💌 Whisper of love 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
Ivander mendengus kasar, ia bolak balik masuk kekamar Ivannia namun ia belum juga bangun. Jam alarm sudah dari tadi berbunyi, Ivander menyibak selimut yang menutupi tubuh adiknya.
" Astaga ! Ivannia bangunlah..." ucap Ivander menggeleng, ia sudah nampak kesal. Ivander duduk disisi ranjang tempat tidur. Tadi malam, Ivannia kembali bertingkah. Ia bahkan tidak makan. Karena Ivander tidak mengizinkannya keluar untuk bertemu dengan teman-temannya.
" Oke, jangan salahkan kakak jika kamu terlambat sekolah ya? " Sesal Ivander bangun dari duduknya, ia keluar dari kamar Ivannia. Ia menuruni anak tangga dan melihat Berneta sudah menunggunya dibawah.
" Apa nona Ivannia belum bangun juga Tuan? " tanya Berneta dengan nada sopan. Berneta adalah asisten rumah tangga yang baru setahun bekerja di kediaman Donisius, ia pengganti Naomi yang sudah meninggal karena sakit.
" Biarkan saja dia.." kata Ivander menggeser kursinya, ia duduk untuk menikmati sarapan yang sudah disiapkan Berneta. Ivander sesekali membalas chattingan dari Samuel.
Tiba tiba Ivannia mengerjapkan matanya, ia kaget mendapati dirinya masih berada ditempat tidur. Lagi lagi ia terlambat bangun. Matanya sampai mendelik ketika matahari sudah muncul dari peraduannya. Hari sudah terang dan jam menunjukkan pukul 06.45 wib Itu artinya ia terlambat ke sekolah. Ia segera berlari ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah dirasanya rapi ia langsung meraih tas ranselnya. Ivannia terperanjat, ia melupakan sesuatu. Astaga Ia lupa menggunakan lib blam yang sering ia gunakan pada bibirnya.
" Astaga lib blam ku? " Ivannia kembali berlari masuk ke dalam kamarnya, ia mengambil lib blam yang ada diatas nakas dan menyimpannya kedalam tas. Ivannia bisa menggunakannya dijalan.
Semuanya terasa serba terburu-buru. Ivannia sampai harus berlari-lari agar tidak terlambat ke sekolah.
Ia menatap tajam kepada sosok lelaki yang nampak santai menikmati sarapan dan senyum senyum sendiri memandang ponselnya.
Ivander duduk tanpa ekspresi, ia tahu adiknya sedang berdiri dan berkacak pinggang dihadapannya. Ivander juga tahu jika Tatapan tajam Ivannia saat ini mampu menembus jantungnya.
" Kenapa tidak membangunkanku kak? " omel Ivannia dengan nada dingin. Ia meraih susu yang ada diatas meja.
" Coba tanya Berneta, sudah berapa kali aku bolak balik dari kamarmu." ucap Ivander dengan datar.
" Jangan melempar kesalahanmu dengan Berneta kak." keluh Ivannia mulai meninggikan suaranya.
" Astaga Ivannia ini masih pagi, kakak tidak mau berdebat denganmu. Sekarang bersiaplah kakak akan mengantarmu ke sekolah." ucap Ivander bangun dari duduknya.
" Aku ingin bawa mobil sendiri kak. " Ivannia menyusul kakaknya menuju ruang Keluarga.
" Tidak, pesan Daddy kamu harus diantar dan dilarang membawa mobil ke sekolah. " tegas Ivander meraih kunci mobil yang ada diatas meja.
" Aku ingin bawa mobil kak, hari ini aku ada kegiatan disekolah sampai sore.. " Erang Ivannia.
" Jangan bohong Vannia? " kata Ivander menghentikan langkahnya.
" Siapa yang bohong kak? " sahut Ivannia jengkel, ia menatap Ivander tidak suka.
" Aku uda baca pesan WhatsApp mu dengan Denian." ucap Ivander dengan nada bicara seperti mengejek.
" Dia kekasihku kak, jangan menyebutnya seperti itu." sungut Ivannia.
" Lagian buat apa juga kakak memeriksa ponselku. Aku tidak suka, akan aku lapor sama daddy." erang Ivannia dengan nada geram.
" Astaga Ivannia kakak sudah bilang jangan berhubungan dengan Denian, dia itu lelaki brengsek yang hanya manfaati kamu." ucap Ivander Meninggikan suaranya. Ia berjalan menuju mobil, tidak perduli dengan rengekan Ivannia. Bagaimana mungkin seorang wanita selalu menghabiskan uangnya buat pria. Ini benar benar tidak bisa didiamkan, Ivander akan memberi perhitungan kepada Denian. Adiknya terlalu polos dan ia terlalu dibutakan cinta.
" Siapa bilang kak? dia lelaki baik." Ivannia menyusul kakaknya masuk kedalam mobil. Ia membanting pintu mobil dengan keras.
Ivander melirik Ivannia dengan ekor matanya. Ia menarik sudut bibirnya sampai keatas. Ivander kembali tanpa ekspresi.
Terserah jika Ivannia nak jungkir balik atau mau membalikkan mobil ini tidak masalah buat Ivander, asal jangan sampai ia bertemu dengan Denian. Lelaki yang selalu memanfaatkan wanita polos saja.
Ivander melajukan mobilnya membelah jalan menuju sekolah Ivannia. Tidak ada percakapan diantara mereka. Ivannia menatap lurus pandangannya. Ia menyilangkan tangannya dengan posisi bersedekap.
Tiba tiba ponsel Ivander berdering. Ia melihat nama panggilan masuk di ponselnya ' My Hero' Ivander menekan on dari earphone wireless yang terpasang di telinganya.
" Halo daddy...! " Sapa Ivander masih tetap menatap lurus ke depan dan fokus kejalan.
" Apa kabar my son? " tanya Aaron dari seberang.
" Baik dad, Apa kabar daddy dan mommy? "
" Baik juga my son, Daddy besok pulang. Tapi mommy masih harus di London. " terang Aaron.
" Kenapa mommy tidak pulang dad? " Ivander mengernyitkan dahinya.
" Uncle Lionel meninggal my son, Joevanka masih koma. Untuk sementara mommy menjaganya disini. Nanti beberapa hari kemudian jika kondisi Joevanka ada perubahan dan dokter mengizinkan mommy akan membawa Joevanka ke negara kita agar dirawat di sana. " kata Aaron menjelaskan.
" Aku ingin bicara ! " ucap Ivannia dengan nada dingin. Ia mengambil ponsel Ivander dengan paksa.
" Halo daddy! " sela Ivannia mengambil alih pembicaraan.
" Halo sayang daddy ! Apa kabar putri cantikku? "Tanya Aaron begitu bahagia mendengar suara Putrinya, gadis kecilnya yang wajahnya mirip dengan mommynya. Ia mencintai kedua wanita ini.
" Kapan daddy pulang? Aku sudah tidak tahan dengan sikap kak Ivander yang terlalu protektif ini daddy. " Keluh Ivannia mengadu, ia melirik ivander dengan sinis.
" Ada apa dengan kakakmu sayang? " kata Aaron tersenyum dari seberang. Ia tahu kalau ivander memang bisa diandalkan untuk menjaga adiknya.
" Banyak aturan daddy. Aku bosan ! " Ivannia mendengus kasar, nada bicaranya terdengar ketus.
Ivander memarkir mobilnya tepat didepan sekolah. Ia memberi isyarat kepada Ivannia agar ia turun dari mobilnya.
" Dad ! Aku gak mau tahu hari ini daddy harus pulang. " Ucap Ivannia mengakhiri pembicaranya, ia memberikan ponsel Ivander dan keluar dari mobil. Ivannia dengan cepat berlari sebelum gerbang sekolah ditutup. Tidak menunggu lama pagar sekolah tertutup otomatis.
Ivander membuang napasnya dengan lega. Hari ini adik kecilnya tidak terlambat. Ia mengedarkan pandangannya, menatap sekolah yang terkenal dengan disiplin itu. Ivander kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, ia menatap ponselnya ternyata panggilan belum terputus.
" Halo dad! " Ivander memulai pembicaraan mereka kembali .
" Apa Ivannia terlambat? " tanya Aaron.
" Untungnya tidak dad, Ivannia masuk pagar sekolah langsung otomatis tertutup. " kata Ivander tersenyum.
" Daddy dimana? " sambung Ivander kembali bertanya.
" Daddy dihotel my son. Besok daddy pulang, ada yang ingin kau pesan? " tanya Aaron.
" Sepertinya tidak ada dad, jadi mommy tidak ikut pulang dad? " kata ivander bertanya, terlihat jelas lelaki itu kecewa.
" Apa kau kecewa my son? " tanya Aaron dengan lembut.
" Ehmmm! " Gumam Ivander .
" Mommy dapat pesan sebelum Uncle meninggal, menitip Joevanka kepada kami nak. Kita tahu sendiri bagaimana kedekatan mommy dengan mereka. "
" Sampai kapan mommy disana dad ? "tanya Ivander membuang napasnya dengan berat.
" Kita lihat nanti my son, jika memungkinkan dibawa ke sana secepatnya daddy akan menjemput mommy." jelas Aaron.
" Apakah selama itu dad, kita akan merindukan mommy dad..." keluh Ivander.
" Daddy mengerti, kita doakan saja semoga joevanka cepat sadar dari koma. Daddy juga tidak ingin berpisah lama dari mommymu my son. " ucap Aaron terkekeh.
" Oke dad, nanti kita sambung ya dad. Aku sudah sampai didepan toko. " ucap Ivander memarkir mobilnya.
" Oke my son, jangan lupa terus perhatikan adikmu ya. " kata Aaron mengakhiri panggilan.
Belum juga Ivander menjawab, daddynya sudah memutus panggilan sepihak.
" Astaga dad! " Ivander menatap ponselnya, ia keluar dari mobil mewahnya. Mobil yang dibelikan daddynya ketika ia berusia 17 tahun.
" Sudah lama kita tidak bertemu Ivander, Apa kabar Ivander? " Kata seorang gadis menyapanya, ia berdiri tepat dibelakang Ivander.
Ivander menoleh ke arah sumber suara. Seketika itu juga jantung ivander seolah berhenti berdetak sekian detik, kemudian berdegup lebih kencang setelahnya. Terlihat seorang gadis cantik dengan rambut panjang yang dikuncir rapi ke belakang dengan penampilan kasual kaos polos, celana jeans, ransel kecil dan sepatu keds.Wanita itu berdiri tepat di hadapan Ivander.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
.
💌BERIKAN LIKE DAN KOMENTARMU💌
💌 BERIKAN VOTEMU 💌
💌 BERIKAN BINTANGMU 💌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Nana Grace
mantap0
2021-08-17
0
Nana Grace
anak manja nih
2021-08-17
0
Martina Uli Sihombing
Ivander tegas kepada adeknya dan penuh tanggung jawab.
2021-07-12
0