💌 Whisper of love 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
** Delapan Bulan Kemudian **
Aaron dan Anastasia berlari di koridor rumah sakit. Napasnya tersengal, karena berlari dari lobi rumah sakit menuju kamar inap Joevanka. Kemarin mereka mendapat kabar jika Joevanka sudah sadar. Aaron langsung mengambil tiket penerbangan sore hari. Rencana mereka setelah Joevanka membaik, mereka akan membawa Joevanka tinggal bersama mereka.
Setelah mencari tahu keberadaan Joevanka, ternyata ia sudah dipindahkan keruang rawat untuk melakukan perawatan selanjutnya.
Dengan tidak sabaran Anastasia mendorong daun pintu terbuka, dimana ruang kamar Joevanka dirawat.
Ia melihat nyonya Melisa sedang duduk menunggu joevanka yang sedang tertidur. Ketika melihat kedatangan nyonya donisius beserta suaminya, Melisa bangkit dari duduknya seraya membungkukkan badannya. Mereka langsung saling berpelukan. Anastasia duduk disamping Joevanka. Sementara suaminya mengambil posisi duduk di sofa sambil memeriksa tablet digital ditangannya.
" Bagaimana keadaannya? " Tanya Anastasia mendekati membelai rambut Joevanka dengan lembut.
" Sudah lebih membaik, tapi .... " Wanita itu menggantung kalimatnya, Melisa sudah lebih dulu menangis.
" Kenapa ? Apakah Joevanka sudah tahu jika orang tuanya meninggal? " tanya Anastasia langsung.
Wanita itu menangis dan menganggukkan kepalanya. " Awalnya ia tidak percaya, setelah aku menunjukkan foto makam orang tuanya. Joevanka langsung menangis histeris. Joevanka menyalahkan dirinya sendiri karena ia mendesak daddynya harus ikut yang pada saat itu sedang bekerja keluar kota. Semenjak kejadian itu joevanka banyak termenung dan tidak banyak bicara. Aku takut Joevanka akan mengalami gangguan psikologi. " tutur Melisa kembali menangis. Melisa adalah saudara perempuan dari Lionel.
" Jangan cemaskan apapun Melisa, percayakan kepada kami. Joevanka akan baik baik saja. " Kata Anastasia meyakinkan Melisa. Ia juga tidak menginginkan Joevanka berlarut larut dalam kesedihan.
" Aku percaya, aku titip joevanka pada kalian, jika terjadi sesuatu pada Joevanka tolong kabari kami. " pinta Melisa memohon.
" Pasti, Joevanka akan selalu menghubungi kalian dan kami akan selalu mengingatkannya. " Kata Anastasia menggenggam tangan Melisa dengan erat.
" Terima kasih banyak, Isabel dan Lionel akan tenang sekarang. " isak Melisa kembali menjatuhkan air matanya.
Mendengar nama kedua sahabatnya, Anastasia kembali menangis. Ia menjatuhkan beberapa air matanya. Bagaimana pun Anastasia tidak bisa melupakan kebaikan kedua sahabatnya.
" Sayang, saya keluar sebentar. Mr Orlando mengajak bertemu di restoran didekat rumah sakit. Tidak lama kok! " kata Aaron mencium puncak kepala istrinya dengan sayang. Anastasia memejamkan matanya, membelai tangan suaminya. Ia menganggukkan kepalanya.
" Baiklah, hati hati sayang ! " ucap Anastasia bangun dari duduknya dan mengantar suaminya sampai didepan pintu.
Tidak beberapa lama Melisa minta izin untuk pulang kerumah. Ada hal yang ingin ia kerjakan.
Sekarang, tinggal Anastasia sendiri didalam ruang rawat inap. Anastasia menatap Joevanka yang masih tertidur. Anastasya menarik napasnya dalam dalam dan kemudian menghembuskan nafasnya melalui mulutnya.
Ingatan Anastasia kembali lagi. Ia teringat pertama kali menginjakkan kaki di London. Ketika ia memutuskan pergi. Selama satu minggu, Anastasia sangat sulit menyesuaikan diri tempat ini. Anastasia hanya menangis karena menyesali keputusan pada saat itu, Ia sampai dirawat dirumah sakit karena pingsan beberapa kali.
Jika bukan bantuan Lionel, Anastasia tidak akan bisa bertahan selama dua tahun di London.
Anastasia kembali menarik napasnya, rasa sesak yang ia rasakan begitu menyakitkan. Nasibnya sama dengan joevanka. Anastasia berjanji akan memenuhi permintaan Lionel dan Isabel. Menjaga Joevanka sampai ia benar-benar bahagia dan menentukan pilihan untuk hidupnya sendiri.
Tiba tiba lamunannya buyar, nada dering dari ponselnya menggema didalam ruangan, ia melihat nama Ivander tertulis dilayar ponselnya. Agar tidur Joevanka tidak terganggu. Anastasia dengan cepat melangkah menjauh dari ranjang tempat tidur Joevanka.
Joevanka berlahan lahan membuka matanya. Ia mengerjapkan matanya berulang kali, ia menyadari dirinya masih berada dirumah sakit. Sesak yang menghimpit dadanya tidak bisa ia sembunyikan. menarik napasnya dalam dalam, hatinya kembali sakit, sesak sampai tidak bisa bernapas. Menyadari kenyataan jika orang tuanya sudah meninggal.
Hampa, seperti ada lubang besar dan dalam yang tiba tiba terbuka dalam diri dan menganga sangat besar dan begitu menyakitkan. Joevanka disergap rasa rindu.
Hatinya seperti tengah dicengkeram oleh sebuah tangan besar. Air matanya tanpa diundang sudah menetes begitu saja. Joevanka meremas dadanya. Ia sedikit terisak, membuat Anastasia menyadari bahwa joevanka sudah bangun dan menangis.
Anastasia langsung mendekat dan panggilan handphone-nya sudah terputus dengan Ivander. Anastasia duduk ditepi ranjang rumah sakit dan melihat joevanka sudah menangis menutup mulutnya.
" Joevanka...! " Seru Anastasia dengan lembut.
Joevanka diam, ia membalikkan tubuhnya membelakangi Anastasia. Matanya kembali mengkristal penuh dengan air bening yang sudah menetes dipipinya. Joevanka sampai sesenggukan.
Anastasia ikut merasakan kesedihan joevanka, ia terhanyut dan ikut merasakan kepedihan joevanka. 11 bulan tidak sadarkan diri membuat dokter berserah dan pasrah dengan keadaan joevanka. Namun Tuhan berkehendak lain Joevanka masih bertahan dan sekarang sudah mulai membaik. Oleh sebab itu, Anastasia diberi kesempatan untuk membalas kebaikan Lionel dan Isabel.
" Joe...! Jika kau mau? Aunty bersedia menjadi teman berbagi untuk semua bebanmu, biarkan aunty memelukmu. Bisakan? " Kata Anastasia dengan suara terendahnya.
Tidak ada sahutan dari Joevanka, yang terdengar hanya suara isak tangisnya saja.
" Jangan menangis lagi sayang, jika kamu menangis itu akan berdampak pada kesehatanmu. Karena kamu dalam tahap pemulihan. Aunty mengerti dengan perasaanmu sayang. Karena aunty pernah merasakannya. Joevanka harus kuat, aunty berjanji akan selalu menjadi temanmu baik itu suka maupun duka. Kamu mau kan? aunty bagian dari hidupmu? " kata Anastasia membelai rambut Joevanka dengan lembut.
" Setelah kamu pulih, kamu akan ikut aunty nanti." kata Anastasia selembut mungkin.
Joevanka masih bertahan dalam diamnya. Tetap tidak ada sahutan, menoleh sedikitpun tidak. Joevanka benar benar mengunci bibirnya rapat rapat namun tidak dengan air matanya.
" Tentu Kamu akan melanjutkan sekolah, kamu akan satu universitas dengan Ivander, agar ivander bisa menjagamu sayang. Jadi jangan cemaskan apapun, ya?! Aunty sudah mengurus perpindahanmu juga." Ucap Anastasia kembali. Namun yang terdengar hanya isak tangis Joevanka.
Anastasia menjepit bibirnya menahan isak tangisnya, ia memeluk joevanka dari belakang.
" Semuanya akan baik-baik saja Joe, jangan pikirkan apapun." Kata Anastasia meyakinkan joevanka.
Joevanka hanya diam meratapi kesedihannya. Dia menangis tersedu-sedu tetap tak bergeming menghadap ke jendela rumah sakit. Tangisnya terdengar sangat menyedihkan. Begitu dalam, begitu menyayat hati. Anastasia ikut menangis dan memeluk erat tubuh Joevanka. Tubuh mereka sama sama tergoncang menahan isak tangis mereka yang semakin dalam.
Sesungguhnya inilah yang terberat dilaluinya. Joevanka kehilangan kedua orangtuaku dalam waktu bersamaan walau dihari yang berbeda. pertama adalah mommynya yang meninggal dan sangat tidak terduga, disusul daddynya meninggal juga. Semua ini murni karena kesalahannya.
Joevanka kembali mengingat sosok lelaki yang ternyata sudah hampir setahun meninggalkannya. Daddynya adalah satu-satunya orang yang paling dekat dengan joevanka di rumah. Dia mengajariku apa itu rasa kemanusiaan, empati dan kemurahan hati. Sedangkan Mommy adalah wanita yang paling sabar didunia, namun dia adalah satu-satunya orang yang paling pemaaf yang pernah Joevanka temui.
joevanka benar benar merasa kehilangan mereka dalam waktu yang bisa dibilang hampir bersamaan, Joevanka sangat sedih dan sering menangis dalam diam. Duka berlangsung sepanjang hari, menit bahkan detik yang ia lalui. Joevanka sebenarnya belum siap untuk kehilangan mereka.
Joevanka masih berharap jika Mommynya masih hidup. Ia sampai berharap Mommynya masih ada dan menemaninya tidur, menjaganya ketika ia sakit. Joevanka masih berharap bahwa ponselnya akan berbunyi dan itu adalah panggilan dari mommynya dan berharap bisa mendengar suara mommy yang sangat ia rindukan begitu juga dengan daddynya.
Tapi itu tidak mungkin, kini yang ia rasakan hanya mendekapnya dalam kerinduan.
Joevanka disergap rasa rindu yang membuatnya terasa hampa.
.
.
BERSAMBUNG
.
.
💌BERIKAN LIKE DAN KOMENTARMU💌
💌 BERIKAN VOTEMU 💌
💌 BERIKAN BINTANGMU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
💜bucinnya taehyung💜
nangiiiis lg thooor
2021-10-25
1
Nana Grace
Joe sudah sadar
2021-08-18
0
Dini Ratna
sedih aku..
2021-08-07
0