DEGUPAN
Akira hanya diam, menerima jas milik bosnya hingga melenggang masuk ke dalam gudang dengan di antar oleh Kairi menuju toilet. Ya! Toilet.
“Hanya ada toilet pria di sini. Jika kau tidak—”
“Bukan masalah.” Potong Akira begitu saja.
Kairi terdiam untuk sesaat, mengamati wanita cantik yang baru saja masuk ke dalam toilet pria. Memang tak diragukan lagi, Akira juga mengerti kenapa hanya ada toilet pria saja. Karena memang dialah satu-satunya wanita di kelompok Koji.
Akira meletakkan jas hitam milik Koji, lalu membersihkan noda darah yang menempel di leher dan juga pipi kirinya. “Kau sangat kotor.” Gumam Akira ketika wanita itu terus memandangi dirinya sendiri yang nampak berantakan.
Sungguh! Dia belum pernah berdandan layaknya seorang wanita sungguhan. Berbeda dengan Izumi dan Ino, Akira lebih nyaman mengenakan pakaian seperti Hoodie dan celana, bukan dress ataupun rok mini.
Dengan cepat wanita itu membersihkan dirinya hingga salah satu anak buah Koji yang kebetulan ingin buang air kecil, cukup terkejut melihat keberadaan seorang wanita di sana. Tentu saja keduanya saling memandang.
Akira langsung menunduk dan kembali menggosok pipinya tanpa memperdulikan keberadaan pria berkaos hitam yang tak memperdulikan keberadaan nya saat ini. Mereka berdua sama-sama sibuk dengan kegiatan awal mereka, yaitu membersihkan darah dan juga buang air kecil.
Hendak membuka resleting celana, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka hingga menunjukkan seorang pria berambut pirang dengan tatapan tegasnya.
Keadaan menjadi lebih mencengangkan saat Koji menatap ke arah anak buahnya yang saat ini menunduk ke arahnya. Lalu menatap ke arah Akira yang juga menatap ke arahnya dengan tunduk.
“Kau tahu ada wanita di sini?” suara Koji yang terdengar lembut namun suara khas-nya benar-benar berhasil membuat kulit meremang.
“I-iya Tuan. Maaf,” seketika pria tadi menundukkan kepalanya Lebih rendah lalu melangkah pergi dengan menahan baung air kecilnya. Dia tak ingin sampai berurusan dengan bos-nya karena itu bisa membuatnya binasa pada saat itu juga.
Akira sendiri yang mendengarnya merasa tak enak, hingga wanita itu masih merendahkan pandangannya ke bawah. Rambutnya yang panjang ia kuncir rendah sehingga leher jenjangnya sedikit terlihat apalagi dua kancing kemejanya yang terbuka.
“Bersihkan dirimu sekarang.” Pinta Koji yang berjalan ke arahnya hingga berdiri tepat di depannya.
Jantung Akira berdegup tak karuan, hingga mau tak mau ia segera berbalik ke arah wastafel dan kembali menggosok noda merah di lehernya dengan gerakan ragu.
Koji masih berdiri di tempatnya dan terus mengamati bodyguard nya yang kini tengah membersihkan dirinya.
Pemandangan yang sangat panas, ketika Akira menggosokkan tangannya ke leher putihnya sambil bercermin. Wanita itu seakan melupakan keberadaan bos-nya yang kini masih memandanginya dengan kedua tangan ia masukkan ke saku celana.
“Apa kau mengenal pria yang kau seret tadi?” pertanyaan mendadak mengalun begitu saja dari mulut Koji.
“Tidak.” Jawab singkat Akira yang masih fokus pada dirinya saat ini.
Mata biru Koji kembali menelusuri Akira. Cukup lama pria itu memandanginya tanpa berpaling hingga ia mulai melangkah lebih dekat dan itu berhasil membuat Akira semakin tak karuan detak jantungnya.
Tangan kekar Koji mulai bergerak hendak menyentuh rambut Akira yang dekat sekali dengan belakang leher wanita itu hingga telunjuknya tak sengaja menyentuh kulit lehernya. Sontak, Akira langsung menoleh ke arahnya dan sedikit menjaga jarak.
“Maaf?” ucap Akira dengan sedikit kerutan di kedua alisnya.
Koji kembali memasukkan tangannya. “Ada darah di rambutmu. Bersihkan itu dan cepat keluar.” Ujar pria itu berbalik pergi sembari menutup matanya sejenak sambil menarik napas panjang. “Baka!” umpat Koji pada dirinya sendiri.
Karena tindakannya sendiri, kini mungkin ia berpikir Akira memiliki pikiran bahwa bosnya seorang pria mesum.
Tapi jujur saja, Koji hampir saja hilang kefokusan saat melihat lekuk tubuh bagian Akira seperti leher dan lengannya yang terbuka.
Pria tampan dengan kemeja putihnya itu mulai memperlambat langkahnya berdiri tepat di lorong gelap menuju pintu keluar. Ia menoleh ke belakang, ke arah kamar mandi tadi dengan wajah penuh penasaran.
“C'mon.” Gumamnya lagi yang tak tahu harus bersikap seperti apa kepada bodyguard nya itu. Di saat seperti ini hanya satu orang yang dia salahkan, yaitu Tomi. Bagaimana bisa pria bijak itu merekomendasikan seorang wanita sebagai bodyguard pribadinya?
Kini tubuhnya menjadi panda dingin tak karuan kan jadinya.
.
.
.
Selang beberapa menit kemudian. Akira keluar dengan menggunakan jas milik Koji yang nampak kebesaran di tubuhnya, apalagi dalam keadaan terkancing, membuat wanita bertubuh mungil itu nampak tenggelam dalam pakaian.
Lagi dan lagi, para pria di sana dibuat tercengang melihat penampilan Akira. Terutama si Koji Rodriguez yang saat ini menatapnya kembali dari bawah ke atas.
Sungguh! Seorang wanita memakai jas nya.
“Kirim sekarang juga, dan periksa tempat itu sebelum kita membukanya.” Pinta Koji kepada Tomi dengan sangat serius, setidaknya dia bisa berpaling sejenak dari Akira.
Tomi mengangguk faham, lalu melangkah pergi. Kini tepat di dekat mobilnya, Koji kembali memperhatikan Akira yang masih berdiam diri.
Hendak membuka suara tiba-tiba Kairi datang dengan tergesa-gesa. “Tuan Koji, pria itu sudah mati.” Ucapnya yang langsung membuat keterkejutan teruntuk Koji.
Pria yang dimaksud adalah, seorang pria yang diseret oleh Akira yang merupakan kapten dari orang-orang bajingan tadi. Dengan cepat Koji menghampiri musuh-musuhnya yang terkurung di bawah tanah yang ada di dalam gudang container.
Dari belakang Akira mengikuti bosnya. Saat sampai di sana, terlihat jelas pria berpakaian tank top putih yang terkulai lemas di atas tanah dengan tusukan berkali-kali di punggung. Sungguh mengenaskan.
“Siapa yang melakukannya?” tanya Koji kepada Kairi selaku orang yang bertugas di area gudang.
Tatapan tajam Koji tak luput dari pria malang yang terkulai tak bernyawa di tanah.
“Tidak ada yang melihatnya, tidak ada CCTV di sini—”
“TAPI ADA PENJAGA KETAT DI SINI, APA YANG MEREKA LAKUKAN HAH?" sentak Koji yang nampak murka. Tak peduli meski Kairi adalah temannya, dia tetap seorang bos yang akan serius bila ada hal mencengangkan seperti ini. Apalagi musuhnya berkeliaran di luar dan ingin sekali menghancurkan bisnisnya bahkan membunuhnya sekaligus.
Kairi hanya tertunduk. “Kami akan mencari tahu.” Ucap pria itu juga terlihat kesal dan serius karena kelalaiannya sendiri. Padahal tidak ada yang masuk, dan para penjaga pun juga selalu berjaga di tempatnya.
“Siapa yang berjaga di sini?” tanya Koji sekali lagi. Sungguh, ketenangan dari suara Koji malah menjadi maut untuk mereka semua.
Dengan takut, empat penjaga berdiri secara sejajar telat di hadapan pria pemilik sapphire tajam. Akira yang masih berdiri di belakang Koji, wanita itu memperhatikan bagaimana pria bernama Koji itu marah.
“Kalian yang berjaga di sini?” tanya suara bariton itu begitu menusuk.
Namun seperti yang sudah tercantum, bahwa anggota yang ikut ke kelompok Koji dilarang takut menghadapi kesalahan mereka. Seperti saya ini, keempat pria itu menatap dengan kepala tegak meski keringat membasahi wajah mereka hingga degupan kencang pada jantungnya seakan mereka sudah tahu bahwa nyawanya tak lama lagi.
“Iya, Tuan Koji.” Jawab satu pria mewakili.
Koji mengangguk-anggukkan kepalanya dengan tatapan marah, pria itu meraih pisau dari tangan Kairi.
“Tusuk lehermu sendiri.” Pintanya dengan suara serak menyodorkan pisau tadi ke arah anak buahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
SLina
bodoh 😄🤣🤣
2024-11-05
1
Nur Bahagia
panda 🐼 🤭
2024-10-29
1
jen
sadis bgt....
thor gag sabar nunggu kelanjutannya hahahaa....
semangat up nya Thor
2024-07-10
2