***
Tok ... Tok ... Tok
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Luna.
"Nona, kami disuruh Tuan untuk membawakan makanan dan obat untuk Nona," sambil membawa nampan, Tuti dan Nani menghampiri Luna ke kasur.
"Tuti, Nani, sepertinya aku tidak jadi pergi dari sini dalam waktu dekat, tolong kalian rahasiakan yah curhatanku yang tadi," keluh Luna meminta pengertian dari dua pelayan itu.
"Tenang saja Nona, hal itu tidak akan pernah kami bongkar. Kami pun bersyukur Tuan menerima Nona disini. Nona begitu baik, kami tidak bisa membayangkan jika Nona keluar dari sini tanpa tujuan," balas Tuti.
"Iya Nona, tadi saya malah berencana mengajak Nona tinggal di tempat Nani jika memang Tuan tidak menerima Nona disini," balas Nani menimpali.
Tuti dan Nani benar-benar merasa sudah dekat dengan Nona nya ini, mereka bisa melihat betapa lembutnya Luna dan betapa polosnya dia.
"Yaampun Tuti, Nani, makasih banget yah. Belum pernah aku menemukan teman seperti kalian," balas Luna menangis. Aneh memang akhir akhir ini Luna sering menangis.
"Nona jangan berbicara seperti itu, tolong jangan sungkan, dan jangan mengatakan kami adalah teman Nona. Kami adalah pelayan Nona, sudah sepantasnya kami menghibur dan bersama Nona," ucap Tuti tidak enak dianggap teman oleh Luna.
"Tidak dong Tuti. Kalian itu teman pertamaku, bagaimana mungkin aku menganggap kalian hanya sebatas pelayan," balas Luna kecewa dengan jawaban Tuti.
"Baiklah Nona, tapi jika didepan Tuan, tolong jangan membocorkan pertemanan kita ya, bisa-bisa nanti kami di pecat," jawab Tuti lagi.
Mendengar itu Luna semakin penasaran dengan karakter Winston. Dari gerak-gerik kedua temannya ini menunjukkan jika Winston benar-benar orang yang keras dan ditakuti.
Tapi Luna tidak akan menanyai hal itu sekarang, Luna hanya ingin cepat makan dan minum obat. Agar Tuti dan Nani tidak kerepotan.
Dengan cepat Luna menghabiskan makanan nya, dan segera meminum obatnya karena besok Luna sudah harus masuk sekolah.
***
Kediaman Beni.
"Ini semua akibat ulah kalian berdua, berani-berani nya kalian memaki Luna di hadapan teman teman Hani! apakah kalian sudah gila? apa yang sudah Luna perbuat, sampai kalian bisa begitu kejam terhadapnya!"
"Sekarang aku dipecat dari pekerjaan ku, mau makan apa kita besok? mau dari mana uang kuliah Hani nantinya?" bentak Beni tak habis pikir atas ulah istri dan anaknya itu.
"Tapi Pah, kenapa Papah sampai dipecat? memangnya apa kekuasaan gadis menyebalkan itu," balas Nonik kesal karena suaminya benar-benar membela Luna habis-habisan.
"Tutup mulutmu! kau sudah tua dan punya anak pun tetap tidak dewasa. Dan kau malah mengajarkan Hani dengan sikap yang persis seperti dirimu."
"Luna adalah teman Grozav Winston Leeac, dia adalah pemilik perusahaan tempatku bekerja. Besok kalian berdua harus mencari Luna dan memohon ampun padanya, kalau tidak, kita akan mati kelaparan," tegas Beni sembari melangkah kekamarnya.
"Apa? bagaimana bisa gadis bodoh itu memiliki teman yang berkuasa seperti itu. Sungguh aneh, akan ku cari tahu," decak Nonik kesal. Bagaimana tidak, Luna yang selama ini ia tindas dan tidak membalas, berani-beraninya ingin menghancurkan keluarganya.
"Dasar tidak tahu diri, sudah ditampung belasan tahun pun tidak tahu terimakasih!"
"Hani, coba kau cari tau siapa itu Grozav Winston Leeac dan coba kau dekati, kalau Luna bisa, pasti kau pun bisa mendekatinya. Buatlah pendekatan yang selama ini ibu ajarkan," ucap Nonik pada putrinya.
"Baik bu," jawab Hani percaya diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
Rokiyah Yulianti
Ibu anak percaya diri bgt mau deketin Winston ckck
2023-02-23
0
Hartini Agus
males banget banyk iklan nya
2022-12-21
2
Amel Munthe
huh yg ada hani di tendang winson jauh",dasar ibu anak sama ulat keket 😡😡😡
2022-09-13
0