KEGUGUPAN DI KAMAR MANDI
Seperti sebuah keterkejutan yang luar biasa, Akira tak tahu harus melakukan apa saat suara shower mulai terdengar di telinganya.
Ya! Wanita itu mengintip sedikit dan melihat Koji tengah mengguyur keseluruhan tubuhnya yang masih mengenakan pakaian lengkap. -‘Ada apa dengannya?’ batin Akira bertanya-tanya heran hingga dia ingat bahwa bosnya masih dalam pengaruh alkohol meski Akira sebenarnya tak tahu bahwa Koji tak 100% dipengaruhi oleh alkohol.
“Sshhh— kuso!" umpat Koji mendesis seksi hingga melepaskan kemeja hitamnya yang kini menunjukkan dada bidang serta perut sixpack nya.
Melihat pemandangan seperti itu, Akira membelalak kaget hingga langsung berpaling menghindari kontak matanya sendiri yang ternodai. “Oh Ya Tuhan.” Gumam Akira mulai berdegup tak karuan.
Koji masih mengguyur tubuhnya, namun ia merasakan kehadiran seseorang di sana yang membuatnya mematikan shower lalu menoleh ke arah bathtub kosong dimana Akira berada di balik dinding pembatas.
Dengan alis tebal yang kini berkerut serta mata birunya yang menatap tajam. Koji mulai melangkah mendekat dan berhenti tepat di depan pintu masuknya.
-‘Aku mohon jangan sekarang, aku mohon jangan sekarang— ’ “Hik!” Wanita itu langsung menutup mulutnya rapat-rapat saat cegukan kegugupan nya merusak semuanya.
Dengan kedua tangannya yang menahan mulutnya, Akira memejamkan matanya pasrah. Sampai tiba-tiba tangan Koji langsung menariknya paksa dalam satu tarikan yang membuat Akira refleks tertarik hingga dia berhadapan langsung dengan sang bos tanpa busana.
Seperti ada sebuah jeda dan slow motion di antara Koji dan Akira. Pria itu sama terkejutnya melihat seorang wanita cantik berkulit putih berdiri tanpa busana seta rambut basahnya yang masih terdapat sampo.
Akira langsung kembali bersembunyi di balik dinding pembatas hitam dengan pipi hangatnya yang merah bak kepiting rebus.
Sedangkan Koji tertegun tak bisa berkata-kata, namun dia cukup tenang karena melihat tubuh seorang wanita sudah hal biasa karena para wanita selalu melakukan tepat didepannya untuk sekedar menggodanya.
“Hhfffuuu— ma-maafkan aku Tuan Koji. Ak-aku tidak tahu Anda akan masuk ka-karena Anda tertidur, jadi aku tidak mengunci pintu kamar mandinya.” Jelas Akira sebisa mungkin untuk menghindari kesalahpahaman yang mungkin Koji pikirkan saat ini.
Sungguh? Pria itu bahkan tak memikirkan alasan tersebut, yang ada dipikirannya saat ini adalah.... Bodyguard cantiknya, yang polos dan tegas baru saja menunjukan betapa indahnya dia.
Tanpa diduga, Koji malah masuk dan menuju ke bathtub dengan santai nya tanpa menoleh ataupun mencoba mengintip Akira yang sudah hampir setengah mati di sana.
“Bersihkan rambutmu, lalu pergilah.” Pinta pria pirang itu terdengar dingin, namun dia sama sekali tidak berbalik badan dan menunggu air penuh dalam bathtub.
Akira yang berada tepat di belakangnya saat ini hanya bisa menyilangkan kedua tangannya untuk menutupi dadanya. “Ti-tidak perlu, aku akan mengelapnya saja. Anda bisa mandi dengan tenang.” Jawab Akira sama sekali tidak keberatan. Oh ayolah! betapa gagah, kekar dan indahnya punggung Koji dari belakang tanpa kain.
Tentu saja Koji langsung menoleh ke sisi kanan dengan wajah kesal. “Jadi kau akan membantah perintahku lagi, Nyonya Akira?” tegasnya langsung membuat ciut wanita itu.
“Tidak...” Lirihnya pasrah. Hingga akhirnya dia segera pindah ke arah shower. Meski ragu dan terus menatap ke arah keberadaan bosnya saat ini, Akira mulai menyalakan shower nya dan cepat-cepat menyelesaikan mandinya.
Sementara Koji, pria itu memejamkan matanya rapat-rapat sembari meremas kuat pinggiran bathtub nya hingga air penuh, ia langsung menceburkan dirinya dengan keadaan yang masih memakai celana panjang. “Shit!" umpatnya berasa sesak sendiri khususnya di bagian tertentu.
.
.
.
Selang beberapa menit kemudian. Akira baru saja menyelesaikan mandinya, dengan gerakan cepat wanita itu menutupi tubuhnya dengan melilitkan handuk putih yang kini memperlihatkan pundak dan kaki jenjangnya yang nampak mulus.
Saat dia hendak melangkah ke arah pintu, Akira merasa aneh ketika dia menyadari keberadaan bosnya yang sedari tadi tak ada suara apapun. Karena iseng dan sekedar ingin tahu, Akira menoleh dan—
“Tuan Koji?” gumam wanita itu terkejut melihat ke arah bathtub kosong?
Tentu saja Akira segera menghampirinya dan melihat sosok pria tenggelam di dalamnya dalam posisi tiduran. Untung bathtub mahal itu cukup besar sehingga ukuran tubuh Koji nampak tegak lurus.
“Tuan Koji!” panggil Akira yang panik sendiri hingga dia menghampirinya dan berdiri tepat disebelah bathtub warna hitam mengkilat itu.
Akira berpikir bahwa bosnya tenang pingsan sehingga mau tak mau ia memeriksanya sendiri dengan cara memasukkan tangannya ke dalam air dan menyentuh pundak pria itu namun sayangnya hal terkejut sekali lagi Akira rasakan saat tangan kiri Koji malah meraih pergelangan tangannya tadi.
Pria itu kembali mendudukkan dirinya dalam keadaan basah kuyup ia menatap ke arah Akira yang nampak terkejut.
“Apa yang kau lakukan? Bukankah aku menyuruhmu keluar jika urusanmu sudah selesai.” Ucap suara bariton yang terdengar dingin dan menusuk.
Kontak mata keduanya masih saling bertemu. Koji yang masih enggan melepaskan tangannya saat ini, meremasnya lebih kuat.
“Aku pikir Anda— ” Byurrr!! Tanpa di duga, Koji langsung menariknya hingga masuk ke dalam bathtub bersamanya. Tepat dalam posisi Akira berada di atas Koji, saling bertumpuk dan berhadapan. Kalian bisa bayangkan bagaimana kegugupan Akira saat ini!
Handuk yang Akira kenakan masih ditahan rapat-rapat agar tak terlepas meski kini tenggelam dalam air. Tangan kiri Koji bergerak ke pinggang Akira dan menekannya lebih maju sehingga kedua dada mereka saling bertabrakan namun untungnya terhalang oleh tangan kiri Akira.
“Jangan mudah tertipu pada siapapun, jika tidak... Kau akan menyesalinya.” Bisik Koji yang berada tepat di telinga wanita itu.
Tak berhenti di sana, tangan Koji juga bergerak dari pinggang ke rambut panjang Akira, meremasnya jadi satu sehingga dia dapat melihat leher jenjangnya yang terekspos jelas.
Hidung mancungnya hampir mengenai leher Akira sampai— Tok! Tok! Tok! Seseorang mengetuk pintu kamar mandi dan membuat Koji maupun Akira sama-sama menoleh ke arah pintu. “Tuan Koji, apakah kau ada di dalam?” suara yang Koji kenal. Suara Tomi sang tangan kanannya.
Tentu pria pirang bermata biru itu kembali menatap lekat wajah Akira yang hanya bisa berpaling gugup, namun pipinya yang merah menunjukkan bahwa wanita itu sedang malu.
Koji melepaskannya, berdiri lalu keluar dari bathtub. “Jangan keluar sampai kau mendengar suara dari pelayan.” Pinta pria itu banyak maunya hingga akhirnya Koji pun keluar dari kamar mandi.
Akira yang masih ada di dalam bathtub, tentu dia menggerutu kesal sekaligus lega karena tak terjadi apa-apa kepada nya juga kepada keadaan menegangkan barusan.
Sementara di luar kamar mandi, nampak Tomi yang cukup tertegun melihat bosnya bertelanjang dada dalam keadaan basah kuyup beserta celana yang dikenakannya. -‘Lupakan itu dulu.’ Elak Tomi akan pikiran negatif nya.
“Ada yang harus aku bicarakan. Ini soal data informasi Akira.” Kata Tomi membuat Koji berkerut kening.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Tiara Bella
pikirannya udh traveling kemana2 ya guys.....
2024-09-18
2
jen
owh ayolah... Akira ketahuan...
2024-07-22
1
Makaristi
wah...akhir nya tdk terjadi yg di inginkan para pemirsa semua antara koji & kiara 😁🫢🫢
2024-07-22
3