SEORANG YAKUZA???
Akira sedikit terheran saat Koji bertanya soal minyak goreng? Apakah pria itu— “Lain kali kurangi memakai minyak goreng, itu sangat tidak sehat.” Ujar pria itu yang kini masih fokus ke makanannya dan mempersibuk diri dengan mencicipi makanan tadi, sedangkan Akira masih berdiri layaknya seorang pelayan.
“Kau sedang apa?” tanya Koji yang langsung menatap ke arahnya dengan tajam. Bayangkan saja bagaimana kegugupan Akira saat ini saat pria itu menatap tegas dengan suara baritonnya.
“Aku...” Seakan tak bisa menjawabnya, Akira merasa seperti orang kebingungan.
“Duduk dan makanlah.” Pinta Koji karena pria itu tahu, bodyguardnya sedang kelaparan.
“Tidak perlu Tuan. Saya bisa makan nanti, terima kasih.” Balas Akira dengan sopan namun masih tidak tersenyum.
Mendengar penolakan halus, Koji ingin marah namun dia tak sanggup karena di depannya saat ini hanyalah seorang wanita. Selain musuh, maka dia masih bisa mengerti seorang wanita.
Tak ingin berlama-lama, Koji segera melahap makanannya hingga tak tersisa, jujur saja, Koji tipe pria yang sangat menjaga pola makan karena setiap ada waktu maka dia akan mengisi istirahat nya dengan gym yang ada di Mansion. Tak salah bila dia memiliki tubuh kekar dan gagah dari kebanyakan pria di Jepang. Koji Rodriguez— pria itu memiliki darah Jerman dan Jepang, dan mata biru itu tentunya dari sang ayah yang asli Jerman.
Akira cukup diam mengamati bagaimana sang bos melahap habis makanan buatannya. Melihat hal itu, Akira teringat dengan Izumi.
Selain Izumi tak pernah ada lagi seseorang yang ia buatkan makanan. Dan Koji salah satu orang yang memakan makanan buatannya.
“Apa yang kau pikirkan?” suara Koji membuat Akira langsung tersadar dari lamunannya. Kini keduanya saling beradu pandang, makanan di atas piring sudah habis tak bersisa.
“Anda sangat menyukai makanan nya.” Ucap Akira pelan hingga dia tersenyum tipis lalu memberi hormat.
Koji masih tak begitu paham akan pemikiran bodyguard nya itu, dia hanya memandanginya saja dengan kerutan alis sampai Akira kembali menatap dirinya tanpa senyuman.
“Terima kasih.” Ucap Koji pelan, namun sangat terdengar tulus meski suaranya sedikit berat dan tegas setidaknya pria itu tahu cara mengatakan terima kasih.
Setelah mengatakannya, Koji langsung pergi begitu saja, meninggalkan Akira yang masih berdiri di tempatnya. Langkah Koji berhenti tepat di arah tangga, kerutan di kedua alisnya perlahan hilang. “Dia hampir sama dengannya.” Gumam Koji menyeringai kecil. Entah siapa yang dia maksud, tapi yang pasti ada seseorang yang pernah mengisi hatinya.
...***...
Keesokan paginya, Akira sudah bersiap dengan memakai setelan jas hitam seperti biasanya, wanita itu juga Earpiece ala bodyguard pada umumnya, namun tertutup akan rambutnya yang tergerai dengan sengaja.
Sekali lagi, keberadaan Akira yang berjalan tegap menuju pintu keluar, bersamaan dengan Koji yang juga berjalan ke arah pintu keluar hingga mereka bersama-sama keluar dalam posisi Koji di depan dan Akira di belakang.
Sangat aneh melihat seorang wanita menjadi penjaga dari pria gagah berani seperti Koji. Jika mereka yang tidak tahu, maka mereka berpikir aneh.
Seperti biasa pula, Akira membukakan pintu mobil untuk Koji, “Kau sudah makan?” tanya pria itu sebelum masuk.
“Sudah Tuan.” Jawab Akira menatap ke bawah. Bukan tanpa alasan Koji bertanya, dia tak ingin bertanggung jawab jika terjadi sesuatu kepada pekerjanya apalagi hal pribadi.
.
.
.
Selama perjalanan, tatapan Koji tak luput dari mata sang bodyguard nya, dia sangat yakin bahwa melihat mata yang sama saat di Osaka dan saat pembobolan perusahaannya.
Tak ingin berburuk sangka, pria itu langsung berpaling. -‘Dia lebih dingin dari es.’ Batin pria bermanik mata biru itu tak sadar bahwa sikapnya juga sama.
Tak berselang lama, mereka datang dan betapa terkejutnya Koji saat melihat kericuhan di luar perusahaan nya. Akira yang ada di sana pun ikut kebingungan akan orang-orang yang seolah-olah tengah berdemo. Memang tidak banyak, mungkin sekitar 20 orang.
Tanpa menunggu perintah, Akira sudah tahu pekerjaan nya, dia segera turun dan mengawal Koji dengan beberapa penjaga lainnya yang menghampiri Koji termasuk Tomi.
“Ada apa ini?” tanya Koji kesal.
“Akan aku jelaskan di dalam saja. Mereka pendemo.” Jawab Tomi berjalan di samping Koji sementara Akira di sisi kiri.
Mereka masuk menerobos orang-orang tadi dari arah samping. Namun sebelum masuk, Koji dengan berani membenahi kericuhan di sana. Dia sendiri juga tak tahu apa kesalahan yang sudah di lakukan oleh perusahaannya.
“KAMI MOHON TENANGLAH KALIAN SEMUA!! AKU SELAKU PEMILIK PERUSAHAAN AKAN MENYELESAIKAN DAN MENCARI TAHU ALASAN DIBALIK KEMARAHAN KALIAN YANG MERASA DIRUGIKAN.” Jelas Koji dengan tatapan tegasnya pria itu mencoba menenangkan orang-orang tadi meski kesabarannya setipis tisu.
“APAKAH BEGINIKAH PERUSAHAAN JI'EZ BEKERJA? MEREBUT PAKSA TANPA MEMINTA IZIN KEPADA KAMI SELAKU ORANG YANG BERHAK ATAS TANAH KAMI!” kesal salah satu pria paruh baya yang merupakan seorang warga dimana tempat tinggal mereka berada di perkampungan dekat tanah luas yang sangat cocok untuk pertambangan.
Koji dan Tomi kebingungan, mereka sudah mendiskusikan hal ini sebelumnya. Dengan tatapan tajamnya, Koji menoleh ke Tomi seakan pertanyaan menantang tersirat dalam tatapan tersebut.
“Itu bukan aku, aku melakukan seperti apa yang kau perintahkan.” Kata Tomi membenarkan. Tentu, Koji sudah menyuruhnya untuk bernegosiasi dengan warga di sana, jika mereka tidak setuju maka Koji tidak akan memaksa. Tapi apa sekarang? Para warga mengamuk karena tanah mereka digalih paksa.
Bahkan orang-orang tadi melemparkan kertas yang diremas, sebuah kertas yang merupakan surat izin palsu.
Sungguh, menjadi seorang pengusaha bukanlah hal mudah. Koji yang takut lepas kendali pun, pria itu kembali menatap ke orang-orang tadi. “AKU BERJANJI AKAN MENGEMBALIKAN MILIK KALIAN DAN AKAN MENGGANTI RUGI ATAS KESALAHAN INI. TOLONG BERI KAMI WAKTU.” Ucap Koji dengan suara lantang. Namun sepertinya kemarahan mereka masih terlihat marah.
“AKU MOHON KALIAN TENANG LAH!!” pinta Tomi yang ikut berteriak.
Akira yang melihat kericuhan tadi mulai tak terkendali, wanita itu seakan-akan ikut kesal sendiri, padahal Koji sudah memberikan janji. Wanita cantik berjas hitam itu menunduk sembari mengepalkan tangannya, lalu kembali menatap tajam ke orang-orang pendemo tadi.
“DAMAREKONOYAROU!” sentak Akira dengan suara tinggi dan serak bak seorang yang sangat dikenal di kalangan masyarakat Jepang. “Sō shinai to shinde shimaimasu.” Lanjutnya dengan suara yang sama namun sedikit merendah.
Orang-orang tadi langsung bungkam menatap takut ke arah Akira, begitu juga dengan Koji dan Tomi yang cukup terkejut mendengar kata-kata kasar tak biasa, keluar dari mulut seorang wanita seperti Akira.
Tatapan Koji masih mengarah ke wanita yang berdiri lebih ke depan. “Dia seorang Yakuza?” tanya Koji kepada Tomi yang berdiri di sebelahnya.
“Maybe.” Jawab Tomi yang masih melongo.
Mereka semua tahu bagaimana logat kasar seorang Yakuza saat berbicara. Dan itu hampir sama seperti yang Akira tunjukkan barusan, bahkan Koji sendiri pernah mengatakan kata-kata kasar seperti itu namun hanya kepada musuh serta orang-orang sialan saja.
...°°°...
Hai guyss!!!!! Maaf ya jika ceritanya kurang menarik, tapi percayalah sama seperti ceritaku yang lain bahwa semuanya akan menjadi dag-dig-dug saat mulai memasuki babak yang wow!!! Mohon kesabarannya 😁
Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!
Thanks and See Ya ^•^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Jaspit Elmiyanti
apa wanita masa lalu koji, Izumi adik nya akira
2024-11-27
2
HNF G
bagus koq ceritanya, bikin pinisirin 🤭
2024-11-10
1
oranggila🗿🗿🗿
kayak nya koji ini yg bunuh temen kiara nama marie kalo gak salah
2025-01-05
2