Disekolah Luna.
***
"Eh Rendi, aku masuk dulu yah. Sudah ramai nih, aku tidak mau orang melihat kita berdua seperti ini. Takutnya mereka salah paham," ucap Luna sembari membereskan tasnya. Dan segera Luna bergegas pergi ke ruangan kelasnya.
Tetapi sebelum Luna pergi,
"Baiklah Lun, jika kamu tidak ingin orang melihat kita. Sebagai gantinya bisakah aku menghubungi mu setelah ini?" tanya Rendi berharap.
"Tentu saja bisa, bukan kah kita sudah berteman hehe," balas Luna tersenyum dan langsung berlalu.
"Deg ... Deg ... Deg, astaga manisnya, mimpi apa aku semalam? kenapa dia manis sekali? baiklah Luna ini hanyalah awal perjuanganku, akan kujadikan kau menjadi milikku," gumam Rendi merasa sangat bahagia.
Sungguh Rendi benar-benar sangat menyukai Luna. Bukan saja karena Luna sangat cantik, tapi juga hatinya yang lembut dan polos. Benar-benar membuat daya tarik Luna berlipat 1000 kali lipat.
Rendi kembali ke ruangan kelasnya dengan wajah yang sangat berbinar, jantungnya masih saja berdegup sangat kencang.
***
Tidak terasa waktu berlalu dan semua siswa sudah memasuki ruangan. Luna sudah mempersiapkan mentalnya jika ada yang menghina atau mencibir dirinya.
Tapi anehnya tidak satupun dari mereka berperilaku aneh, tidak satu orang pun mencibir Luna.
"Loh, aneh sekali," benak Luna heran.
"Tapi syukurlah, aku tidak harus mendengarkan cacian mereka," gumam Luna tidak mau ambil pusing mengenai hal itu.
Hari ini, siswa dibiarkan belajar sendiri dan menjawab soal-soal try out yang dibagikan. Karena memang minggu ini adalah minggu tenang sebelum ujian akhir.
Semua berjalan dengan normal, tenang dan lancar. Tapi ketenangan itu bukannya membuat Luna senang tapi sebaliknya keadaan ini membuat Luna gusar, Luna tahu pasti ada sesuatu dibalik semua ini.
***
Setelah bell pulang sekolah berbunyi, segera Luna bergegas meninggal kan kelas. Tetapi ditengah jalan dia bertemu dengan Hani.
"Luna, bisa pulang dengan ku sebentar? ayah dan ibu mau membicarakan sesuatu," tanya Hani dengan wajah penuh senyuman.
Tapi Luna tahu itu semua adalah topeng kepalsuan.
"Untuk apa? bukan kah kalian sudah mengusir aku? aku tidak ada urusan dengan kalian lagi! sebaiknya kau menyingkir dari hadapanku!" respon Luna benar-benar tegas, suaranya hampir sama dengan suara saat membentak seseorang.
"Gila! kau berani sekali membentak aku? dasar murahan! kau berani seperti ini karena kau sudah menjual dirimu kan ke orang kaya atasan ayahku itu? lihat saja aku pasti merebutnya darimu," gumam Hani emosi.
"Luna tolonglah datang ke rumah sebentar, ayahku dipecat dari pekerjaannya dan itu semua karena mu," respon Hani menuntut.
Mendengar itu Luna terkejut. Bagaimana bisa dia membuat pamannya dipecat, apa yang sudah terjadi. Pikiran Luna menjadi kalut dia bingung dengan situasi yang menghadapinya.
"Baiklah aku akan datang ke rumah mu, tapi bukan karena kau yang meminta. Tapi karena aku menghargai paman, setidaknya dulu dia menganggapku sebagai manusia bukan seperti kau. Satu lagi, aku tidak mau berangkat bareng denganmu. Jagalah jarak dari ku, aku tidak mau ketularan virus gila mu." Luna mengucapkannya dengan wajah yang dingin.
Ya, memang sudah lama Luna memendam perasaan pemberontakan ini, lega rasanya dia bisa membela dirinya sendiri tanpa takut menjadi gelandangan.
"Wah, Luna kau menunjukkan wajah aslimu. Sungguh menjijikkan," balas Hani dengan emosi yang benar-benar dia tahan.
"Hahaha, memang inilah warna asliku. Kenapa kau terkejut? oh iya, seingatku aku lebih tua dari mu 1 tahun. Seharusnya kau lebih hormat padaku," balasnya sambil berlalu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Tika Rotika
si Luna cantik banget si Thor cocok 😍😍
2023-04-20
1
Rokiyah Yulianti
Sungguh tatapannya seksih sekaliii
2023-02-23
1
Alexandra Juliana
Ga akan bisa kamu Rendi...Sainganmu berat 😁😁😁
2022-11-07
0