Tunggu aku

Menjadi pemimpin yang baru bergabung membuat Rigel tak banyak waktu luang. Rigel harus berangkat pagi untuk bertemu dengan klien, bahkan untuk pulang pun Rigel selalu pulang larut malam.

Satu minggu sejak kejadian waktu itu, Rigel sama sekali belum pernah bertemu dengan Lily kembali, kesibukannya sebagai CEO sekaligus pemegang perusahaan baru membuatnya benar-benar tak banyak waktu diluar pekerjaan.

Xelia yang menjadi kekasihnya pun merasa kesal dan terabaikan, wanita yang sedang bekerja menjadi model majalah itu kini berjalan di lorong untuk menemui kekasihnya.

"Maaf Tuan sedang ada tamu Nona," Ucap sekertaris Rigel.

Xelia menatap sengit wanita berseragam ketat itu, sedangkan yang di tatap merasa heran.

Cindy memperhatikan penampilannya sendiri, tidak ada yang aneh karena memang itulah pakaian yang selalu ia gunakan saat bekerja seperti sekertaris lain pada umumnya.

"Kamu mau kerja atau mau jual tubuh!"

Deg

Cindy yang dituduh tentu saja geram, ia masih berpakaian sopan, atasan blouse dan rok span yang masih menutupi area pahanya.

Mendapat hinaan tentu saja Cindy tak ingin lemah.

"Kalau saya anda bilang menjual tubuh! Lalu anda apa? menjual harga bakpao!" Geram Cindy.

Mata Xelia membulat sempurna, wajahnya memerah menahan marah.

Cindy menatap Xelia mencibir, menelisik penampilan wanita yang katanya kekasih atasanya itu, baju ketas dengan panjang diatas paha, belum lagi bagian melon nya yang ingin tumpah, riasan yang terlihat tebal. Sungguh Cindy merasa jijik melihatnya. Meskipun ia seorang wanita.

"Lancang sekali kamu bicara ya! kamu bisa saya laporkan pada Rigel, agar dipecat!"

Cindy justru tersenyum miring, tak merasa takut dengan ancaman Xelia.

Mendapat tatapan mengejek membuat Xelia semakin geram, wanita itu hendak maju untuk memberikan pelajaran pada Cindy, tapi lebih dulu melihat pintu ruangan Rigel terbuka.

Xelia mendelikkan matanya melihat dua orang yang baru saja keluar dari ruangan Rigel, wajahnya tiba-tiba berubah gugup.

"Xelia!" Panggil Rigel.

Xelia tersenyum kaku, Cindy yang melihat tersenyum miring.

"Ri-gel, kamu ada tamu?" Tanyanya dengan gugup.

"Hm, dia rekan kerja sekaligus sahabat lamaku, Fel dia Xelia." Rigel memperkenalkan Xelia pada temannya.

"Felix." Ucap pria itu sambil mengulurkan tangannya, tak lupa bibirnya mengulas senyum dengan tatapan mata tertuju pada Xelia yang mendadak memiliki rona wajah pucat.

"Xe-xelia." Balasnya singkat.

Ehem

Rigel berdehem saat melihat tangan keduanya masih berjabat cukup lama, membuat Xelia menjadi salah tingkah. Sedangkan Felix terseyum santai.

"Gue balik dulu, lain kali kita bisa ngopi bareng tanpa bahas kerjaan."

Rigel tersenyum, "Oke, ntar gue kabarin."

Felix pun pamit, membuat Xelia mendekati Rigel dengan kedua tangannya melingkar di lengan Rigel.

"Sayang, sekertaris kamu kurang ajar sama aku." Adunya dengan suara sedih dibuat-buat.

Rigel mengerutkan keningnya, matanya melirik Cindy yang berdiri dibelakang meja kerjanya.

Cindy mengangkat kedua bahunya acuh, dia kembali duduk.

"Kamu harus pecat dia! Dia sudah menghina aku tadi!" Adunya lagi.

Cindy hanya mencebikkan bibirnya kesal, sedangkan Rigel menghela napas.

"Aku masih banyak kerjaan, lebih baik kamu pulang." Rigel melepaskan tangan Xelia yang masih melingkar.

Mendapat penolakan membuat Xelia semakin kesal, wanita itu menatap Rigel marah.

"Kerjaan terus, kamu ngga ada waktu buat aku Rigel! Kamu sengaja menghindar dari ku hah!" Katanya dengan nada marah.

Rigel yang memang banyak kerjaan dan lelah hanya bisa mengusap wajahnya, pria itu menatap datar Xelia dengan tatapan tajam.

"Dan kamu yang banyak waktu luang, lebih baik kamu habiskan untuk bersenang-senang dengan para pria mu itu."

"Rigel!" Teriak Xelia menggema

Brak

Klik

Rigel menghempaskan tubuhnya di kursi kebesarannya, di tariknya paksa dasi yang mencekik lehernya. Kepalanya mendongak dengan mata terpejam, dan saat itulah bayangan malam panasnya bersama Lily kembali berputar.

"Sa-sakit.."

Rigel melihat sudut mata Lily yang basah, wajahnya pucat dengan keringat yang bercucuran. Dibawah sana Rigel bisa merasakan lelehan hangat dan saat dilihatnya noda merah menempel pada miliknya.

"Lily, kau masih-" Suara Rigel tercekat, namun ada rasa berbunga-bunga saat tahu jika dialah orang pertama yang menyentuh Lily.

"Lily maafkan aku...aku berjanji akan bertanggung jawab, aku janji Lily. Aku menyayangimu."

Rigel mengecup kening Lily dalam, dan setelah itu hanya ada suara keduanya yang saling bersahutan.

Rigel membuka matanya dengan sudut mata yang basah, dada merasakan sesak saat ingatan itu berputar di kepalanya.

"Lily maafkan aku, tunggu sebentar aku pasti akan mencarimu."

Drt... Drt.. Drt...

"Tuan saatnya meeting..."

Rigel membaca pesan dari asistennya, pria itu kembali merapikan dasinya dan keluar ruangan untuk bertemu dengan klien.

Jika Rigel sibuk, berbeda dengan Lily, wanita itu kini sedang menyiapkan keperluan yang akan dia bawa.

Lusa Lily akan berangkat untuk melanjutkan studinya.

Terpopuler

Comments

Ila Lee

Ila Lee

regel mna tangguh jawab mu sudah satu minggu berlalu Lily sudah pergi jauh

2025-02-21

0

gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕

gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕

putsin dlu kekasih lontehmu baru deh lu bilang tanggung jawab..tanggung jawab tapi jangan jadikan Lily wanita simpanan😒

2024-10-03

0

trista

trista

thor...kapan upnya...jangan ngilang/Sob/

2024-10-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!