💌 Whisper of love 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
" Samuel, kau benar benar gila! Awas kau! " batin Ivander mengumpat Samuel dalam hati.
Ivander adalah bukan tipe yang memaksakan cintanya, kerena ia tahu itu pasti akan berujung saling melukai. Ia tidak ingin berpura-pura mencintai seseorang. Karena ia tidak ingin dikatakan lelaki brengsek yang suka mempermainkan perasaan wanita. Ia cukup mencintai satu wanita. Ivander adalah tipe lelaki yang setia.
Jika ia memaksakan cinta dan perasaan, pada kenyataannya bisa membuat keduanya menderita. Tak hanya itu saja, Ivander pun tidak akan merasa bahagia. Sesuatu yang cuma pura-pura atau diwarnai paksaan pastinya akan terasa di dalam hati, sehingga bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam sebuah hubungan dan ujungnya memilih berpisah. Ivander masih nampak kesal, ia menghembuskan napasnya dengan berat.
Terlihat jelas Laudya sedang berjalan mendekati Ivander, ia tersenyum malu malu dan menyapa Ivander. Lelaki yang sudah lama ia cintai, dari mereka masuk kuliah tingkat pertama. Pada saat itu Ivander bernyanyi pada acara penutupan orientasi mahasiswa baru. Suara Ivander pada saat itu sangat memukau membuat semua orang berdecak kagum, Ivander mampu mencuri perhatian semua mahasiswa khususnya para wanita yang histeris mendengar suaranya.
" Ivander....! " Sapa Laudya dengan nada canggung.
" Selamat siang laudya! " Ivander menyapa balik laudya, ia membalas senyuman gadis itu, walau itu terkesan dipaksakan.
" Bagaimana kalau kita ngambil tempat yang cocok untuk berbicara? " usul Laudya.
" Boleh ! " Kata Ivander seramah mungkin walau terdengar dingin.
Mereka berjalan lambat untuk mencari tempat yang nyaman dan akhirnya mereka menemukan tempat yang cocok. Dibawah pohon yang teduh terletak dipinggir kampus. Ivander dan Laudya mengambil duduk di taman kampus untuk berbincang-bincang.
" Ada yang ingin aku bicarakan Ivander. " kata Laudya terlihat gugup.
" Bukankah dari tadi kita berbicara Laudya? ". Kata Ivander terkekeh, walau ia tahu apa tujuan perkataan Laudya.
Laudya semakin gugup, Ia meremas tangannya. Ia menarik oksigen sebanyak banyaknya. Nyalinya semakin ciut, Laudya mengigit bibir bawahnya. Berusaha menahan gejolak dihatinya.
" Bukankah ada yang ingin kau katakan Laudya? " kata Ivander melirik Laudya yang masih terdiam dengan pikirannya.
Laudya tersentak dari lamunannya, ia semakin gugup. Jantungnya berdebar begitu keras, perasaannya campur aduk. Pikirannya menjadi kacau. Semuanya terkumpul menjadi satu. Laudya menatap lurus kedepan.
" Maaf, aku menyukaimu Ivander." Akhirnya kata kata itu lolos dari bibirnya.
Ivander tersenyum singkat ketika mendengar Laudya berkata lancar tidak ada hambatan.
Ivander diam cukup lama, ia memilih kata kata yang cocok untuk disampaikan agar Laudya menerima dengan baik apa yang akan disampaikannya.
" Terima kasih karena menyukai pria seperti aku Laudya, tapi maaf aku tidak bisa menerimamu. Karena aku sudah memiliki kekasih. " kata Ivander akhirnya.
Laudya tersentak, ia terdiam dan tiba tiba tangannya gemetar. Laudya tidak menyangka akan ditolak.
" Maaf, aku tidak tahu jika kamu memiliki kekasih. Sekali lagi maaf ! jika seperti itu, aku permisi. " Laudya tersenyum samar namun terlihat jelas diujung kalimatnya terdengar kecewa. Ia bangkit dan meninggalkan Ivander.
" Laudya...! " panggil Ivander.
Langkah laudya berhenti, namun ia tidak membalikkan tubuhnya. Ia terlalu malu untuk menatap Ivander saat ini. Ia meremas tangannya, menatap lurus dengan perasaan campur aduk.
" Sekali lagi aku minta maaf Laudya, aku tidak bisa menerima perasaanmu, tapi kita bisa jadi teman kan? " Kata Ivander menatap punggung Laudya.
Laudya hanya menganggukkan kepalanya. Ia kembali melangkah gontai menjauh dari Ivander. Sementara Ivander hanya terus menatap punggung Laudya yang menjauh pergi.
Ivander menarik napas sebanyak banyaknya dari mulut dan hidung lalu menghembuskan napasnya sekaligus.
Keputusan yang dilakukan Ivander adalah yang terbaik. Ivander yakin pasti banyak lelaki yang menyukai Laudya karena dia cantik dan pintar. Ivander tidak mau memanfaatkan keadaan berpura pura untuk mencintai.
Cinta yang dipaksakan sulit untuk berakhir baik-baik saja dan jujur adalah pilihan yang tepat pada diri sendiri, biar tidak berujung saling melukai.
⭐⭐⭐⭐⭐
" Kamu menolaknya? " tanya samuel tidak percaya. Mereka sudah berada didalam mobil, meninggalkan rumah makan. Hari sudah malam, mereka kembali bertemu direstoran ternama dikota xx. Karena ada misi yang harus mereka jalankan hari ini.
" Jadi maksudmu mau gimana? " Tanya Ivander melajukan mobilnya membelah jalan.
" Apa kurangnya Laudya, dia cantik, pintar, baik dan orang kaya lagi. " sesal Samuel terus berbicara.
" Perasaan tidak boleh dipaksakan Samuel, Semua yang kau katakan memang benar. Laudya memang cantik. Tapi aku tidak mencintainya. " Kata Ivander nampak kesal.
" Jadi maksudmu kau akan balikan dengan Delia? "
" Soal itu, aku belum menerima Delia Samuel. Aku masih memikirkannya. "
" Kamu bodoh menolak Laudya, karena yang aku tahu dia jauh lebih baik." ucap Samuel berdecak kesal.
" Kau sudah lama mengenalku Samuel, harusnya hal seperti ini juga kau mengerti. Aku tidak suka dipaksa, jadi selagi aku masih berbaik hati, jangan menyinggung masalah itu lagi. Oke! " tegas Ivander.
Samuel terdiam, ia tidak bisa berkata apa apa lagi.
" Sekarang temani aku menemui Denian, aku mau kasih pelajaran buat lelaki brengsek itu. "
" Kenapa dia? " tanya Samuel.
" Dia mencuci otak Ivannia."
" Ivannia terlalu polos, dia masih anak ingusan yang mudah diperdaya. Apalagi dia adalah Denian lelaki penggombal sejagat raya." Kata Samuel.
" Karena itu, aku ingin memberi pelajaran agar dia tidak mendekati adikku lagi."
" Dimana dia sekarang ? " tanya Samuel.
" Dimana lagi kalau bukan di Club. " kata Ivander melaju cepat menuju Club ternama di tengah kota. Ia tahu informasi itu dari sahabatnya yang bekerja di sana.
Ivander memarkir asal mobilnya, ia melempar kunci kepada salah satu penjaga. Mereka berjalan memasuki club. Ivander mengedarkan pandangannya, mencari cari sosok yang di kenalnya.
Melihat Ivander dan samuel datang, para gadis gadis liar yang penggila uang berusaha merayu dan menggoda. Mereka tahu jika Ivander baru pertama kali datang ketempat ini.
Ivander mendengar tawa para penggila pesta memenuhi ruangan club. Seluruh pasang mata beralih fokus pada sekumpulan lelaki tampan dan kaya. Mereka berdansa mengikuti hentakan musik.
Ivander dapat melihat jelas jika orang orang yang berada di club ini kehausan hiburan.
" Dimana dia? " tanya Samuel membesarkan suaranya. Musik di club terlalu membuat kepalanya sakit. Samuel juga baru pertama kali datang ketempat ini.
Ivander memicingkan matanya, ketika melihat Denian sedang berciuman dengan dua wanita yang berada disudut ruangan remang cahaya lampu. Setelah mengambil beberapa bukti untuk diserahkan kepada Ivannia, Ivander melangkah mendekati Denian yang asyik bercumbu. Wajahnya dingin, kaku dan menatap Denian tajam bahkan sudah mengeraskan rahangnya.
Melihat sosok siapa yang datang Denian terkejut dan nampak panik.
" Kau ? " kata Denian bangkit dari duduknya, ia memberi kode kepada dua wanita yang menemaninya tadi.
BRUUUUGGG !
Ivander memberikan bogem mentah ke pipi Denian, lelaki itu nyaris tersungkur.
" Apa yang kau lakukan? " tanya Denian memegang pipinya yang habis ditinju Ivander.
" Apa yang aku lakukan? " Sinis Ivander dengan suara nyaring diiringi tawa hambar.
" Menghajarmu....! " Kata Ivander kembali memberikan bogem mentah kebagian perut Denian.
BRUUUUGGG
Kembali Ivander memberi tinjunya ke bagian perut Denian.
Aaaggghhh, Denian merintih kesakitan.
" Jangan coba coba mendekati adikku lagi, ingat itu! " kata Ivander dengan suara dingin.
Denian memegangi perutnya, dua kali mendapat pukulan membuat ia tak berdaya. Denian berusaha menegakkan tubuhnya. Ia tersenyum sinis melihat Ivander yang dikuasai amarah. Ia ingin menyulut kembali amarah Ivander.
" Seharusnya kata katamu itu untuk adikmu Ivander, dia yang selalu menempel kepadaku dan bahkan rela ingin menghabiskan malamnya dengan ku." Kata Denian tertawa penuh kemenangan melihat Ivander begitu marah ketika ia mengatakan itu.
Ivander ingin menghajar Denian namun lelaki itu mengelak. Samuel langsung ikut serta untuk mengisi kekacauan ini. Ia ikut menghajar Denian yang berusaha menghajar Ivander. Keributan pun terjadi, penjaga club berusaha mengendalikan keributan.
Denian kalah dalam pertandingan ini, ia berapa kali mendapat pukulan dari Samuel.
" Ingat itu, jauhi adikku! " kata Ivander tegas, emosinya masih memenuhi rongga dadanya. Tatapannya yang tajam bahkan rahangnya mengeras mampu mengoyak jantung Denian.
Ivander tidak mau pergi jika belum menyelesaikan masalah dengan pihak club, ia langsung mengganti kerugian karena kekacauan yang dibuatnya. Setelah semua beres, ia melangkah bersama Samuel meninggalkan club.
" Aku merekam semua percakapan kalian dude, ini bukti kuat agar Ivannia percaya bahwa Denian adalah lelaki brengsek. " Kata Samuel tersenyum puas dengan hasil kerjanya.
" Bagus Samuel, kau memang bisa dihandalkan. " kata Ivander tersenyum penuh kemenangan. Ia melajukan mobilnya membelah keheningan malam.
BERSAMBUNG
.
.
.
💌BERIKAN LIKE DAN KOMENTARMU💌
💌 BERIKAN VOTEMU 💌
💌 BERIKAN BINTANGMU 💌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Nana Grace
mantap
2021-08-18
0
Nana Grace
hajar
2021-08-18
0
semangat
2021-03-13
0