AITOFU — BAB 13

MAKAN MALAM

Lewat tengah malam. Akira terbangun dari tidur yang seharusnya menjadi istirahatnya setelah bekerja, kini wanita itu malah terbangun mendadak dengan peluh di sekujur wajahnya.

Napas Akira memburu sembari memegangi kepalanya. “Hanya mimpi buruk.” Gumam Akira pelan. Mungkin karena terlalu lelah dia mengalami mimpi buruk.

Rambut hitamnya yang panjang nampak berantakan, namun itu tak memudarkan kecantikan naturalnya hingga Krucchh!! Sura perut keroncongan. Ya! Dia hampir lupa bahwa dia belum makan sama sekali.

Saat Akira melihat ke ponselnya, jam menunjukkan lewat tengah malam, wanita itu memberanikan dirinya untuk keluar kamar dan memutuskan mencari sesuatu yang bisa di makan atau mungkin kedua rumah?

Keadaan di Mansion benar-benar hening seperti tak berpenghuni, bahkan lampu-lampu di sana pun masih sengaja dinyalakan untuk berjaga-jaga.

“Maaf Nyonya, tidak ada yang boleh keluar Mansion jika sudah memasuki jam malam.” Jelas seorang penjaga gerbang Mansion yang melihat keberadaan Akira di sana. Tentu saja wanita itu ingin pergi keluar membeli makanan cepat saji.

“Tapi aku ingin membeli sesuatu.” Ucap Akira sedikit memaksa.

“Maaf, tapi itu sudah peraturan dari Tuan Koji sendiri.” Balas sang penjaga masih kukuh dengan perintah bos-nya.

Tak ingin melawan Akira memilih pasrah dan kembali masuk. Cukup lama ia berpikir hingga akhirnya dia memutuskan sesuatu.

.

.

.

(“Maafkan aku... Jangan seperti ini Koji. Aku mohon... ”)

(“KOJI!!!”)

Deg! Seorang pria terbangun tiba-tiba dari tidurnya. Pria dengan rambut pirang yang sedikit berantakan, serta tubuh telanjang dada menunjukkan betapa kekarnya pria itu.

Koji memejamkan matanya rapat-rapat, sambil bernapas lewat mulut, pria itu menunduk lemas, sudah sering sekali dia mengalami mimpi yang sama. Ditakuti oleh suara seorang wanita yang sangat dia kenal.

Seorang wanita yang dulu pernah mengisi hatinya.

“Hhaaahhh~” Pria itu menghela napas panjang lalu beranjak dari ranjangnya menuju ke lemari. Sebelum keluar, pria itu memakai kaos putih ketat, mata birunya yang selalu menyorot tajam serta rahang tegasnya membuat aura tersendiri bagi seorang Koji.

Ketika pria itu menuruni tangga pribadinya dan hendak melangkah menuju ruang pribadinya yang juga terdapat meja bar di sana, Koji mengurung kembali niatnya saat hidung mancungnya mencium aroma yang sangat lezat.

“Who?” gumam pria itu sembari mengernyit heran. Sebelumnya tak pernah dia mencium aroma makanan dimalam hari di dalam Mansion nya.

Karena rasa penasaran, Koji pun berjalan mengikuti aroma tersebut hingga langkahnya mengarahkan dirinya ke arah dapur. Ya, dapur. Pria itu tertegun di tempat ketika melihat seorang wanita dengan postur tubuh mungil dan berbodi dengan balutan kaos putih beserta celana hitam plus rambut indahnya yang tergelung berantakan.

Akira tak menyadari bahwa ada sosok pemilik Mansion yang kini berdiri di belakang, tepat di sebelah meja dapur.

-‘Ini untuk yang terakhir kalinya, aku harap tidak ada yang bangun. Hffuuu—’ Batin Akira sangat berharap itu terkabul.

Senyuman terukir kecil bibir mungilnya saat ia baru saja menyelesaikan semuanya. Kini dengan sepiring nasi goreng dengan telur Omuraisu— Akira membuat versinya sendiri sehingga itu nampak lebih lezat.

Saat dia berbalik badan, betapa terkejutnya wanita itu melihat Koji masih berdiri di sana. Bahkan dalam sekejap senyuman Akira langsung hilang saat melihat mata tajam bosnya saat ini.

Tanpa basa-basi, Akira langsung menunduk dengan wajah antara gugup dan merasa bersalah. “Maaf Tuan, saya tidak meminta izin lebih dahulu.” Ucap Akira sungguh tak enak bila harus berpapasan dengan pemilik rumah.

Akira pikir tidak ada orang yang akan datang.

Koji masih mengamatinya, hingga mata birunya mengarah ke arah sepiring makanan yang Akira bawa.

“Kenapa tidak meminta tolong kepada pelayan?” tanya Koji dengan suara yang selalu terdengar tegas.

“Saya juga seorang pekerja di sini, jadi menurut saya itu tidak pantas. Lagi pula para pelayan sedang istirahat, saya tidak ingin mengganggu mereka.” Jelas Akira sebisa mungkin agar Koji tak salah paham.

“Tapi aroma makananmu mengganggu ku.” Balas Koji terdengar santai namun menusuk.

“Maafkan saya Tuan Koji.” Ucap Akira masih saja menunduk, bahkan wanita itu sama sekali tak bergerak sedikitpun. Berbeda dengan Koji, pria itu seakan tak bisa berpaling dari bodyguard nya setiap kali bertemu. Ada apa?

“Lain kali makanlah lebih awal.” Ucap pria itu hendak berbalik badan namun tiba-tiba suara kerucukan terdengar jelas dari perut Koji.

Oh yang benar saja, apakah pria itu juga menahan lapar seharian?

Mendengar suara tak asing, Akira seketika memandang ke arah pria berkaos putih yang saat ini menahan rasa malunya hingga enggan berbalik badan.

“Anda... Bisa memakannya jika mau, saya akan membuat mie instan saja.” Tawar Akira tanpa ragu.

Menahan lapar itu lebih menyakitkan daripada menahan kegiatan apapun. Koji menoleh ke arah wanita cantik yang masih menunggunya, dengan ketegasan pria itu berbalik badan hingga kembali menatap ke Akira.

“Buatkan makanan sepertimu— maksudku, seperti makanan mu. Akan aku tunggu.” Pinta Koji hingga melangkah pergi ke ruang makan. Hampir saja pria itu salah bicara.

Akira yang berdiri disana hanya bisa menurut saja, toh dia adalah pekerja dan tak sepatutnya bila harus menolak perintah bosnya.

...***...

Sementara di gudang container, terlihat seorang pria yang sibuk di depan layar komputer sembari mengamati jelas, bahkan dia sudah berkali-kali memeriksa di penjara seorang musuh.

“Sshhh—” sambil mendesis bingung sembari menggosok dagunya, Kairi masih kebingungan dengan semua itu. Bagaimana bisa empat penjaga pergi bersamaan?

Puk! Seorang pria baru saja menepuk bahu Kairi dari belakang, namun pria itu masih fokus akan pekerjaannya.

“Jangan terlalu serius, sudah dua hari kau begadang.” Ujar Tomi yang kini duduk di kursi samping Kairi.

“Bagaimana aku bisa tidur. Koji marah besar karena kejadian pembunuhan pada pria penyusup itu.” Jelas Kairi membuka kaleng minuman yang Tomi bawakan lalu meneguknya.

Sementara Tomi sedikit terkejut mendengar ucapan barusan. “Maksudmu pria yang Akira seret?” tebak Tomi hingga Kairi mengangguk.

“Bagaimana bisa?” tanya Tomi ikut heran.

“Itu yang sedang aku pikirkan. Sepertinya ada pembelot di antara kita.” Pikir Kairi. Namun berbeda dengan Tomi— pria bijak itu hanya diam dengan tatapan serius.

...***...

Tak butuh waktu lama, satu piring baru saja Akira letakan di atas meja dimana Koji duduk di kursi meja makan. Pria itu memandang lekat hidangan yang sama seperti milik Akira.

“Apa kau menggunakan minyak goreng?” tanya Koji terdengar seperti peringatan.

“Iya.” Jawab Akira yang masih berdiri. Bak ikut kontes master chef, wanita cantik itu masih mengamati bagaimana bosnya mulai mengambil sesendok makanan tadi hingga mencicipinya dengan kerutan di kedua alisnya.

Oh, sungguh! Akira benar-benar tak mengikuti audisi master chef kan? Aura Koji yang tampan dan tegas membuatnya berdegup ta beraturan.

Terpopuler

Comments

Andriyani

Andriyani

novelmu selalu keren thor semangat berkarya 👍👍

2024-10-21

1

lihat semua
Episodes
1 AITOFU — BAB 01
2 AITOFU — BAB 02
3 AITOFU — BAB 03
4 AITOFU — BAB 04
5 AITOFU — BAB 05
6 AITOFU — BAB 06
7 AITOFU — BAB 07
8 AITOFU — BAB 08
9 AITOFU — BAB 09
10 AITOFU — BAB 10
11 IATOFU — BAB 11
12 AITOFU — BAB 12
13 AITOFU — BAB 13
14 AITOFU — BAB 14
15 AITOFU — BAB 15
16 AITOFU — BAB 16
17 AITOFU — BAB 17
18 AITOFU — BAB 18
19 AITOFU — BAB 19
20 AITOFU — BAB 20
21 AITOFU — BAB 21
22 AITOFU — BAB 22
23 AITOFU — BAB 23
24 AITOFU — BAB 24
25 AITOFU — BAB 25
26 AITOFU — BAB 26
27 AITOFU — BAB 27
28 AITOFU — BAB 28
29 AITOFU — BAB 29
30 AITOFU — BAB 30
31 AITOFU — BAB 31
32 AITOFU — BAB 32
33 AITOFU — BAB 33
34 AITOFU — BAB 34
35 AITOFU — BAB 35
36 AITOFU — BAB 36
37 AITOFU — BAB 37
38 AITOFU — BAB 38
39 AITOFU — BAB 39
40 AITOFU — BAB 40
41 AITOFU — BAB 41
42 AITOFU — BAB 42
43 AITOFU — BAB 43
44 AITOFU — BAB 44
45 AITOFU — BAB 45
46 AITOFU — BAB 46
47 AITOFU — BAB 47
48 AITOFU — BAB 48
49 AITOFU — BAB 49
50 AITOFU — BAB 50
51 AITOFU — BAB 51
52 AITOFU — BAB 52
53 AITOFU — BAB 53
54 AITOFU — BAB 54
55 AITOFU — BAB 55
56 AITOFU — BAB 56
57 AITOFU — BAB 57
58 AITOFU — BAB 58
59 AITOFU — BAB 59
60 AITOFU — BAB 60
61 AITOFU — BAB 61
62 AITOFU — BAB 62
63 AITOFU — BAB 63
64 AITOFU — BAB 64
65 AITOFU — BAB 65
66 AITOFU — BAB 66
67 AITOFU — BAB 67
68 AITOFU — BAB 68
69 AITOFU — BAB 69
70 AITOFU — BAB 70
71 AITOFU — BAB 71
72 AITOFU — BAB 72
73 AITOFU — BAB 73
74 AITOFU — BAB 74
75 AITOFU — BAB 75
76 AITOFU — BAB 76
77 AITOFU — BAB 77
78 AITOFU — BAB 78
79 AITOFU — BAB 79
80 AITOFU — BAB 80
81 AITOFU — BAB 81
82 AITOFU — BAB 82
83 AITOFU — BAB 83
84 AITOFU — BAB 84
85 AITOFU — BAB 85
86 AITOFU — BAB 86
87 AITOFU — BAB 87
88 AITOFU — BAB 88
89 AITOFU — BAB 89
90 AITOFU — BAB 90
91 AITOFU — BAB 91
92 AITOFU — BAB 92
93 AITOFU — BAB 93
94 AITOFU — BAB 94
95 AITOFU — BAB 95
96 AITOFU — BAB 96
97 AITOFU — BAB 97
98 AITOFU — BAB 98
99 AITOFU — BAB 99
100 AITOFU — BAB 100
101 AITOFU — BAB 101
102 AITOFU — BAB 102
103 AITOFU — BAB 103
104 AITOFU — BAB 34
105 AITOFU — BAB 105
106 AITOFU — BAB 106
107 AITOFU — BAB 107
108 AITOFU — BAB 108
109 AITOFU — BAB 109
110 AITOFU — BAB 110
111 AITOFU — BAB 111
112 AITOFU — BAB 112
113 AITOFU — BAB 113
114 AITOFU — BAB 114
115 AITOFU — BAB 115
116 AITOFU — BAB 116
117 AITOFU — BAB 117
118 AITOFU — BAB 118
119 AITOFU — BAB 119
120 AITOFU — BAB 120
121 AITOFU — BAB 121
Episodes

Updated 121 Episodes

1
AITOFU — BAB 01
2
AITOFU — BAB 02
3
AITOFU — BAB 03
4
AITOFU — BAB 04
5
AITOFU — BAB 05
6
AITOFU — BAB 06
7
AITOFU — BAB 07
8
AITOFU — BAB 08
9
AITOFU — BAB 09
10
AITOFU — BAB 10
11
IATOFU — BAB 11
12
AITOFU — BAB 12
13
AITOFU — BAB 13
14
AITOFU — BAB 14
15
AITOFU — BAB 15
16
AITOFU — BAB 16
17
AITOFU — BAB 17
18
AITOFU — BAB 18
19
AITOFU — BAB 19
20
AITOFU — BAB 20
21
AITOFU — BAB 21
22
AITOFU — BAB 22
23
AITOFU — BAB 23
24
AITOFU — BAB 24
25
AITOFU — BAB 25
26
AITOFU — BAB 26
27
AITOFU — BAB 27
28
AITOFU — BAB 28
29
AITOFU — BAB 29
30
AITOFU — BAB 30
31
AITOFU — BAB 31
32
AITOFU — BAB 32
33
AITOFU — BAB 33
34
AITOFU — BAB 34
35
AITOFU — BAB 35
36
AITOFU — BAB 36
37
AITOFU — BAB 37
38
AITOFU — BAB 38
39
AITOFU — BAB 39
40
AITOFU — BAB 40
41
AITOFU — BAB 41
42
AITOFU — BAB 42
43
AITOFU — BAB 43
44
AITOFU — BAB 44
45
AITOFU — BAB 45
46
AITOFU — BAB 46
47
AITOFU — BAB 47
48
AITOFU — BAB 48
49
AITOFU — BAB 49
50
AITOFU — BAB 50
51
AITOFU — BAB 51
52
AITOFU — BAB 52
53
AITOFU — BAB 53
54
AITOFU — BAB 54
55
AITOFU — BAB 55
56
AITOFU — BAB 56
57
AITOFU — BAB 57
58
AITOFU — BAB 58
59
AITOFU — BAB 59
60
AITOFU — BAB 60
61
AITOFU — BAB 61
62
AITOFU — BAB 62
63
AITOFU — BAB 63
64
AITOFU — BAB 64
65
AITOFU — BAB 65
66
AITOFU — BAB 66
67
AITOFU — BAB 67
68
AITOFU — BAB 68
69
AITOFU — BAB 69
70
AITOFU — BAB 70
71
AITOFU — BAB 71
72
AITOFU — BAB 72
73
AITOFU — BAB 73
74
AITOFU — BAB 74
75
AITOFU — BAB 75
76
AITOFU — BAB 76
77
AITOFU — BAB 77
78
AITOFU — BAB 78
79
AITOFU — BAB 79
80
AITOFU — BAB 80
81
AITOFU — BAB 81
82
AITOFU — BAB 82
83
AITOFU — BAB 83
84
AITOFU — BAB 84
85
AITOFU — BAB 85
86
AITOFU — BAB 86
87
AITOFU — BAB 87
88
AITOFU — BAB 88
89
AITOFU — BAB 89
90
AITOFU — BAB 90
91
AITOFU — BAB 91
92
AITOFU — BAB 92
93
AITOFU — BAB 93
94
AITOFU — BAB 94
95
AITOFU — BAB 95
96
AITOFU — BAB 96
97
AITOFU — BAB 97
98
AITOFU — BAB 98
99
AITOFU — BAB 99
100
AITOFU — BAB 100
101
AITOFU — BAB 101
102
AITOFU — BAB 102
103
AITOFU — BAB 103
104
AITOFU — BAB 34
105
AITOFU — BAB 105
106
AITOFU — BAB 106
107
AITOFU — BAB 107
108
AITOFU — BAB 108
109
AITOFU — BAB 109
110
AITOFU — BAB 110
111
AITOFU — BAB 111
112
AITOFU — BAB 112
113
AITOFU — BAB 113
114
AITOFU — BAB 114
115
AITOFU — BAB 115
116
AITOFU — BAB 116
117
AITOFU — BAB 117
118
AITOFU — BAB 118
119
AITOFU — BAB 119
120
AITOFU — BAB 120
121
AITOFU — BAB 121

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!