💌 Whisper of love 💌
🍀 HAPPY READING 🍀
.
.
Joevanka duduk menatap jendela yang berembun. Tadi siang hujan turun dengan sangat deras. Pandangan joevanka jauh menerawang, ia kembali teringat sosok daddy yang begitu hangat, lelaki pertama yang hadir dalam hidupnya. Daddy yang akan selalu ia tempatkan didalam hatinya. Ia menarik napasnya dalam dalam. Senyum tipis terukir di bibirnya. Rintik-rintik hujan masih setia membasahi bumi.
Joevanka sedang duduk di sudut cafe yang menyatu dengan kampusnya. Ia menikmati teh hangat yang mampu menghilangkan dingin yang menusuk hingga ke tulang. Hari ini Ivander mengikuti mata kuliah tambahan. Membuatnya harus menunggu sampai pukul 19.00 wib.
" Masih ada sisa satu jam..." Gumam Joevanka mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.
Hari ini gadis berwajah cantik dan berhati lembut ini tidak bisa menikmati senja. Sangat disayangkan, bulatan dari matahari yang menguning telur dan semburat jingga saat senja datang benar benar menghipnotis siapapun yang memandangnya. Joevanka rela menengadah samar-samar ke ujung langit demi menjadi saksi datang perginya senja yang teramat cepat, merenung lalu Joevanka kembali tersenyum. Joevanka sering melakukannya ketika ia berada di London. Bahkan teramat sering ia lakukan bersama teman teman sekolahnya. Tangannya mulai menari nari menulis sesuatu didalam buku diary-nya.
" Akankah sore yang kutunggu kamu akan datang dengan indah seperti yang sudah aku bayangkan? Jika kamu tidak akan datang juga tidak apa-apa, karena melihatmu dalam diam sudah biasa untukku. Meskipun kamu selalu tidak ingin menoleh kepadaku aku tidak pernah kecewa padamu. "
Kembali Joevanka menulis sesuatu dibuku Diary-nya. Ia membayangkan sosok Ivander yang berjalan menghampirinya. Melemparkan senyum untuknya. Walau senyum itu jarang Ivander berikan kepadanya.
" Langit biru perlahan berubah kemerahan dan jingga muncul bersamanya.
Dibalik senja, selalu tersimpan cerita hangat yang membuatku tersenyum sendiri. Ingatanku ketika pertama kali bertemu, Berharap engkau adalah sosok yang bisa menenangkanku. Namun kenyataannya engkau sosok yang dingin dan tidak banyak bicara. Dalam diamku aku terlalu Menyukaimu."
Tiba tiba Joevanka menutup Diary-nya dan menyimpannya kedalam tas ketika melihat Delia datang menghampirinya.
" Keluarkan buku yang kau masukkan tadi ! " titah Delia menatap tajam kearah Joevanka. Sudah terlalu sering Delia melihat joevanka memegang buku itu. Tentu membuatnya penasaran.
" Itu bukan apa apa Delia, itu hanya buku tugas kuliah saja. " Kata Joevanka, Ia sudah bangun dari duduknya. Ia ingat pesan Samuel beberapa hari yang lalu, kalau bisa jangan berurusan dengan wanita ini. Karena Joevanka bukan lawan yang pantas untuk menghadapi Delia. Joevanka orang lemah lembut sementara Delia kata Samuel adalah singa lapar. Joevanka langsung berjalan meninggalkan cafe. Ia sedikit terburu buru meninggalkan Delia.
" Tunggu! " cegah Delia memanggil Joevanka yang sudah berada diluar cafe.
Joevanka menoleh dan melihat Delia yang kembali menyusulnya. Ia melemparkan senyumnya kepada Delia. Namun yang dilihat Joevanka, wanita itu terlihat kesal. Delia menunjukkan wajah tidak sukanya, ia nampak geram melihat Joevanka yang tidak ingin berbalik untuk melihatnya. Ia mencengkram tangan Delia agar Joevanka langung menghadap dirinya.
" Dasar gak ada sopan, beraninya kau pergi setelah aku datang! " Sinis Delia dengan suara nyaring. Hingga orang yang berada di cafe menoleh kepada mereka.
" Tidak Delia ! aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya ada urusan mendadak. Aku minta maaf! " kata Joevanka dengan nada lembut, Joevanka berulang kali mengucapkan kata minta maaf yang tulus. Matanya kembali melihat ke kiri dan ke kanan. Ia tidak nyaman dengan situasi ini. Joevanka tidak pernah ribut dengan siapapun ketika ia berada di London.
Melihat hal itu, Delia tersenyum sinis penuh kemenangan.
" Sekarang serahkan buku yang kau simpan di dalam tasmu itu! " pinta Delia mengulurkan tangannya agar Joevanka memberikan buku itu ke tangannya.
Kening Joevanka mengerut, ia terlihat gusar. Jika sampai buku Diary ini sampai ketangan Delia bisa habis dia. Semua yang ada dibuku ini adalah goresan goresan Pena yang ia tulis buat orang orang yang disayanginya termaksud itu Ivander.
" Ayo, tunggu apa lagi! serahkan sekarang ! " kata Delia sudah meninggikan suaranya dan wajahnya terlihat serius.
" Jangan Delia, di tas ini tidak ada apa apa." Joevanka berusaha meyakinkan Delia.
Dengan tidak sabaran, Delia merampas tas Joevanka dengan paksa. Namun Joevanka dengan kuat mempertahankan pegangannya. Sampai membuat Delia terjatuh dan membuat celana dan bajunya kotor karena terkena sisa air hujan. Dengan tatapan emosi, ia bangkit dan mendorong Joevanka kembali.
" Dasar sampah rendahan, lihat apa yang kau lakukan, mati saja kau! " Teriak Delia histeris.
Joevanka merintih kesakitan, bokongnya terasa sakit. Ia menatap Delia dengan tajam.
Melihat tatapan Joevanka, membuat Delia tersulut emosi.
Ia langsung mencengkeram pundak Joevanka dan mendorongnya kembali. Mereka menjadi tontonan. Beberapa orang mendekati mereka, dan melihat pertunjukan yang dirasa mereka sayang untuk dilewatkan.
" Kau pikir aku tidak tahu? Aku bisa mencium gelagat mu, Kau mencintai kekasihku, karena kau tidak bisa memilikinya, yang bisa kalau lakukan hanya menulis curahan hatimu yang tidak berguna itu kedalam buku diary itu kan? " ucap Delia seraya tersenyum sinis, ia kemudian tertawa hambar dan menatap Joevanka dengan tajam. " Jangan pernah bermimpi untuk memiliki Ivander, jika itu terjadi aku yang akan melenyapkan mu tanpa sisa. Mengerti? " Kata Delia dengan nada sangat dingin.
Ia melihat orang orang yang berdiri menonton mereka.
" Jika besok di kampus ini, aku mendengar gosip aneh, berarti itu dari kalian dan aku pastikan kalian berlima yang menjadi tersangkanya dan kalian sendiri akan merasakan akibatnya. Ingat itu! " ucap Delia dengan nada penuh ancaman dan wajahnya terlihat serius. Delia langsung meninggalkan cafe dan membiarkan Joevanka yang masih terduduk dilantai.
Joevanka begitu malu, Ia bangkit dibantu salah satu wanita yang berada disana. Ia langsung berlalu meninggalkan Cafe. Tujuannya tidak tahu kemana. Air mata joevanka tergelincir begitu saja. Ia ingin kuat tapi tidak bisa. Joevanka berjalan menyusuri jalanan sambil sesekali menyeka air matanya . Udara dingin yang menusuk tubuhnya tidak ia rasakan lagi. Hari sudah mulai gelap. Tatapannya kosong tiada arti.
⭐⭐⭐⭐⭐
" Kita langsung pulang ya sayang! " Kata Delia bergelayut manja dilengan Ivander. Delia yang sedari tadi asyik berbicara tidak ditanggapi Ivander. Yang dia lakukan hanya mencari Joevanka. Ia melirik jam yang ada ditangannya, pukul 19.30 wib.
" Apakah dia pulang bersama Samuel ya? " Batin Ivander dalam hati. Ia mengedarkan pandangannya, masih mencari sosok Joevanka.
" Kamu lihatin apa sih sayang? dari tadi aku bicara kau gak ada dengar. " keluh Delia mendengus kesal.
" Maaf Delia, aku mencari Joevanka." sahut Ivander.
" Buat apa juga kamu nyariin dia. Apa dia anak TK yang tidak tahu pulang? "
" Kami selalu pergi bersama dan pulang juga begitu, Joevanka tidak tahu jalan pulang. Mommy tidak pernah mengizinkan Joevanka sendiri." terang Ivander.
" Wah.. hebat sekali dia, kalian menganggapnya seperti putri bangsawan. "
" Bukan seperti itu Delia. "
" Aku tidak suka, kalau kau terlalu mencemaskannya Ivander !" Delia sudah membuang wajahnya tidak suka. Ia menyilangkan tangannya dengan posisi bersedekap.
" Kamu cemburu? " Kata Ivander menaikkan alisnya lebih tinggi dan nada suaranya terlihat kesal, ia tidak suka dengan sikap Delia.
" Jelas aku cemburu, dari tadi kamu membahas wanita sialan itu."
" Jangan bersikap kekanakan Delia, Joevanka sudah kami anggap keluarga sendiri. Jika mommy tahu Joevanka pulang sendiri. Mommy pasti marah ! " Kata Ivander berusaha selembut mungkin.
" Kalian terlalu bodoh termakan dengan wajah polosnya Ivander! " Delia sudah meninggikan suaranya.
" Joevanka sudah pulang bersama Samuel, sekarang kamu puas! " Sambung Delia. Ia berjalan meninggalkan Ivander yang diam terpaku berdiri ditempatnya. Terpaksa Delia berbohong karena ia tidak suka Ivander terlalu mencemaskan Joevanka. Delia begitu geram, ia mengepalkan tangannya.
Ivander langsung mengejar Delia yang berjalan semakin menjauh darinya.
" Delia tunggu! "
Namun yang dilakukan Delia bahkan menghentakkan kakinya dengan kasar. Ia ingin Ivander tahu bahwa ia sedang marah.
" Delia ! " Ivander menghentikan langkah Delia dan mencengkram tangannya dengan lembut.
" Sekarang kita pulang! " kata Ivander menuntut tangan Delia menuju parkiran mobil. Wanita itu hanya diam, ia masih nampak kesal.
" Sudah jangan marah, aku minta maaf! " kata Ivander memasang seat belt untuk Delia.
Mobil Ivander keluar meninggalkan halaman kampus. Sepi, gelap, dan sedikit dingin, malam ini gerimis kembali turun. Malam ini tak ada bintang, tak ada angin, hanya suara gemericik air yang menetes membasahi jalanan. Begitu juga sang bulan tak kelihatan terangnya dia bersembunyi dibalik awan gelap di atas sana. Sebelum mengantar Delia pulang, Ivander membawa Delia makan disebuah restoran ternama dikota xx.
Ivander kembali membawa mobilnya membelah keheningan malam.
Tidak butuh waktu mereka sampai perumahan mewah yang terkenal ditengah kota. Setelah permisi dengan dengan mommy Delia, Ivander kembali melajukan mobilnya.
Terdengar nada getar yang sengaja ia buat silent ketika jam belajar berlangsung tadi.
Ia melihat nama panggilan masuk diponselnya ' My Mom' Ivander menekan on dari earphone wireless yang terpasang di telinganya.
" Hei, my son apa kabar? " sapa Anastasia dari seberang, sudah satu minggu Anastasia ikut suaminya keluar kota.
" Baik Mom, gimana kabar kalian mom? " tanya Ivander kembali.
" Baik juga sayang! dari tadi Joevanka mommy hubungi gak aktif my son, aku hubungi ke rumah kata adikmu Joevanka belum pulang. Apa Joevanka bersamamu? mommy ingin bicara! " Kata Anastasia.
Mendengar kata kata itu, Ia mendadak mengerem mobilnya sampai membuat Ivander terhuyung kedepan. Kepalanya hampir mengenai setir mobil. Ekspresi wajahnya tiba tiba berubah, wajahnya terlihat menegang. Tiba tiba ia teringat, Samuel langsung pulang ketika jam pelajaran selesai. Ia sempat terburu buru dan permisi kepada Ivander karena ada acara keluarga dikota xx. Ivander menepuk keningnya, kenapa ia baru teringat itu.
" Jadi kemana Joevanka? "
.
.
BERSAMBUNG
.
.
💌BERIKAN LIKE DAN KOMENTARMU💌
💌 BERIKAN VOTEMU 💌
💌 BERIKAN BINTANGMU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Kim Yoona
masa ada orang lagi sekarat jahatnya minta ampun... mana diajak balikan mau lagi.. bodohnya si ivander ini
2021-06-11
0
Susilawati Dewi
dasar ivander bodoh
2021-06-10
0
Ih Delia benar-benar gak waras
2021-03-13
0