***
Luna sudah kehilangan akal saat Hani memfitnah orang tuanya, dia melempar semua gelas yang di depannya dan berteriak histeris.
"Dasar kurang ajar! berani nya kau memfitnah orang tua ku! apa yang sudah kulakukan padamu ha?" teriak Luna sambil menangis. Sampai Luna tidak sadar jika tangannya meneteskan darah. Karena tangan Luna terluka saat melempar gelas itu.
"Apa-apaan ini?"
"Luna, berani sekali kamu mengacaukan ulang tahun anak saya?" teriak Nonik sambil menampar wajah Luna.
"Anakmu yang sudah menghina ayah dan ibuku, dan lagi berani sekali kau menampar wajahku? semua perintah mu sudah kulakukan. Kau membuatku melakukan pekerjaan pembantu di rumah ini, aku tidak keberatan. Kau menghinaku setiap hari pun aku tidak keberatan, tapi aku tidak terima saat anakmu menghina orang tuaku!"
teriak Luna makin histeris.
"Dasar tidak berguna! beraninya kau mengacau! tidak tahu malu! pergi kau anak pembunuh," teriak Nonik sembari menghina Luna dengan kata-kata kasar.
Mendengar itu, semua undangan melihat Luna dan berbisik-bisik.
"Astaga lihatlah, wajahnya saja yang cantik. Perilakunya sungguh biadab! beraninya dia melawan keluarga yang sudah menampungnya. Tidak tahu terimakasih,"
Begitulah bisik-bisik para undangan yang terdengar ke kuping Luna.
Mendengar itu, Luna segera berlari ke lantai dua, dia mengambil tas sekolah dan baju sekolahnya dan segera pergi keluar.
Entah kemana tujuannya, Luna pun tidak tahu. Yang paling penting adalah Luna harus pergi dari neraka itu.
Luna berlari sangat kencang, tanpa arah dan tujuan. Dia hanya bisa berteriak dan menangis sekeras mungkin. Tanpa sadar dia sampai di sebuah danau, dia berada di sisi ujung dermaga danau itu.
"Kau tidak adil! apa salahku padaMu? kenapa Kau buat aku menderita? kenapa?" teriak Luna dengan wajah menghadap ke langit.
"Kau berisik sekali!" ucap seseorang yang suaranya tidak jauh dari Luna.
"Siapa kamu?" tanya Luna dengan ekspresi terkejut. Bagaimana tidak, dia melihat seorang pria berdiri di salah satu ujung dermaga sambil menghisap rokok yang berukuran besar.
"Aku yang harusnya bertanya, siapa kau? beraninya kau mengganggu malamku yang damai," respon pria itu sinis.
Karena lampu dermaga yang sedikit redup, Luna tidak bisa melihat dengan jelas. Yang Luna bisa lihat adalah bahwa perawakannya sangat tinggi, matanya sangat tajam dan cara bicaranya sangat tegas.
Tapi tiba-tiba semuanya gelap. Luna pingsan dan terjatuh ke dalam danau, karena memang posisinya Luna sedang berdiri ditepi dermaga.
Melihat Luna terjatuh, pria itu diam sejenak. Dia tidak ingin ikut campur dengan urusan orang lain. Tapi setelah mendengar teriakan pilu gadis itu, entah mengapa hati pria itu tergerak, dan segera melompat ke danau untuk menyelamatkan Luna.
"Kau sedang beruntung gadis kecil, hatiku sedang dalam suasana baik saaat ini," ucap pria itu sembari menggendong Luna ke mobilnya yang tidak jauh terparkir di dekat dermaga.
"Siapa dia Bos?" tanya seorang pria yang membuka pintu mobil seolah mempersilahkan seorang raja masuk.
"Hanya gadis malang yang aku selamatkan," responnya dingin sambil melihat lekat wajah Luna.
"Cih, dia sangat cantik," gumamnya saat melihat struktur wajah Luna yang sedang basah pucat, menunjukkan keindahan wajah polos Luna.
"Ayo berangkat ke mansion, dan panggilkan dokter Sean. Gadis ini terlihat lemah,"
"Baik Bos," responnya sangat sopan. Tapi menunjukkan ekspresi heran, tidak pernah sebelumnya bosnya ini menunjukkan simpati kepada siapapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Rokiyah Yulianti
Inilah awal mula pertemuan pertama Luna n Winston
2023-02-23
0
Alexandra Juliana
Sean Regis adiknya Rean
2022-11-07
0
Mamahnya Rasya
ok Sean disini jd dokter ga di sebelah jd kang kebon 🤭
2022-10-24
1