💌 Whisper of love 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
Ivander mendadak mengerem mobilnya sampai membuat Ivander terhuyung kedepan. Kepalanya hampir mengenai setir mobil. Ekspresi wajahnya tiba tiba berubah, wajahnya terlihat menegang. Tiba tiba ia teringat, Samuel langsung pulang ketika jam pelajaran selesai. Ia sempat terburu buru dan permisi kepada Ivander karena ada acara keluarga dikota xx. Ivander menepuk keningnya, kenapa ia baru teringat itu.
" My son, apakah kamu masih disana? mommy ingin bicara dengan Joevanka! " Kata Anastasia dari seberang
" ......" tidak ada suara.
" My son ! " panggil Anastasia kembali.
Tanpa perduli dengan panggilan mommynya. Ivander akhirnya memutuskan panggilan ponselnya dengan sepihak.
Ketakutan Ivander kembali menyeruak ketika hujan turun begitu deras.
Ivander memutar mobilnya dengan cepat, pedal gasnya diinjak terburu buru hingga menghasilkan decitan ban yang menggesek aspal, wajahnya benar benar panik.
Ekspresi wajah Ivander berubah, Ia semakin menancap mobilnya dengan kecepatan penuh menuju kampus. Berharap joevanka masih menunggunya disana. Ia berulang kali memukul setir mobilnya.
Ivander melihat jam tangannya sudah pukul 22.15 wib.
Jika Mommynya tahu, bisa bisa habis dia dan mommy akan marah besar, ah.. tidak, tidak, urusan dimarah Ivander akan siap. Tapi jika sesuatu terjadi pada Joevanka. Ia tidak bisa memaafkan dirinya.
Tidak butuh lama Ivander sudah sampai didepan kampusnya. Ivander menarik rem tangan dan keluar dari mobilnya dengan terburu-buru. Gerbang utama sudah ditutup. Jelas saja, ini sudah pukul berapa. Kebaikan masih berpihak kepadanya. Ia melihat salah satu security yang berjaga sedang melakukan patroli keliling.
" Pak! " teriak Ivander memanggil pak Alex. Berharap lelaki itu mendengar panggilannya dari luar gerbang utama. Alex membalikkan tubuhnya dan mencari ke sumber suara.
" Pak, saya disini ! " panggil Ivander kembali.
Dengan sedikit berlari, Alex mendekati gerbang utama yang lumayan jauh.
" Eh... Ternyata si jago nyanyi. Ada apa nak Ivander, apa ada yang tertinggal? " tanya Alex menaikkan alisnya.
" Aku mau mencari Joevanka pak. "
" Joevanka? yang sering bersama nak Ivander? yang wajahnya secantik bidadari itu? yang rambutnya menjuntai indah itu ? " kata Alex mengerutkan keningnya.
" Ya, ya , benar pak. Apa dia masih didalam pak? " Tanya Ivander berharap joevanka masih didalam menunggunya.
" Dia sudah pulang sebelum pukul tujuh tadi nak Ivander. " jawab Alex.
" Apa? Apa bapak yakin? tolong periksa lagi pak! " pinta Ivander terlihat jelas menunjukkan rasa khawatirnya. Wajahnya sudah berubah pucat.
" Saya yakin nak Ivander, karena aku sendiri sempat bicara padanya.Tapi sepertinya dia habis menangis." kata Alex sangat yakin seyakin yakinnya dengan ucapannya.
" Menangis pak? " Dahi Ivander mengerut.
" Benar nak Ivander, aku melihat langsung dari matanya nak. "
" Terima kasih atas informasinya pak. " kata Ivander meninggalkan pak Alex yang terlihat kebingungan. Ia kembali berlari menuju mobilnya.
Whhhhuuzzz....Mobil Ivander kembali memutar cepat dan melaju cepat meninggalkan kampus.
Ivander kembali menancap mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah keheningan malam. Dahi Ivander mengerut, napasnya terlihat naik turun. Jantung Ivander terpicu cepat dan gugup, tangannya sampai gemetar memegang setir mobil.
Ia baru mengubungi Berneta dan mengatakan jika Joevanka benar benar belum pulang kerumah. Di tambah pikirannya berkecamuk mengingat perkataan pak Alex.
" Kemana kamu Vanka ? " Gumam Ivander menarik napasnya dalam dalam. Ivander panik, takut dan sangat kecewa pada dirinya sendiri. Kenapa ia sangat ceroboh. Keheningan malam semakin mencekam, hujan bertambah deras. Ivander membuang napas frustasi dari mulut, ia nampak kebingungan.
Kemana ia mencari Joevanka, jika ia melapor ke polisi laporannya masih terlalu cepat.
Jalanan terlihat sepi karena hujan deras membuat kendaraan tidak banyak melintas.
Ivander mengurangi kecepatan mobilnya . Ivander menginjak pedal rem ketika melihat lampu merah sedang menyala.
Tiba tiba Ivander terbelalak melihat sosok yang sangat dikenalinya keluar dari jalan kecil berlari sekuat tenaga dan diikuti seorang lelaki yang sedang mengejar joevanka.
" Joevanka ! " Gumam Ivander tidak percaya.
Ivander memukul setir mobilnya karena lampu merah berubah berubah ke hijau dan yang paling membuatnya kesal, Ivander harus memutar mobilnya sejauh mungkin.
" Siapa lelaki itu? " gumam Ivander diselimuti rasa takut.
Tubuh Ivander menegang, ia terkesiap dan kaget baru menyadari bahwa nyawa Joevanka sedang dalam bahaya. Setelah lampu berubah hijau, Ivander menginjak pedal gas dengan terburu-buru ia melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh agar tidak kehilangan jejak Joevanka.
Jantungnya kembali terpukul lebih kencang. Ivander sudah memutar mobilnya dan sudah kejalur yang semestinya dengan kecepatan penuh ia mencari titik dimana Joevanka, kembali Ivander mengurangi kecepatan mobilnya.
Ia mengedarkan pandangannya tidak menemukan sosok joevanka lagi.
" Kemana mereka? " kata Ivander benar benar mengkhawatirkan Joevanka. Aliran listrik seakan memenuhi seluruh tubuhnya.
Ivander benar benar shock, tak menunggu lama ia langsung menginjak pedal rem dan langsung menarik rem tangan. Ia turun dari mobil dengan terburu buru. Ia meninggalkan mobilnya begitu saja. Ia berlari mencari keberadaan joevanka. Tiba tiba ia melihat bayangan lelaki berlari menuju jalan kecil. Dengan cepat Ivander berlari mengikuti lelaki itu. Ia tidak perduli dengan tubuhnya yang basah karena terkena hujan yang turun begitu deras. Baginya nyawa Joevanka lebih penting. Ia tidak mau, mommynya menyesal seumur hidup jika sesuatu terjadi pada Joevanka dan itu karena kesalahannya.
" Astaga ke arah mana mereka? " Ivander bingung melihat ke sebelah kiri dan kanan. Ia mengikuti kata hatinya. Ivander berlari ke sebelah kiri. Langkahnya terhenti, tidak ada siapa siapa dan tidak ada jalan lagi hanya mentok ke dinding pembatas. Ivander kembali ke jalur kanan. Ia yakin mereka lari kearah ke sini. Langkahnya tiba tiba terhenti ketika mendengar suara minta tolong.
" Joevanka! " gumam Ivander berlari sekuat tenaga dan tak berapa lama Ivander kembali mendengar namanya dipanggil. Membuat lelaki itu semakin panik dan takut.
" Vanka....! "
DISISI LAIN
" Tolonggggg...!!! " Joevanka berteriak dengan lebih kencang. Kali ini suaranya terdengar parau dan ia kembali menangis.
" Ivander......!!!!! " Joevanka meraungkan nama itu dengan kuat. Joevanka hanya bisa menangis. Jika ini memang akhir hidupnya, setidaknya Joevanka sudah pernah menyebut nama itu dalam raungannya. Joevanka pasrah apa yang akan terjadi untuknya. Ia mundur kebelakang dengan wajah ketakutan.
" Kau membuatku berlari sejauh mungkin hanya untuk menikmati tubuhmu, dasar brengsek !! " Dengan kekuatan penuh pria itu mengayunkan tangannya, menampar pipi Joevanka dengan begitu keras. Suara tamparan itu begitu nyaring di keheningan malam. Joevanka sampai terhuyung mundur dan membuatnya terjatuh.
Ia memegang pipinya, rasa panas bekas tamparan yang menjalar dipipinya menyisakan rasa sakit yang teramat sangat, telinganya sampai berdengung dan pandangannya yang berkunang- kunang membuat Joevanka tidak sanggup untuk bangkit berdiri.
Jemari kuat lelaki itu mencengkeram pundak Joevanka semakin mengencang hingga terasa sakit.
Aaaaahhhhhhhh ! Joevanka berteriak.
" Ayo, teriaklah, tidak ada seorangpun yang akan membantumu. Harusnya dengan ikhlas kau menyerahkan tubuhmu ini ! " Kata lelaki itu dengan nada geram, rahangnya bahkan mengeras.
" Tolong....!!!!! " Teriak Joevanka tak sanggup mengeluarkan suara lagi. Suaranya seperti tercekat dileher, tubuhnya mengigil kedinginan.
Langkah Ivander berlari mencari arah suara. Langkahnya pelan ketika sudah menemukan Joevanka, mereka belum menyadari kedatangan Ivander. Ivander dengan langkah cepat datang dari belakang, Ia mengumpulkan tenaga dan keberanian. Ivander tidak ragu dan langsung menendang pria itu dengan keras dari belakang. Membuat pria itu terkejut dan tersungkur kedepan.
Tidak sia sia daddynya memasukkannya belajar taekwondo.
Ketika pria itu bangkit dan ingin melakukan perlawanan, Ivander kembali melangkah cepat dengan kekuatan penuh menendang keras pada bagian pipi dengan arah menyamping, membuat lelaki itu kembali tersungkur untuk kedua kali.
Ivander mundur dan menatap pria itu dengan tajam. Ia membiarkan lelaki itu mengumpulkan tenaga. Ivander tetap jaga jarak dan tetap dengan posisi siaga satu. Ia melihat lelaki itu berusaha bangkit untuk melakukan perlawanan, namun Ivander sudah bersiap dengan trik baru untuk menghabisi lelaki itu. Sementara Joevanka terkejut dan sangat terkejut dengan kedatangan Ivander.
Air matanya kembali menganak sungai bercampur dengan air hujan.
Pria itu meringis kesakitan sambil memegang pipinya. Ia bangkit dan menatap pria muda itu dengan dengan geram.
" Siapa kau? "
" Aku? Aku adalah kakaknya. " Kata Ivander Mengepalkan tangannya melihat Joevanka ketakutan dan menahan tubuhnya yang menggigil karena kedinginan. Sementara joevanka menatap Ivander dengan pandangan nanar. ia merasa lega Ivander datang untuk menyelamatkannya.
AAARGGHH " Dasar brengsek! " Pria itu geram dan mendekati Ivander untuk memukulnya namun dengan cepat Ivander menendang bagian perut membuat lelaki itu terjatuh dan memuntahkan darah.
" AHHHHHHH " lelaki itu meringis kesakitan.
Ivander mendekati lelaki itu, ia menekuk kakinya bertumpu pada satu kaki. Ivander mencengkram dagu lelaki itu dengan kuat dan menyeringai tajam.
" Kau hanya berani kepada perempuan saja ! " sinis Ivander melepaskan cengkramannya. Ia berlalu meninggalkan pria itu merintih kesakitan.
ivander belari kecil mendekati Joevanka yang terduduk dan menahan tubuhnya yang mengigil. Matanya kembali mengkristal penuh dengan air bening yang sudah terjatuh dipipinya.
" Kamu tidak apa apa? " Kata Ivander menatap Joevanka yang sudah menangis. Joevanka hanya menggeleng pelan.
" Sekarang kamu aman! Jangan takut ! " Kata Ivander tersenyum kepada Joevanka. Ia sangat bersyukur Joevanka baik baik saja. Ivander membantu mengangkat Joevanka, Ivander menarik sebelah lengannya. Namun sebelum Joevanka berjalan dengan dibantu Ivander. Tubuh joevanka tiba tiba lemas seperti tidak bertulang, Ia terjatuh dan tidak sadarkan diri.
" Vanka! " Ivander menepuk pipi Joevanka.
Ivander panik dan langsung menggendong tubuh Joevanka. Mobilnya ia parkir begitu jauh. Tap...tap...tap napas Ivander terengah-engah.
" Bertahanlah joevanka...! " Ucap Ivander membawa Joevanka yang basah karena hujan.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
💌BERIKAN LIKE DAN KOMENTARMU💌
💌 BERIKAN VOTEMU 💌
💌 BERIKAN BINTANGMU 💌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Nana Grace
Kebusukan Delia akan terbongkar
2021-08-18
0
kau mencintai wanita yang salah Ivander Delia itu jahat
2021-03-13
0
Jolie teresa
Ivander 🤣
2020-11-13
2