Kematian Deswita

"Sayang, aku ingin kamu berjanji satu hal kepadaku." Kedua netra Deswita menatap sayu ke arah Alex.

"Apa itu sayang, hmm, katakanlah ...," sahut Alex yang masih menatap lekat pujaan hatinya.

"Berjanjilah! Jaga Denada, sayangi Denada, lindungi Denada, dan perlakukan Denada seperti kamu memperlakukanku," sambung Deswita membalas tatapan Alex.

Alex dan Denada saling bersitatap satu sama lain, tak lama tatapan itu beralih ke arah Deswita yang kedua bola matanya semakin lama semakin sayu.

"Kenapa ... kenapa kamu memberikan pilihan yang terberat untukku seperti ini? Sampai kapanpun tidak akan ada wanita yang bisa menggantikan posisi kamu di hatiku, sekalipun dia adalah kembaranmu," tukas Alex.

"Sayang ... aku mohon tolong wujudkan lah permintaan terakhirku ini, aku yakin kamu bisa menerima Denada seperti kamu bisa menerimaku dulu," balas Deswita, tanpa dia sadari buliran bening pun meluruh dari ujung ekor matanya.

Kini kedua netranya beralih menatap ke arah Denada, saudari kembarnya, "Denada, bagaimana dengan kamu ... apa kamu mau mewujudkannya?" tanya Deswita kepada Denada.

"Tidak kak! Aku tidak mau menikah dengan pria yang tidak ku kenal, terlebih aku sudah punya kekasih," tolak Denada yang kemudian melepaskan jemari tangannya dari genggaman tangan Deswita.

"Mungkin untuk saat ini kalian tidak bisa mewujudkannya, tapi aku berharap kelak nanti kalian mau mewujudkannya untukku." Deswita tersenyum menatap Denada dan Alex bergantian.

Senyum Deswita kian melebar mendengar penolakan dari adik dan kekasihnya, Deswita yakin bahwa suatu saat mereka akan mewujudkan permintaannya itu. kedua netra Deswita semakin sayu, Deswita menarik nafasnya dan dalam hitungan detik deru nafas Deswita tak lagi terdengar, dan kedua bola matanya tertutup rapat. Genggaman tangan Deswita terlepas dari jemari tangan Alex.

"Dokter ... Dokter ...," jerit Denada.

Dokter langsung masuk ke dalam ruang HCU bersama seorang perawat yang mengekor di belakangnya, kemudian memeriksa Deswita, ternyata denyut nadi Deswita sudah berhenti, degup jantungnya sudah tak berdetak lagi.

"Maafkan kami, kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun Tuhan berkehendak lain, Deswita sudah meninggal dunia," jelas Dokter Irwan yang telah memeriksa kondisi Deswita. namun berbeda dengan Alex yang masih tidak terima dengan fakta yang ada, kemudian Alex menonjok muka Dokter Irwan hingga Dokter Irwan jatuh tersungkur ke lantai.

"Apa gunanya kamu menjadi seorang dokter, menyelamatkan nyawa Deswita saja kamu tidak bisa!" Alex dengan kemarahan yang memuncak ingin rasanya menghancurkan wajah Dokter Irwan karena tidak bisa menyelamatkan nyawa kekasihnya.

Tuan Nicho mengambil peran untuk meredam kemarahan Alex, namun semua itu sisa sisa sekarang keadaan Alex semakin kacau, rahang Alex mengeras, dengan tatapan elangnya, seakan dia akan membunuh siapa saja yang menghalanginya.

"Sayang ... hiks ... hiks ... hiks ...." Alex membelai wajah pucat Deswita dan memeluknya, tubuh Deswita begitu kaku dan dingin.

"Sayang ... hei, bangun ... kamu sudah berjanji padaku bukan, tidak akan pergi meninggalkanku," lirih Alex seraya menepuk kedua pipi mulus Deswita.

"Bangunlah, dua Minggu lagi kita akan menikah, dan kamu akan menjadi milikku seutuhnya," seru Alex masih memeluk erat tubuh kaku Deswita, seakan tidak ingin melepaskan pujaan hatinya dari pelukan hangatnya.

"Deswita sayang ... aku tahu kamu hanya tidur kan. Deswita ... Deswita ... bangunlah sayang aku mohon," lirih Alex mencium wajah Deswita yang pucat, namun yang dia dapat hanyalah hawa dingin yang sudah sepenuhnya menyelimuti badan Deswita.

Keluarga Deswita yang melihat hal itu hanya bisa menangis, melihat Alex yang benar benar kehilangan sosok Deswita.

"K-kakak ...." Denada menggelengkan kepala, tubuhnya hampir jatuh dan Daddy Nicho segera menopang tubuh Denada.

Sementara Mommy Kinara sudah jatuh pingsan mendengar fakta tersebut dan sekarang sedang berada dalam ruang rawat bersama seorang perawat.

"Ini semua salahku Dad ... hiks ... hiks ...." Seketika tangis Denada pecah di pelukan Daddy Nicho.

"Sudahlah, Sayang, ini semua sudah takdir Allah." Daddy Nicho mengelus kepala Denada.

🌷🌷🌷

FLASHBACK ON

"Dad ... Mom ... hari ini Deswita dan Denada pergi ke mall sebentar, bolehkan ?" tanya Deswita menatap ke arah Daddy dan Mommy nya bergantian.

"Tanya Daddy kamu ...," sahut Mommy Kinara melirik ke arah suaminya.

"Daddy ...." Serentak Deswita dan Denada, berubah posisi di kanan dan kiri Daddy nya.

"Kami mau pergi ke mall hari ini, bolehkan Dad?" mohon Deswita berharap Daddy nya mengijinkan mereka pergi.

"Boleh, naik apa?" tanya Daddy Nicho.

"Naik mobilku Dad ...," jawab Deswita.

"Tapi ingat kalian tidak boleh lama lama, apalagi Deswita yang sebentar lagi akan menikah," imbuh Daddy Nicho.

"Terima kasih Dad ...." serentak Deswita dan Denada mencium pipi Daddy nya.

Saat Deswita dan Denada beranjak keluar, tiba tiba ....

"Sayang ... lebih baik kalian tunda dulu ya ngemall nya," pinta Mommy Kinara yang entah kenapa perasaannya mendadak cemas seperti ini, yang tak mampu di ungkapkan lewat kata kata.

"Kenapa Mom?"

"Entahlah sayang, perasaan Mommy tidak enak!" sahut Mommy Kinara.

"Sudahlah Mom, mungkin itu sekedar perasaan Mommy saja. Deswita, Denada pergilah, jangan lupa pulang tepat waktu!" sambung Daddy Nicho.

"Makasih Daddy ...," ucap Deswita.

"Mommy, kami berangkat dulu ya," serentak mereka berdua sembari tersenyum dan melangkah untuk pergi ke mall.

🌷🌷🌷

Deswita dan Denada mengendari mobil menuju ke mall, Denada yang terpaksa menuruti permintaan Deswita untuk mengemudikan mobilnya.

Sampai di mall, mereka berdua langsung belanja dan tak lupa mampir di sebuah cafe yang berada di mall tersebut.

Sambil menunggu pesanan, mereka tampak berbincang satu sama lain. Sampai akhirnya, Denada di buat tercengang mendengar perkataan Deswita.

"Denada ... jika kakak meminta sesuatu, apa Denada mau memberikannya untuk kakak?" tanya Deswita menatap lekat ke arah Denada.

"Tentu, kakak mau apa memangnya?" tanya Denada sambil menikmati makanannya yang sedari tadi sudah tersaji di atas meja mereka.

"Kakak minta, jika suatu saat kita berpisah, kamu jaga Alex ya, tetap disisi dan disamping Alex apapun yang terjadi," pinta Deswita.

Denada bergeming, Denada dan Deswita saling tatap satu sama lain.

Hening ... sesaat ....

"Kakak ngomong apaan sih, udah ah ayo kita makan keburu dingin nanti," sahut Denada terpaksa mengalihkan topik pembicaraan mereka berdua.

"Yuk pulang nanti keburu Mommy marah lagi," ajak Deswita.

Mereka berdua pulang, namun di pertengahan jalan Denada melihat penjual somay yang berada di seberang jalan. Denada buru buru memarkirkan mobilnya.

"Sepertinya enak, kakak juga pengen," sahut Deswita semangat.

"Baiklah tunggu di dalam mobil, biar aku yang membelinya." Denada langsung beranjak keluar dan menyeberang jalan.

Tak lama, Denada sudah balik dengan membawa sebungkus siomay namun saat Denada ingin menyeberangi jalan, tak melihat ada mobil yang sedang melaju dengan cepat, membuat Deswita keluar dari mobil dan berlari menuju ke Denada.

"Denada ... Denada ... Denada ...," teriak Deswita namun Denada tak mendengar karena bunyi suara kebisingan kendaraan membuat suara Deswita tak sampai ke telinga Denada.

Deswita berlari sekuat tenaga untuk menyelamatkan Denada.

Cccciiiiiiitttt

Bbbbrraaaakkkkkkk

FLASHBACK OFF

🌷🌷🌷

Daddy Nicho pun mengurai pelukan Denada, berjalan mendekat ke arah Alex yang masih memeluk erat tubuh kaku Deswita.

"Alex, ikhlaskan Deswita agar dia bisa tenang disana," seru Daddy Nicho lembut, seakan Alex tak mengindahkan semua ucapan Daddy Nicho. Alex masih setia memeluk tubuh Deswita yang membujur kaku seakan dia tak ingin melepaskannya.

"Sssstt ... dia tidak akan pergi kemana mana, Deswita ku akan tetap disini bersamaku. Jangan ada yang berani membawa Deswita kemanapun, dia masih hidup! Aku tahu saat ini dia masih tidur ...." Alex kembali memeluk erat tubuh Deswita dan beralih menatap semua orang yang berada di ruangan itu, kedua netra Alex mengisyaratkan kepada semua untuk tidak menyentuh miliknya.

Wajar jika Alex masih belum menerima kepergian Deswita, mengingat sebentar lagi mereka akan menikah dan sekarang Deswita pergi meninggalkan Alex begitu saja. Hati siapa yang tidak sedih ketika seseorang yang kita cintai meninggalkan kita untuk selamanya.

"Deswita ... ayo kita pulang ... aku sudah menyiapkan istana, sesuai dengan apa yang kamu minta untuk kita tempati bersama." Alex sudah menggendong tubuh Deswita namun Daddy Nicho dengan sigap menahan pergerakan Alex menghalangi langkahnya.

"Sadarlah Alex, Deswita mu sudah mati!" bentak Daddy Nicho dengan tatapan dingin.

"Asal om tahu, Deswitaku belum mati."

.

.

.

🌷Bersambung🌷

Terpopuler

Comments

Rhenii RA

Rhenii RA

Siomay

2024-10-14

0

Indah Dewi

Indah Dewi

Ikhlaskan yang sudah pergi Lex, mungkin suatu saat nanti kamu akan mendapatkan yang lebih baik dari pada Deswita😞😞

2024-08-23

0

Indah Dewi

Indah Dewi

Itu udah takdir yang maha kuasa Lex, manusia mungkin bisa menyembuhkan seseorang tapi bila Allah sudah berkehendak tidak ada yang bisa menentang

2024-08-23

0

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan
2 Kematian Deswita
3 Pengganti Deswita
4 Keputusan
5 Pernikahan
6 Aku Bukan Deswita
7 Kesedihan
8 Terluka
9 Pertemuan
10 Pengumuman
11 Perjanjian
12 Sisi lain Denada
13 Terkuaknya sebuah Rahasia
14 Bertemu Mayang
15 Amarah Alex
16 Kebencian
17 Meninggalkan Mansion
18 Salah Orang
19 Keresahan
20 Terluka Kembali
21 Sebuah Amarah
22 Pertemuan
23 Aku Bukan Pembunuh
24 Perdebatan
25 Sebuah Pencarian
26 Ungkapan Kejujuran
27 Pesta
28 Pesta 2
29 Alex VS Marcell
30 Gagal Total
31 Menjalankan Misi
32 Dewa Penolong
33 Marah
34 Terungkap
35 Sikap Manis Alex
36 Dia Akan Kembali
37 Kencan Pertama
38 Cemburu
39 Separuh Jiwaku Hilang
40 Keputusan
41 Kabur
42 Kesedihan Alex
43 Kehilangan
44 Kedatangan Cindy
45 Kejutan
46 Dia datang kembali
47 Kembali ke Mansion
48 Pengakuan Alex
49 Tekad Denada
50 Di Culik
51 Pencarian
52 Pengorbanan
53 Kebersamaan
54 Kesedihan Denada
55 Pergi Jauh
56 Histeris
57 Keindahan Kota Malang
58 Rencana Denada
59 Jatuh Sakit
60 Ngidam Simpatik
61 Pengumuman
62 Melahirkan
63 Dimana Daddy
64 Bertemu Kembali
65 Permintaan Maaf
66 Panggil Daddy Bukan Om Dedi
67 Merayu Mommy
68 Bertemu Opa dan Oma
69 Persiapan Pesta
70 Pesta
71 Denada yang posesif
72 Sosok Misterius
73 Terungkap
74 Bertemu Daddy Nicho
75 Mengunjungi Jo
76 Sifat Asli Deswita
77 Jadilah Bodyguard Ku
78 Bertemu Kembali
79 Manusia Es
80 Permintaan Sarah
81 Membingungkan
82 Pertemuan antara Ibu dan Anak
83 Masih Tak Percaya
84 Makan Malam
85 Dendam
86 Sebuah Rencana
87 Keputusan Carlos
88 Penembak Misterius
89 Pengorbanan Cinta
90 Akhir Dari Segalanya
91 Ucapan Terima Kasih
92 Promo Karya Baru
93 Promo Karya Baru
94 Promo Karya Baru
95 Promo Karya Baru
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Kecelakaan
2
Kematian Deswita
3
Pengganti Deswita
4
Keputusan
5
Pernikahan
6
Aku Bukan Deswita
7
Kesedihan
8
Terluka
9
Pertemuan
10
Pengumuman
11
Perjanjian
12
Sisi lain Denada
13
Terkuaknya sebuah Rahasia
14
Bertemu Mayang
15
Amarah Alex
16
Kebencian
17
Meninggalkan Mansion
18
Salah Orang
19
Keresahan
20
Terluka Kembali
21
Sebuah Amarah
22
Pertemuan
23
Aku Bukan Pembunuh
24
Perdebatan
25
Sebuah Pencarian
26
Ungkapan Kejujuran
27
Pesta
28
Pesta 2
29
Alex VS Marcell
30
Gagal Total
31
Menjalankan Misi
32
Dewa Penolong
33
Marah
34
Terungkap
35
Sikap Manis Alex
36
Dia Akan Kembali
37
Kencan Pertama
38
Cemburu
39
Separuh Jiwaku Hilang
40
Keputusan
41
Kabur
42
Kesedihan Alex
43
Kehilangan
44
Kedatangan Cindy
45
Kejutan
46
Dia datang kembali
47
Kembali ke Mansion
48
Pengakuan Alex
49
Tekad Denada
50
Di Culik
51
Pencarian
52
Pengorbanan
53
Kebersamaan
54
Kesedihan Denada
55
Pergi Jauh
56
Histeris
57
Keindahan Kota Malang
58
Rencana Denada
59
Jatuh Sakit
60
Ngidam Simpatik
61
Pengumuman
62
Melahirkan
63
Dimana Daddy
64
Bertemu Kembali
65
Permintaan Maaf
66
Panggil Daddy Bukan Om Dedi
67
Merayu Mommy
68
Bertemu Opa dan Oma
69
Persiapan Pesta
70
Pesta
71
Denada yang posesif
72
Sosok Misterius
73
Terungkap
74
Bertemu Daddy Nicho
75
Mengunjungi Jo
76
Sifat Asli Deswita
77
Jadilah Bodyguard Ku
78
Bertemu Kembali
79
Manusia Es
80
Permintaan Sarah
81
Membingungkan
82
Pertemuan antara Ibu dan Anak
83
Masih Tak Percaya
84
Makan Malam
85
Dendam
86
Sebuah Rencana
87
Keputusan Carlos
88
Penembak Misterius
89
Pengorbanan Cinta
90
Akhir Dari Segalanya
91
Ucapan Terima Kasih
92
Promo Karya Baru
93
Promo Karya Baru
94
Promo Karya Baru
95
Promo Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!