💌 Whisper of love 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
" Sudah lama kita tidak bertemu Ivander, Apa kabar Ivander? " Kata seorang gadis menyapanya, ia berdiri tepat dibelakang Ivander.
Ivander menoleh ke arah sumber suara. Seketika itu juga jantung ivander seolah berhenti berdetak sekian detik, kemudian berdegup lebih kencang setelahnya. Terlihat seorang gadis cantik dengan rambut panjang yang dikuncir rapi ke belakang dengan penampilan kasual kaos polos, celana jeans, ransel kecil dan sepatu keds.Wanita itu berdiri tepat di hadapan Ivander.
" Kamu masih ingat aku kan ivander? " Tanya Delia melihat respon Ivander yang nampak diam tidak berkata apa apa.
Ivander tersadar, ia berusaha mengendalikan perasaannya. Wanita didepannya adalah Delia Smith. Gadis yang ia cintai dulu, tiba tiba ia pergi ke Singapura dan tidak mengucapkan sepatah kata. Hilang bak ditelan bumi pada saat itu. Nomornya diganti, semua media sosialnya diblok. Delia melanjutkan sekolahnya disana. Selama dua tahun Delia tidak pernah memberikannya kabar. Tiba tiba ia muncul dan menyapanya. Terdengar lucu, kemana ia selama dua tahun? apakah dia tahu kalau ivander begitu frustasi pada saat itu, ia begitu mengharapkan kabar dari Delia? Ivander menarik napasnya dalam dalam. Ternyata debaran debaran itu masih dirasakannya.
" Tentu aku mengingatmu Delia Smith." ucap Ivander dengan suara terendahnya. Ia menatap Delia tanpa ekspresi, berusaha menutupi debaran jantungnya. Berdetak semakin kencang membuat tubuhnya seketika lemas. Ivander mengepalkan tangannya dan berusaha untuk menahan emosinya.
" Bisakah kita bicara dicafe seberang ivander? aku ingin menjelaskan sesuatu." Lirih Delia dengan wajah memohon.
" Tidak ada yang perlu kita bicarakan Delia." ucap Ivander dengan nada tegas dan jelas agar Delia bisa mendengarnya.
" Kita harus bicarakan ivander. " ucap Delia menarik tangan Ivander dengan dengan lembut. Ivander tidak bisa menolak, bagaimana pun ia juga merindukan Delia. Wanita pertama yang mengisi hatinya waktu sekolah menengah atas.
Mereka memasuki sebuah cafe diseberang jalan. Ivander dan Delia duduk berhadapan. Lama mereka terdiam.
" Kita bisa memesan minuman dulu Ivander." Kata Delia membuka menu yang ada dimeja.
" Saya sudah sarapan dari rumah Delia. Pesan lah buat kamu, nanti saya yang bayar. " kata Ivander tanpa ekspresi.
" Biar adil, saya juga gak mau pesan Ivander. " Kata Delia bersedekap menyilangkan kedua tangannya.
" Sekarang apa yang ingin kau katakan." ucap Ivander menatap mata Delia.
" Aku masih mencintaimu Ivander." ucap Delia menatap Ivander dengan sendu, terlihat jelas mata Delia menunjukkan kerinduan yang dalam.
Ivander membeku, kembali jantungnya seolah berhenti berdetak sekian detik, kemudian berdegup lebih kencang ketika kata kata itu terlontar dari mulut Delia.
" Setelah dua tahun tidak bertemu, kau hanya mengatakan itu? " Tanya Ivander mengernyitkan keningnya. ia menaikkan sedikit sudut bibirnya, lalu menyenderkan tubuhnya di kursi.
" Aku memang salah, pindah ke Singapura tidak mengucapkan apa apa. Tapi itu semua kulakukan karena aku terpaksa." Kata Delia akhirnya.
" Terpaksa? " Kata Ivander melepas tawa kesalnya, ia memandang Delia seakan ingin meminta jawaban lebih.
" Ya aku terpaksa. " ucap Delia menundukkan kepalanya.
" Apa yang membuatmu terpaksa? " Ivander mengunci tangannya diatas meja menatap Delia, kepalanya sedikit dimiringkan dan mengangkat alisnya. Ia masih menunggu Delia berbicara.
" Ka-karena aku sakit Ivander." ucap Delia dengan suara terendahnya, kepalanya menunduk tidak berani menatap Ivander.
" Ss-Sakit ? " Ivander terkejut ia bahkan menautkan kedua alisnya.
" Ya, aku mengidap penyakit kanker stadium pertama Ivander dan aku diwajibkan melakukan perawatan rutin. " ucap Delia menunduk, matanya sudah mengkristal penuh dengan air bening yang sudah terjatuh dipipinya.
Ivander menundukkan wajahnya sejenak, mencerna semua perkataan Delia. Ivander terkejut, sangat terkejut.
" mengidap kanker? " tanya Ivander tidak bisa menutupi rasa terkejutnya.
" Ya, aku mempunyai penyakit sarkoma. Kata dokter penyakit ini merupakan jenis kanker yang menyerang pada jaringan ikat, seperti otot, tulang rawan, dan pembuluh darah. Sehingga selama dua tahun aku harus melakukan pengobatan rutin. " Delia menunduk kepalanya beberapa tetesan air mata sudah terjatuh kepangkuannya.
Ivander sudah berpindah dan mengambil posisi duduk disamping Delia, dengan rasa canggung Ivander mendekap tubuh Delia dengan lembut. Membiarkan wanita itu menangis, Ivander menghusap lembut pundak Delia. Ia tersentuh mendapat perlakuan Ivander yang menyentuh hatinya. Delia semakin menangis tersedu-sedu, kini ia tidak harus menyembunyikan penyakitnya lagi.
" Sekarang bagaimana? apakah pengobatanmu masih dilakukan? " Tanya Ivander melepaskan pelukannya dan menghusap lembut sisa sisa air mata Delia.
" Operasi sudah dilakukan untuk penanganan pertama untuk memastikan bahwa jaringan sel kanker yang lain tidak ada lagi. Sampai sekarang mommy selalu melakukan cek ulang, kata dokter tidak ada menyebar ke organ lain. Jika penyakit ini menyebar, itu akan membuat penyembuhan sangat sulit. " kata Delia menjelaskan.
" Syukurlah yang jelas kamu sudah sehat Delia. Kenapa kau tidak pernah mengatakan hal itu? Aku pasti tidak membencimu pada saat itu. " Sesal Ivander.
" Aku takut kau meninggalkanku Ivander, maafkan aku! " isak Delia kembali menangis, ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
" Ck..Kau menilaiku seperti itu Delia? aku bukan lelaki brengsek yang meninggalkan kekasihnya disaat ia sakit. Aku bahkan memberimu semangat agar kamu lekas sembuh Delia. " kata Ivander nampak kesal.
" Maafkan aku Ivander! " Sesal Delia.
" Aku sudah memaafkanmu Delia, kau tidak perlu merasa bersalah lagi." ucap Ivander dengan nada lembut.
" Apakah kita bisa kembali seperti dulu lagi Ivander? " tanya Delia menatap mata Ivander dengan lekat.
Ivander diam sejenak, hatinya masih belum menjawabnya. Delia memang pernah mengisi hatinya, namun setelah dua tahun berlalu ia tidak tahu apakah cinta itu masih untuk Delia?
Nampak Ivander menarik napasnya dalam dalam, memandang Delia yang penuh harap menunggu jawabannya.
" Aku belum bisa pastikan Delia. Dua tahun waktu yang cukup lama. Hatiku sudah terlanjur kosong." Kata Ivander.
Tubuh Delia membeku, bagai tamparan keras tanpa rasa sakit ia rasakan saat ini. Ivander dulu begitu mencintainya.
" Siapa wanita yang sudah mengisi hatimu Ivander? " Tanya Delia dengan nada sedih. Hatinya begitu galau saat ini.
" Aku hanya mencintamu Delia dan kamu satu satunya wanita yang mengisi hatiku. Sampai sekarang kamu belum tergantikan." lirih Ivander.
" Kalau tidak ada, kenapa kau tidak menerimaku Ivander. Kita bisa memulai dari awal." Delia menggenggam tangan Aaron, wajahnya terlihat memohon.
" Aku belum bisa Delia. " kata Ivander dengan suara terendahnya.
" Kasih aku kesempatan Ivander, aku masih sangat mencintaimu." ucap Delia kembali menjatuhkan air matanya.
Delia belum berubah, keras kepala dan masih memaksakan kehendaknya sendiri.
" Ivander, aku minta maaf karena telah meninggalkanmu saat itu disaat cinta kita lagi bersemi. Aku hanya tidak mau kau melihatku dalam keadaan sakit dan lemah saat itu. Aku tidak ingin dikasihani, itu saja Ivander. "
" Delia ! Aku sudah katakan aku sudah memaafkanmu. Kau jangan merasa bersalah lagi, aku mohon! " pinta Ivander.
" Jika kau memaafkanku, kenapa kamu tidak bisa membuka hatimu. Aku bisa mundur jika kau mencintai wanita lain. Namun kenyataannya sampai sekarang kau masih sendiri, berarti kau masih mencintaiku kan? "
" Aku tidak bisa berlama lama Delia, aku pamit undur diri. " ucap Ivander bangun dari duduknya.
" Ivander ! " panggil Delia mengambil sesuatu dari dompetnya.
Ivander berhenti dan memutar tubuhnya.
" Ini kartu namaku, aku mohon hubungi aku jika kau sudah membuka hatimu." ucap Delia memberikan kartu namanya ketangan Ivander.
Ivander tidak memberikan jawabannya. Ia langsung melangkah meninggalkan Delia yang termangu disana.
Ivander membenamkan wajahnya disetir mobil, sesungguhnya hatinya masih memiliki perasaan buat Delia. Namun caranya yang tidak terbuka, membuat hati Ivander meragukannya. Ivander memandang Delia yang masih duduk di cafe. Sementara Delia menunduk kepalanya, Ia kembali menangis. Sesekali Delia menyeka air matanya yang terjatuh dipipinya.
Tiba tiba terdengar bunyi notifikasi dari ponselnya Delia, ada satu pesan masuk. Delia membukanya satu nomor tidak dikenal.
" Beri aku waktu satu bulan, aku akan menghubungimu. "
Isi dari pesan yang masuk ke ponsel Delia. Ia langsung tersenyum lebar, Ia melihat sekelilingnya. Menyembunyikan senyuman malunya dengan menjepit bibirnya dengan menunduk. Delia yakin Ivander masih sangat mencintainya. Bagaimana Ia harus bisa memiliki Ivander kembali.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
.
💌BERIKAN LIKE DAN KOMENTARMU💌
💌 BERIKAN VOTEMU 💌
💌 BERIKAN BINTANGMU 💌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Siapa dia Thor 🙄
2021-03-13
0
Sira
ivander ditinggal pas sayang2 e 😂
2021-02-27
0
Mona Seila ☑️
Siapakah dia?
2021-02-12
0