💌 Whisper of love 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
Namun tiba tiba terdengar suara tangisan Delia pecah didalam ruangan rumah sakit tempat dimana Delia dirawat. Langkah Ivander terhenti mendengar isak tangis yang semakin mengencang. Ivander diam terpaku ditempatnya. Delia menangis tersedu-sedu sambil menatap punggung Ivander.
" Jangan pergi...! " ucap Delia, ia sudah duduk dan menyandarkan punggungnya kesandaran ranjang rumah sakit. Ia menekuk kedua kakinya dan menatap Ivander dengan tatapan nanar.
" Aku sakit karena kamu Ivander, kamu tidak mencintaiku lagi. Hal Itu yang membuatku gila dan selalu memikirkanmu. Aku tidak bisa hidup tanpamu Ivander karena aku sangat mencintaimu. Aku bisa mati jika sampai kamu meninggalkanku. Lebih baik aku mati Ivander jika ini memang pilihan terbaik. Karena aku tidak sanggup Ivander, sungguh aku tidak sanggup! " Isak Delia dengan tangisan pilu yang menyayat hati. Tangisannya begitu menyedihkan dan sudah memenuhi ruangan.
" Apa salahku Ivander ? Bukannya dari awal sudah kujelaskan, aku meninggalkanmu karena aku sakit. Bukan karena aku sengaja meninggalkan atau aku berkhianat. Aku menunggumu dan berharap kau masih menerimaku. Namun kenyataannya, kau hanya menganggapku sebagai sahabat? Aku tidak terima Ivander. " ucap Delia menunduk dengan tatapan kosong. Mata Delia kembali berkaca kaca, air bening menetes dipipinya sampai membuat tubuhnya bergetar. Hatinya terasa begitu sakit bahkan begitu sesak.
Ivander membalikkan tubuhnya. Ia melihat Delia masih terdengar sesenggukan. Ivander membuang napasnya dan menatap Delia lekat lekat. Ia sambil melangkah pelan mendekati Delia yang masih berurai air mata.
" Baiklah, kita mulai dari awal lagi. " Kata Ivander akhirnya. Ia memeluk Delia, memenangkan wanita itu agar tidak menangis lagi. Bukannya tenang, Delia semakin menangis histeris. Ia memeluk tubuh Ivander dengan erat. Wajahnya mendongak keatas sambil memejamkan matanya. Air matanya semakin menganak sungai. Tangisannya kembali pecah memenuhi ruangan.
Sssstttttttt Sssstttttttt Ivander kembali menenangkan Delia.
" Sudah, jangan menangis lagi. " Ivander melepaskan pelukannya dan menatap Delia yang semakin menangis.
" Terima kasih karena menerimaku kembali Ivander, aku mencintaimu. " ucap Delia dengan tatapan nanar. Ia tidak bisa membendung kebahagiaan saat ini. Kini Ivander sangat menjadi miliknya. Ia takut karena wanita yang kini tinggal bersama Ivander akan merebutnya dari Delia. Apalagi Ivander hanya menganggapnya sebagai sahabat. Delia akan gila karena terlalu mencintai Ivander.
" Sekarang jangan pikirkan apapun. Sekarang utamakan kesehatanmu Delia. Aku dengar Sudah lama kau tidak masuk ke kampus. " ujar Ivander.
Delia hanya menganggukkan kepalanya, ia tersenyum melihat Ivander kembali memperhatikannya. Sungguh Delia sangat bahagia.
" Sekarang aku sudah sehat vander, aku sangat bahagia. " Ucap Delia dengan tatapan sayangnya.
" Sekarang kamu istirahat ya! " kata Ivander membantu Delia agar tidur kembali. Ivander merapikan posisi tidur Delia,mengatur bantal di kepalanya, agar posisi Delia nyaman tidur dalam posisi telentang.
" Tidurlah ! "
" Jangan pergi Ivander. " pinta Delia dengan tatapan sendunya.
" Aku tidak akan pergi sebelum kamu benar benar tidur. " kata Ivander tersenyum tipis. Ia kembali merapikan selimut Delia.
Namun tiba tiba ponselnya berdering. Ia melihat MY MOM tertulis didepan layar ponselnya.
" Tunggu sebentar ya, aku angkat ini dulu! " Ivander mengangkat ponsel ditangan kanannya dan menunjukkan kepada Delia. Ia memaksa wajahnya untuk tetap tersenyum.
Delia ikut tersenyum seraya menganggukkan kepalanya.
Setelah Ivander berada diluar ruangan, Ivander langsung menggeser tanda terima pada layar ponselnya. Langsung terdengar suara Mommynya di seberang.
" Dimana kamu My son? " Tanya Anastasia meninggikan suaranya, nada suaranya terdengar kesal.
" Maaf mom, temanku lagi sakit. Aku lagi dirumah sakit mom." Kata Ivander agak menjauh dari pintu rumah sakit.
" Siapa yang sakit? Kenapa kamu tidak mengajak Samuel bersamamu? "
" Mom, nanti aku ceritakan di rumah ya! ini aku sudah mau pulang mom. " kata Ivander.
" Ya, sudah mommy tunggu. Samuel masih dirumah my son." ucap Anastasia.
" Astaga anak itu, kenapa juga dia masih dirumah mom, suruh dia pulang! " kata Ivander sedikit jengkel dengan sahabatnya itu. Semenjak Joevanka ada, Samuel nampak betah tinggal dirumah Ivander.
" Dia lagi di dapur nemani Joevanka masak my son. " Kata Anastasia.
" Apa? membantu masak? sejak kapan anak itu menyukai dapur mom? " Kata Ivander terkekeh.
" Makanya cepat pulang, mereka berdua lagi menyiapkan makan malam. " sambung Anastasia.
" Aku akan pulang mom. " jawab Ivander.
" Oke, my son ! " Anastasia langsung mematikan ponselnya.
" Sudah pulang sayang? " kata Anastasia berjalan mengikuti suaminya dari belakang yang baru pulang dari kantor. Ia langsung mengambil alih tas yang dipegang suaminya.
" Ehmm ! " Aaron hanya menjawab dengan berdehem. Anastasia membuka dasi milik suaminya, Aaron menatap istrinya dengan tatapan sayangnya. Anastasia hanya tersenyum, suaminya sedang memperhatikannya.
" Kamu terlihat lelah sayang, sekarang mandilah ! " Kata Anastasia memberikan ciuman kepada suaminya.
" Tugas di kantor banyak yang harus aku selesaikan sayang. Aku berharap Ivander menyelesaikan kuliahnya dengan capat dan bisa meneruskan perusahaan Donisius. "
" Suamiku masih gagah dan masih muda. Kenapa semangat kerjamu sekarang hilang, ehmm ! " kata Anastasia mencubit lembut pipi suaminya. Ia memberikan ciuman dibibir suaminya.
" Aku berharap Ivander bisa meneruskan perusahaan Donisius dengan baik. Aku ingin pensiun dini dari pekerjaanku, aku ingin menghabiskan waktu berdua dan kita bisa keliling dunia tanpa terikat pekerjaan, untuk menikmati masa tua kita kelak. " kata Aaron memeluk pinggang istrinya. Ia mencium lembut bibir istrinya.
Anastasia membalasnya, ia tersenyum membenamkan kepalanya di dada suaminya. Tangannya melingkar di pinggang suaminya dan memeluknya.
" Ya, aku juga ingin di masa tua kita tetap seperti ini sayang. Aku sangat bahagia hingga hari ini, besok,lusa dan sampai seterusnya."
" Pasti istriku! " Kata Aaron kembali memeluk istrinya, ia menggoyang tubuh mungil istrinya.
⭐⭐⭐⭐⭐
Sementara Ivannia tersenyum kecut melihat kejahilan Samuel. Ia memperhatikan kedua insan itu tengah asyik memasak di dapur. Sementara Berneta hanya membantu dan membiarkan Joevanka mengambil alih di dapur.
" Pasangan serasi! " Ucap Ivannia melangkah menuju lemari pendingin. Joevanka langsung menghentikan kegiatan memasaknya dan menghampiri Ivannia. Sementara Samuel sudah duduk dan melihat Ivannia tengah meneguk minuman dari lemari pendingin.
" Kamu perlu sesuatu Ivannia ? " Kata Joevanka dengan ramah.
" Tidak ada! " Jawab Ivannia mendengus kasar. Ia menatap Joevanka dengan sangat kesal. Ia meletakkan minuman yang diambilnya tadi.
" Biar aku yang ambil ! " Kata Joevanka mendekati Ivannia. Mendengar kata kata itu justru membuat Ivannia merasa jengah. Tingkat kesalnya naik tiga level.
" Astaga Joevanka, Berapa kali aku harus ingatkan, kau itu bukan pembantu dirumah ini. Ngapain juga setiap aku ke dapur kau pasti menanyakan segala keperluanku. Ingat dan camkan baik baik ! ini terakhir kali aku mengingatkanmu ya, Aku ingin kita bersahabat dan kau ingin menjadi salah satu teman terbaikku dan itu adalah kau. Dan aku berharap kau jangan terlalu banyak diam dan membuat dirimu terlihat bodoh. Apalagi menganggap dirimu seperti pembantu. Karena Mom and Dad sudah menganggapmu bagian dari keluarga ini. Jadi aku mohon setiap kamu melihatku jangan tanyakan apa apa lagi.Oke! " Kata Ivannia dengan nada dingin ia melangkah menghentakkan kakinya meninggalkan dapur. Ivannia tersenyum kecut melihat Samuel mengacungkan kedua jari jempolnya kepadanya.
Sementara Joevanka terpukul, ia diam membeku dan tak bergeming. Ia tidak bisa berkata apa apa. joevanka begitu terkejut dengan apa yang dikatakan Ivannia. Ia berbicara pada dirinya sendiri.
" Apakah aku seperti pembantu? apakah aku saat ini seperti orang bodoh? Apakah aku memang terlalu pendiam ? " Pikiran Joevanka berkecamuk. Sampai ia tidak menyadari jika Ivander sudah berada di dapur dan memperhatikan joevanka.
" Sudah pulang dude? " Kata Samuel melihat Ivander berjalan mendekatinya.
" Kamu sendiri bagaimana, kenapa belum pulang juga? " Tanya Ivander.
" Tadi Aunty berpesan sebelum pulang, aku harus makan disini. Tidak enak menolak kebaikan aunty. Belakangan ini, kamu terlihat tidak suka aku lama lama disini, ada apa denganmu dude? " kata Samuel mengernyitkan keningnya menatap ivander.
Ivander melirik Joevanka yang masih diam terpaku ditempatnya.
Ia menaikkan alisnya dan melihat Joevanka meninggalkan dapur.
" Kenapa dengan joevanka? apa ada yang salah, Samuel ?! " Tanya Ivander menatap punggung Joevanka yang berlalu pergi.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
💌BERIKAN LIKE DAN KOMENTARMU💌
💌 BERIKAN VOTEMU 💌
💌 BERIKAN BINTANGMU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Nana Grace
Delia kayak sepertinya emaknya iblis
2021-08-18
0
Ihhhhh Delia si rubah aku yakin dia ini perempuan gak baik
2021-03-13
0
Mona Seila ☑️
😢😢😢😢😢
2021-02-12
0