka yang kau berikan, ku berdoa semoga kita tidak akan pernah di pertemukan kembali,"

"Bibi ayo kita pulang." Dayana mengusap air matanya setelah pesawat yang Lily tumpangi lepas landas.

Odala mengangguk, "Dayana, katakan apapun jika Lily memberi kabar."

Dayana tersenyum, "Tentu saja bibi," Keduanya pulang dengan mobil Dayana.

Hingga saat mereka sampai dirumah, Odala cukup heran melihat mobil yang dia kenal berada didepan rumahnya.

,Bibi itu siapa?" Tanya Dayana pada seseorang yang berdiri menunggu mereka.

"Tuan muda Rigel." Jawab Odala dan langsung turun dari mobil Dayana untuk menghampiri anak majikanya.

"Tuan muda." Odala menyapa dengan kepala menunduk sedikit.

Rigel tersenyum dan mengangguk.

"Ada apa tuan malam-malam kemari?" tanya Odala dengan hati-hati dan tentu saja sopan.

Rigel berdehem kecil, rasanya ia juga tak menyangka akan sampai di rumah Lily, rumah yang dulu juga ia tempati jika sedang bermain tak ingin pulang.

"Maaf menganggu malam-malam bibi, saya hanya ingin bertemu dengan Lily."

Odala menatap Rigel dengan bingung, sedangkan Rigel sendiri tampak kikuk.

"Lily?"

Rigel mengangguk, "Em, apa Lily ada?" Tanyanya lagi.

Dayana hanya diam dengan wajah menelisik pria didepanya ini.

"Tuan, maaf Lily baru saja pergi." Jawab Odala.

Rigel mengerutkan keningnya, "Pergi? pergi kemana?"

Odala menghela napas, firasatnya tidak baik, tapi ia segera mengenyahkan perasaan itu.

"Lily mendapatkan beasiswa ke London."

Deg

Rigel menelan ludah dengan perasaan yang tiba-tiba sesak, pandanganya pun berubah kosong. Dalam sekejap kedua matanya terasa perih, Rigel memejamkan matanya mengurai rasa sesak yang ada.

Terpopuler

Comments

Ila Lee

Ila Lee

selama ni i kemna ajer tak payah nk sedih2 Lily telah pergi dari mu tuan muda regel /Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-02-21

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

gk usah sesak² segala,,dari kmaren² kmna aja,,sibuk² aja alasanmu 😏🙄

2024-09-29

1

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

lama banget kamu datang rigel. lily jadi makin ilfill

2024-09-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!