Sesampainya di kamar, Luna segera membuka bajunya dan pergi ke kamar mandi untuk berendam sebentar di bathtub.
"Aduh perih." Keluh Luna saat air menyentuh lututnya, lalu Luna melihat ada luka yang sudah mengering di sana.
Melihat itu, Luna menangis sejadi-jadinya, "Inikah jawaban Mu Tuhan? bahkan luka ku sendiri pun aku tidak tahu, apakah aku sebegitu tidak berharga nya bagi Mu?" ucap Luna lirih.
Luna sengaja mengeraskan air keran agar tangisannya tak terdengar.
"Setelah sekian lama akhirnya aku menangis juga." Tidak ingin berlarut dalam tangisan, Luna segera mengobati lukanya dan segera mandi.
Dia ingin tidur sebentar, sebelum nanti sibuk melayani teman-teman Hani di ulangtahun sepupunya itu.
Entah sudah berapa lama Luna terlelap, sampai terdengar suara ribut yang menggedor-gedor pintu kamarnya.
"Luna, cepat buka!"
"Astaga, aku hampir lupa ulang tahun Hani." Ucap Luna buru-buru membuka pintu.
***
"Luna, tadi Bibi sudah mengingatkanmu, tapi beraninya kamu enak-enakan tidur disini?" teriak Bibi nya itu.
"Maafkan Luna Bi." Jawab Luna sopan.
Kalau bukan karena Luna menumpang di rumah itu, Luna pasti sudah melawan dan membela dirinya. Tapi apalah daya, Luna hanya seorang diri di dunia ini.
"Sudahlah Mah, tidak perlu dimarahi seperti itu. Luna kamu ganti bajumu sebentar dan turun, bantu Bibi mu nanti melayani tamu." Ucap Paman yang tidak sengaja lewat di tangga.
"Baik paman, Luna akan segera turun."
"Pah, jangan kau manjakan dia, mentang-mentang dia keluargamu." Ketus Nonik, Nonik adalah nama Bibi Luna.
"Sudahlah, jangan diributkan. Hari ini ulang tahun putrimu, jangan membuat dia malu." Respon Beni seraya pergi ke ruang tamu menyambut teman-teman Hani yang sudah ramai datang.
***
5 menit kemudian.
"Hei, lihat itu Luna ... cantik sekali dia, baru kali ini aku melihat nya memakai dress, tapi dia kelihatan seperti putri raja, dia bahkan tidak mengenakan makeup sedikitpun, gila!" decak kagum para undangan pria yang melihat Luna turun dari tangga.
Melihat itu, tentu saja Hani tidak senang. Ini kan ulang tahunnya, berani-beraninya Luna merebut spot utama hari ini. Hina benar-benar dibuat kesal.
"Hei Luna, kesini sebentar." Teriak Hani.
"Ada apa Hani?" jawab Luna sembari menghampiri Hina.
"Kenalin guys, dia pembantu di rumah ini, ibuku tidak tega melihat dia dulu di jalanan, makanya dipungut untuk tinggal di rumah ini. Benarkan Luna?" ucap Hani sembari menggandeng tangan Luna.
Luna tidak merespon. Tapi melihat para mata undangan yang serasa mengasihaninya membuat Luna kesal, Luna tidak suka jika dia dikasihani.
"Hani, aku kesana dulu bantu bibi."
"Silahkan Luna, eh jangan lupa bawakan minuman kesini ya." Respon Hani sambil tertawa bersama teman-temannya.
"Lama sekali kau! kau sudah merasa besar kepala ya? saat pamanmu membelamu!" ucap Nonik dengan nada pelan tapi mengancam.
"Sudah, cepat kau antar minuman ini ke sana." Tegas Nonik.
Tanpa merespon dan menunjukkan perlawanan sedikit pun, Luna langsung bergegas mengantar minuman itu.
"Eh Luna, tidak perlu repot mengantar minumannya, kita bisa kesana kok ambil sendiri." Ucap Seorang pria yang sudah berdiri didepan Luna.
"Tidak apa-apa, ini sudah menjadi pekerjaan saya." Balas Luna sambil berlalu, tidak ingin melanjutkan pembicaraan dengan pria tadi.
"Eh Luna sudah datang, sini duduk di samping aku." ucap Hani sambil menggandeng Luna duduk disampingnya.
"Yaampun, kamu baik sekali. Pembantu saja diperlakukan seperti saudara, kamu memang baik hati." Respon salah satu teman Hani yang duduk tidak jauh dari mereka.
"Iya dong." Balas Hani sambil memeluk Luna.
Melihat itu, Luna benar benar merasa muak. Jangankan memeluk, di keseharian mereka untuk sekedar berbicara saja dengan Luna, Hani tidak mau.
"Eh Hani, kita mau tahu dong, kok bisa Luna sendiri? orang tuanya kemana?"
"Hahaha, orang tua Luna sudah lama meninggal. Katanya sih di hukum mati, karena melakukan kejahatan tingkat atas. Aku merasa sedih sekali saat mengetahui hal itu. Luna yang baik, jadi korban orang tuanya yang tidak bertanggung jawab."
"Iyakan Luna?" tanya Hani ke Luna.
Mendengar itu semua, Luna merasa langit runtuh, rahasia yang dipendamnya selama belasan tahun terbongkar sudah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Molive(virgo girl)♍
dasarrr nenek lampirr
mulut ember😤
2023-10-08
0
Rokiyah Yulianti
Sabar amat Lun jadi orang, apalah daya ya orang susah mah kudu sabar
2023-02-23
0
Rani Kania
udh sering baca karya author... bbrp kali judul ini jg muncul tp blm minat baca, skrg jd penasaran krn ulasan pembaca bilang ktnya ini novel keren, angka like & subscribednya pun fantastis 👍👍
2023-02-05
1