Kesedihan

Mansion Alex Harison Galaxi

Tampak di dalam kamar, Denada masih menyapu pandangan nya ke berbagai arah. Denada masih bergeming di atas ranjang, rasanya seperti mimpi baginya yang dalam sekejap dia sudah menyandang gelar sebagai istri dari kekasih kembaran nya.

"Rumah ini sungguh besar, tiga kali lipat lebih besar dari mansion Daddy dan tadi ku lihat pelayan nya pun sangat banyak, eehh ... tunggu tunggu ... tapi kenapa ya Kak Alex lebih memilih tinggal di mansion nya sendiri? Kan lebih enak tinggal di mansion utama bersama Daddy dan Mommy nya, apa jangan jangan ... Kak Alex sengaja membawaku tinggal disini untuk ...."

Denada beranjak dari ranjang menuju ke walk in closet. "Oh ... baju wanita milik siapa ini?" Denada tercenung melihat begitu banyak baju yang sudah tergantung rapi di dalam walk in closet.

Denada menatap gaun wanita yang mahal, terlihat masih ada bandrol yang melekat di baju itu. Denada hanya menggelengkan kepala nya, dia terus membuka satu persatu gantungan baju itu, tapi tidak ada satu pun pakaian pria.

"Ahh ... syukurlah aku tidak satu kamar dengan manusia es itu, berarti benar jika manusia es itu tidak menginginkan diriku. Tapi aku harus tetap waspada, aku harus tetap pertahankan menjaga kesucian ku untuk Marcell karena bagaimanapun Marcell pria yang sangat aku cintai dan aku tidak ingin mengecewakan nya."

Tring ... tring ... tring ....

Terdengar suara benda pipih yang begitu nyaring. Denada mendekati nakas meja kecil di samping ranjang, dia sengaja menaruh ponsel nya di sana. Denada menatap nama yang ada di layar ponsel nya, Marcell My Love membuat Denada senang. Namun seketika ekspresi Denada berubah, terpancar kesedihan di raut wajah nya, Denada harus berbohong kepada Marcell.

Denada mengusap kasar air matanya, dan buru buru mengangkat telpon dari Marcell kekasih hatinya.

"Hallo sayang apa kabar?" tanya Marcell di seberang telpon, suara yang begitu Denada rindukan selama tiga hari belakangan ini.

"Denada baik saja," sahut Denada menahan tangis nya.

"Maaf sayang aku baru bisa hubungi kamu, soalnya kemarin aku sibuk mengurus beberapa berkas saat tiba di Jerman," terang Marcell.

"That's okay sayang."

"Sayang ... aku benar benar merindukan mu saat ini, sungguh rasa nya ingin sekali aku memelukmu." Perkataan Marcell begitu ampuh sampai berhasil membuat Denada benar-benar sakit, menahan dada nya yang begitu sesak saat mendengar Marcell mengatakan hal seperti itu.

"Aku juga merindukanmu," sahut Denada dengan suara lirih dan bergetar.

"Denada, apa kamu baik baik saja? Kenapa suaramu serak seperti itu, apa ada yang kamu sembunyikan dari ku, hem?" tanya Marcell sedikit curiga dengan sikap Denada hari ini, seperti ada yang mengganjal di benaknya namun entah apa itu, Marcell masih belum tahu, yang pasti saat ini perasaan nya tidak tenang memikirkan Denada pujaan hatinya.

"Denada baik kok, hanya saja tenggorokan Denada agak sedikit sakit habis minum es," balas Denada yang berusaha menyembunyikan fakta dari Marcell, Denada tidak ingin jika kekasih nya mengetahui dan berujung salah paham nanti nya.

"Sayang ... aku sangat mencintaimu, sehat-sehat disana tunggu aku, aku berjanji akan menjemputmu setelah dua tahun disini, dan aku akan membahagiakanmu sampai sisa akhir hidupku," ucap Marcell lembut membuat Denada langsung menekan mute pada layar ponsel nya, dan menangis sejadi-jadinya Denada memegang dada nya yang rasa nya begitu sesak.

Ya Tuhan ... kenapa hidupku harus seperti ini ? Kenapa aku berada di posisi yang sangat sulit? Aku sungguh tidak mampu, Denada.

"Hallo ... Sayang ... apa kamu masih mendengar ku? " tanya Marcell yang sedari tadi dia berbicara tapi Denada tidak mendengarnya.

Denada dengan cekatan berusaha mengontrol dirinya, dan menetralkan perasaan nya saat ini. Denada tidak ingin kalau Marcell tahu bahwa dirinya habis menangis. Setelah berhasil menguasai diri nya, Denada langsung menonaktifkan mute pada layar ponsel nya. Dan kembali berbicara seperti biasa pada Marcell layaknya tidak terjadi apa-apa pada dirinya.

"Marcel ... maaf aku lagi sibuk, nanti kita sambung lagi ya," ucap Denada berbohong.

"Baik lah sayang, nanti akan ku hubungi lagi setelah selesai meeting. Bye Denada, Ich liebe dich (aku mencintaimu)," ucap Marcell.

"Ich liebe dich auch (aku mencintaimu juga)," balas Denada langsung mematikan sambungan telponnya.

Setelah panggilan selesai, Denada menangis sambil membaringkan tubuhnya di atas ranjang, tangis nya semakin meledak, dia terus menangis sedangkan sampai hati nya bergetar. Denada mengepalkan tangan dan memukul-mukul dadanya agar hilang rasa sakit di hati nya. Andai saja Denada tidak menggantikan Deswita, pasti sebentar lagi dia akan menjadi Nyonya Marcell Wesley. Tapi takdir berkata lain, Denada harus menikah dengan seseorang yang sama sekali tidak dia cintai.

Tok ... tok ... tok ....

Suara ketukan pintu berhasil membuyarkan lamunan Denada, mendengar itu dia langsung beranjak dan membuka pintu kamarnya.

"Nona segera bersiap diri, sebentar lagi waktu nya makan malam tiba, dan perlu Nona ketahui bahwa Tuan muda tidak suka menunggu seseorang apalagi sampai datang terlambat," terang Pak Heru.

"Tepat jam tujuh malam sudah harus berkumpul di meja makan, ini sebuah peraturan yang tidak boleh di bantah," sambung Pak Heru selaku Kepala Mansion.

"Iya pak, saya segera turun," sahut Denada.

Ting! Suara WhatsApp masuk, tapi Denada tidak berani membacanya, Denada segera menon aktifkan ponsel nya dan segera dia simpan kembali di dalam tas nya. Dia buru-buru beranjak dari duduk nya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya.

Beberapa menit kemudian Denada sudah selesai dengan ritual mandi nya. Dia mengambil baju pribadi nya di dalam tas yang masih belum sempat dia masukkan ke dalam walk in closet. Dia mengambil sebuah dress berwarna putih, Denada berhias, memakai bedak dan liptint, sederhana tapi tetap cantik.

Denada segera turun ke bawah, dia berjalan begitu anggun. Di meja makan sudah tertata rapi berbagai macam menu makan malam untuk dia nikmati bersama Alex, tapi pandangan nya tetap menyapu ke berbagai arah, pria yang Denada cari masih belum terlihat batang hidung nya.

Tiba-tiba terdengar suara bariton yang mengagetkan Denada. Suara itu perlahan mendekat ke arah Denada membuatnya merinding, dia tidak berani menatap pria yang ada di hadapan nya. Pria itu segera menarik kursi untuk dia duduk, berbeda dengan Denada yang masih bergeming di tempat nya, tak lama kemudian Denada tersadar jika Alex sudah duduk, dan menatap nya dengan mata elang yang begitu tajam. Dengan cepat Denada langsung menarik kursinya dan duduk di samping Alex.

"Kau sudah terlambat lima menit!" bentak Alex dengan sorot tajam menatap ke arah Denada.

"Memang nya kau Tuan Putri yang harus aku menunggumu makan, hah!" sarkas nya.

"Siapa juga yang menyuruh Kak Alex untuk menunggu ku makan, aku sama sekali tidak keberatan jika tidak makan bersama dengan Kak Alex!" sahut Denada ketus.

"Oh rupanya kau sudah berani ya melawan ku. Ingat aku disini sebagai suamimu dan kau adalah istriku yang harus menuruti semua apa yang aku perintahkan kepada mu!" Alex mengeraskan rahangnya sampai terdengar gigi nya yang bergemeletuk menahan amarah nya.

"Buat apa aku harus menuruti perkataan Kak Alex, kalau setiap detik kakak selalu menyakiti hatiku. Dan satu lagi Kak Alex tidak pantas di sebut sebagai seorang suami karena seorang suami tidak akan berbicara kasar pada istrinya!" terang Denada dengan dada yang bergemuruh menahan emosi nya sedari tadi.

BRAK!!!

"Ciiihh ... apa kau tidak ingat siapa yang menyebabkan Deswita meninggal, hah? Sampai aku harus merelakan diriku menikahi gadis yang sama sekali bukan seleraku!" ucap Alex dengan berapi-api, tatapan Alex terlihat jelas memancarkan sebuah kebencian terhadap Denada.

DEG!

.

.

.

🌷Bersambung🌷

Terpopuler

Comments

Tanz>⁠.⁠<

Tanz>⁠.⁠<

segera lah move on wahai Alex

/Rose/untuk mu thor, maaf baru bisa mampir lagi, lagi sibuk latihan buat 17an 🙏🏻

2024-08-11

1

Tanz>⁠.⁠<

Tanz>⁠.⁠<

gak ada topik lain Alex nih, Deswita teruss yang ia bawa bawa /Facepalm/

2024-08-11

1

Tanz>⁠.⁠<

Tanz>⁠.⁠<

Denada gak baik baik aja 😌

2024-08-11

1

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan
2 Kematian Deswita
3 Pengganti Deswita
4 Keputusan
5 Pernikahan
6 Aku Bukan Deswita
7 Kesedihan
8 Terluka
9 Pertemuan
10 Pengumuman
11 Perjanjian
12 Sisi lain Denada
13 Terkuaknya sebuah Rahasia
14 Bertemu Mayang
15 Amarah Alex
16 Kebencian
17 Meninggalkan Mansion
18 Salah Orang
19 Keresahan
20 Terluka Kembali
21 Sebuah Amarah
22 Pertemuan
23 Aku Bukan Pembunuh
24 Perdebatan
25 Sebuah Pencarian
26 Ungkapan Kejujuran
27 Pesta
28 Pesta 2
29 Alex VS Marcell
30 Gagal Total
31 Menjalankan Misi
32 Dewa Penolong
33 Marah
34 Terungkap
35 Sikap Manis Alex
36 Dia Akan Kembali
37 Kencan Pertama
38 Cemburu
39 Separuh Jiwaku Hilang
40 Keputusan
41 Kabur
42 Kesedihan Alex
43 Kehilangan
44 Kedatangan Cindy
45 Kejutan
46 Dia datang kembali
47 Kembali ke Mansion
48 Pengakuan Alex
49 Tekad Denada
50 Di Culik
51 Pencarian
52 Pengorbanan
53 Kebersamaan
54 Kesedihan Denada
55 Pergi Jauh
56 Histeris
57 Keindahan Kota Malang
58 Rencana Denada
59 Jatuh Sakit
60 Ngidam Simpatik
61 Pengumuman
62 Melahirkan
63 Dimana Daddy
64 Bertemu Kembali
65 Permintaan Maaf
66 Panggil Daddy Bukan Om Dedi
67 Merayu Mommy
68 Bertemu Opa dan Oma
69 Persiapan Pesta
70 Pesta
71 Denada yang posesif
72 Sosok Misterius
73 Terungkap
74 Bertemu Daddy Nicho
75 Mengunjungi Jo
76 Sifat Asli Deswita
77 Jadilah Bodyguard Ku
78 Bertemu Kembali
79 Manusia Es
80 Permintaan Sarah
81 Membingungkan
82 Pertemuan antara Ibu dan Anak
83 Masih Tak Percaya
84 Makan Malam
85 Dendam
86 Sebuah Rencana
87 Keputusan Carlos
88 Penembak Misterius
89 Pengorbanan Cinta
90 Akhir Dari Segalanya
91 Ucapan Terima Kasih
92 Promo Karya Baru
93 Promo Karya Baru
94 Promo Karya Baru
95 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Kecelakaan
2
Kematian Deswita
3
Pengganti Deswita
4
Keputusan
5
Pernikahan
6
Aku Bukan Deswita
7
Kesedihan
8
Terluka
9
Pertemuan
10
Pengumuman
11
Perjanjian
12
Sisi lain Denada
13
Terkuaknya sebuah Rahasia
14
Bertemu Mayang
15
Amarah Alex
16
Kebencian
17
Meninggalkan Mansion
18
Salah Orang
19
Keresahan
20
Terluka Kembali
21
Sebuah Amarah
22
Pertemuan
23
Aku Bukan Pembunuh
24
Perdebatan
25
Sebuah Pencarian
26
Ungkapan Kejujuran
27
Pesta
28
Pesta 2
29
Alex VS Marcell
30
Gagal Total
31
Menjalankan Misi
32
Dewa Penolong
33
Marah
34
Terungkap
35
Sikap Manis Alex
36
Dia Akan Kembali
37
Kencan Pertama
38
Cemburu
39
Separuh Jiwaku Hilang
40
Keputusan
41
Kabur
42
Kesedihan Alex
43
Kehilangan
44
Kedatangan Cindy
45
Kejutan
46
Dia datang kembali
47
Kembali ke Mansion
48
Pengakuan Alex
49
Tekad Denada
50
Di Culik
51
Pencarian
52
Pengorbanan
53
Kebersamaan
54
Kesedihan Denada
55
Pergi Jauh
56
Histeris
57
Keindahan Kota Malang
58
Rencana Denada
59
Jatuh Sakit
60
Ngidam Simpatik
61
Pengumuman
62
Melahirkan
63
Dimana Daddy
64
Bertemu Kembali
65
Permintaan Maaf
66
Panggil Daddy Bukan Om Dedi
67
Merayu Mommy
68
Bertemu Opa dan Oma
69
Persiapan Pesta
70
Pesta
71
Denada yang posesif
72
Sosok Misterius
73
Terungkap
74
Bertemu Daddy Nicho
75
Mengunjungi Jo
76
Sifat Asli Deswita
77
Jadilah Bodyguard Ku
78
Bertemu Kembali
79
Manusia Es
80
Permintaan Sarah
81
Membingungkan
82
Pertemuan antara Ibu dan Anak
83
Masih Tak Percaya
84
Makan Malam
85
Dendam
86
Sebuah Rencana
87
Keputusan Carlos
88
Penembak Misterius
89
Pengorbanan Cinta
90
Akhir Dari Segalanya
91
Ucapan Terima Kasih
92
Promo Karya Baru
93
Promo Karya Baru
94
Promo Karya Baru
95
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!