***
Sudah 1 jam berlalu saat Luna meninggalkan rumah pamannya, Luna langsung kembali ke mansion dan mengganti bajunya di toilet kamar Winston.
Luna berbaring di kasur sembari mengingat perkataan pamannya, Luna dibuat bingung oleh sikap Winston.
"Sebenarnya kau di posisi yang mana? apakah kau tulus baik padaku ataukah kau adalah seseorang yang hanya ingin mempermainkan aku?"
Luna bimbang, tapi satu hal yang pasti. Luna tidak boleh melakukan peran ini dengan melibatkan perasaan nya, Luna tidak ingin berekspektasi dan akhirnya akan terluka.
"Aaaaaaaaaa, bingung deh akutuh," teriak Luna sambil guling-guling di kasur yang luas itu.
***
Dikantor Winston.
"Astaga lihatlah dia, lucu sekali. Karena kau bersikap sangat lucu, maka aku akan pulang saat ini juga," gumam Winston sembari mematikan layar komputer yang tersambung langsung dengan cctv kamarnya.
Tring ... Tring ... Tring
"Halo Rean, tugas dikantor kuserahkan padamu ya. Aku mau pulang dulu ada urusan,"
Tut ... Tut ... Tut
Belum sempat Rean merespon, teleponnya sudah dimatikan oleh Winston.
35 menit kemudian Winston sampai di mansionnya, segera dia ke kamarnya menjumpai Luna.
Dilihatnya Luna sedang terlentang di kasur, memandangi langit-langit kamar. Luna menggunakan baju kaos biasa namun terlihat seksi di mata Winston.
"Kelihatanya kau sudah sembuh," ucap Winston sembari mengulurkan tangannya ke dahi Luna.
Hal itu tentu membuat Luna terperanjat Kaget. "Yaampun Tuan, Luna kaget," respon Luna sambil mengusap-usap dadanya, karna Luna benar-benar dibuat kaget oleh Winston.
"kau sekaget itu? memang sedang memikirkan apa? jangan kau berani memikirkan lelaki lain di rumahku ya!" decak Winston dengan wajah yang serius.
"Mana berani saya Tuan, saya hanya ingin membicarakan sesuatu dengan Tuan," balas Luna menunduk.
"Oh ya, kau mau membicarakan apa?" balas Winston lembut.
Jarak keduanya sangat dekat, karena memang Winston mendekatkan dirinya ke arah Luna yang sudah duduk di kasur.
Hal itu sontak membuat wajah Luna merah padam, dia bisa mencium wangi Winston, wangi yang maskulin dan memabukkan.
"Tuan, sebaiknya kita berbicara di sofa saja hehe," ucap Luna sembari berjalan ke arah sofa, Luna tidak tahan melihat mata Winston. Sungguh membuat jantungnya berdebar sangat keras.
Tentu saja langkah Luna diikuti Winston, dan bahkan karena memang kaki Winston lebih jenjang, membuat Winston duluan lah yang sampai di sofa.
Saat Luna hendak melewati Winston untuk duduk di sofa yang didepan tempat Winston duduk, tiba-tiba ....
"Srekkk," tangan Winston menarik pinggang Luna dan sekarang Luna berada di pangkuan Winston.
"Sayang, kau sangat lucu," Winston membisikkan kata itu tepat di kuping Luna.
"Tu ... Tuan," Luna mencoba membebaskan diri dari dekapan Winston. Karena hal itu membuat darah Luna mendidih, rasanya sangat malu.
"Sayang, kau itu milikku. Bukan kah kau sudah menyetujui hal itu? aku hanya memelukmu tidak akan berbuat lebih, aku sangat tidak suka ditolak," tegas Winston, sekarang wajah mereka saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.
Mendengar itu, Luna langsung sadar dan pasrah saat Winston memeluknya di pangkuannya. Tangan Winston mengelus-elus pundak Luna dan kepalanya bersandar dibahu Luna.
"Lingkarkan tanganmu ke bahuku, jangan menutupi nya di dada mu," nafas Winston terasa di tengkuk Luna, hal itu membuat Luna merinding.
"Ba ... Baik Tuan," jawab Luna sembari melingkarkan tangannya ke pundak Winston. Sekarang mereka benar-benar berpelukan dengan sangat erat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
liberty
udeh sayang sayangan 😆
2024-02-04
0
Rokiyah Yulianti
Makin berwarna aja hidup si Winston karna kehadiran Luna, ga monoton yg kerjaannya kerja2 mulu
2023-02-24
0
Dewi bohay
halaah madus ngomong mau peluk" 😏
2022-11-15
0