***
Winston merasa sangat nyaman saat memeluk Luna. Rasanya stressnya hilang, dia sangat suka dengan wangi Luna yang lembut sepeti bayi.
Disibaknya rambut Luna yang menutupi tengkuknya dan diciumnya lembut dibagian itu.
"Parfum apa yang kau pakai?" tanya Winston dalam mode tetap memeluk Luna di pangkuan nya.
"Luna tidak pakai parfum Tuan, hanya pakai lotion saja," jawab Luna memberanikan diri, karena memang saat ini dia sangat tegang dan malu. Baru kali ini dia berpelukan secara terang-terangan dengan seorang pria, apalagi beberapa detik yang lalu Winston mencium tengkuknya.
Ingin rasanya Luna menghilang saking malunya.
"Oh ya, tadi kau mau mengatakan sesuatu padaku kan? apa itu?" tanya Winston mengingat tujuan mereka duduk di sofa, sembari melonggarkan sedikit pelukan nya.
Sekarang wajah mereka sudah berhadapan, bahkan Luna bisa merasakan nafas Winston di wajahnya.
hal itu membuat Luna tertunduk malu.
"Jangan menunduk, kalau kau ingin bicara padaku lihat mataku dan katakan lah," tegas Winston saat melihat Luna menunduk.
"Tu ... Tuan, Luna mau membicarakan masalah pemecatan paman Luna yang bernama Beni,"
Belum sempat Luna melanjutkan perkataannya, ekspresi wajah Winston sudah berubah menjadi sangat kesal, dan hendak melepaskan Luna.
Melihat perubahan ekspresi yang mendadak itu malah membuat Luna takut, dan otomatis memeluk Winston dengan sangat erat.
"Jangan pergi dulu Tuan, dengarkan Luna," tangan Luna gemetar saat memeluk Winston. Baru kali ini dia punya keberanian memeluk seseorang.
Melihat hal itu Winston sangat senang, dibalas nya pelukan Luna itu. "Anak ini gampang sekali dikerjai, padahal barusan aku hanya bercanda. Hahaha," gumam Winston tersenyum di pundak Luna.
"Katakan lah," balas Winston sok cuek.
"Begini Tuan, paman Beni itu tidak jahat, malah selama ini yang melindungi dan membela Luna adalah paman Beni. Jadi menurut Luna, tidak adil baginya jika di keluarkan atas hal yang tidak ia perbuat. Disamping itu, dia tetap lah saudara ayahku, bagaimana mungkin Luna melupakan dia," ucap Luna menjelaskan.
"Pamanmu memang baik, tapi istrinya dan putrinya itu membuatku kesal. Aku ingin mereka menerima balasan dari perbuatan mereka, berani-beraninya mereka membuatmu menderita," ketus Winston dengan nada yang kesal.
"Tolonglah Tuan, lagian sekarang aku disini bersamamu, jadi bibi dan Hani tidak akan bisa menggangguku lagi,"
"Hmmm. Benar juga, kalau begitu aku akan pertimbangkan permintaanmu. Tapi ada satu syarat nya," bisik Winston ke kuping Luna.
"Yaampun mesum sekali kau Tuan," benak Luna dalam hati.
"Apa syaratnya itu Tuan? hehe," balas Luna mencoba tetap tenang.
"Gampang sekali, kau hanya perlu mencium bibirku, dan akan ku pertimbangkan permintaanmu," Winston mengatakan hal itu sambil mendekatkan wajahnya ke arah Luna.
" Tapi ... tapi ... tapi," begitu paniknya Luna saat mendengar syarat dari Winston itu.
"Hahahaha, Lihatlah, wajahmu lucu sekali. Aku hanya bercanda, kau akan ujian akhir mana tega aku mengganggumu," balas Winston kembali memeluk gadis itu di pangkuannya.
"Tetaplah seperti ini dulu, aku akan mengurus masalah pamanmu. Tapi berjanjilah kau jangan pernah mengkhianati aku, tetap di sisiku seperti ini,"
"Huh, kau tidak menggangguku? lalu ini apa? menghiburku? dasar aneh," pikir Luna geleng-geleng melihat sikap Winston.
"Mana berani aku Tuan mengkhianatimu, aku akan melakukan sesuai janji kita," balas Luna bersandar di pundak Winston yang sedari tadi memeluk dirinya.
Tidak bisa di pungkiri, Luna pun merasakan kenyamanan dari pelukan pria ini. Rasanya dia ingin menghentikan waktu, agar dia bisa merasakan kenyamanan ini selamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
liberty
belum liat aja Dia...fotomu sama Rendi 🙃
2024-02-04
1
starlaa
klo baca dsni kayak iya romantis bngt gtu kan, pas ini cerita di dunia Konoha udah kayak gosip selebritis aja , banyak huru hara
2023-04-29
2
Rokiyah Yulianti
Luna yg dipeluk sama Winston, aku yg deg deg'an euy
2023-02-24
0