Cukup lama Candy tertidur, obat yang di minum nya membuat gadis itu hanyut dalam lelap.
Bisma yang duduk di sofa dengan jemari yang sibuk mengotak-ngatik laptopnya, sesekali menatap Candy yang tertidur nyenyak di ranjang.
Hari nyaris senja, pria tampan itu memilih menutup layar laptopnya dan beranjak menuju dapur.
Hampir satu jam waktu yang ia habiskan, menjadi koki di dapur. Daging asap, telur gulung, serta hidangan laut yang menyegarkan tersaji di meja makan. Tak lupa segelas susu strawberry favorit Candy diletakkan di atas meja.
"Ah, harum banget, pasti enak banget ...!" puji Candy.
Sontak Bisma terperanjat melihat Candy sudah bangun dari tidurnya.
"Ayo makan, kamu pasti sudah lapar," ajak Bisma.
Candy menganggukkan kepalanya dan lekas duduk. "Apa Marco sudah diberi makan?"
Bisma memutar jengah matanya. "Tentu saja sudah, jika belum, pasti baju ku sudah koyak rabak sekarang."
Kalimat Bisma membuat Candy terkekeh.
"Malam ini kamu istirahat saja, sambil memeriksa berkas-berkas yang sudah aku siapkan. Aku akan menjaga Candu di rumah sakit," saran Bisma yang membuat mata Candy mendelik.
"Enggak boleh ada lelaki yang mendekat di ranjang adikku!" Candy meninggikan suaranya.
"Aku tau, aku tidak akan mendekati ranjangnya. Aku akan berjaga di sofa, memantaunya dari jarak lima meter. Akan ku pasang juga kamera di sana agar kau bisa memantaunya dari sini. Bagaimana?" jelas Bisma.
"Tapi kan-"
"Gak ada tapi-tapian. Kesehatan mu yang utama di sini, karena kamu yang akan bertarung melawan mereka. Besok juga jangan ngampus dulu, ada banyak hal yang perlu kita bicarakan besok," tukas Bisma.
"Hmm, baiklah ... tapi, kau akan benar-benar menjaga Candu kan?" tanya Candy ragu.
"Apa kau baru mengenalku sehari?" Bisma balik bertanya.
"Seberapa lama kenal gak bisa menjamin apapun, Bisma. Bahkan banyak kasus-kasus di luar sana, ayah kandung memperkosa anaknya sendiri!" Candy resah.
"Apa aku terlihat seperti pria maniak mimew? Bahkan aku masih perjaka!" gerutu Bisma.
"Apa sih, kenapa tiba-tiba mimew!" Candy tertawa.
"Tenang aja ya, Jelek. Aku akan menjaga adikmu dengan baik." Bisma mengacak rambut Candy hingga pipi gadis cantik itu merona.
Sialan, ada apa dengan ku? Kenapa aku berdebar gara-gara brondong satu ini sih? Ini gak boleh terjadi! batin Candy yang sedang menetralkan debaran jantungnya.
"Oh, ya. Sisa pembayaran Mbok Darsih sudah dilunasi. Tantry sudah mengkonsumsi obat itu." papar Bisma yang menciptakan seringai di bibir Candy.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malam kian larut, Tantry masih kesulitan untuk tidur. Pikiran nya berkelana, teringat akan kenangan kelam sebelas tahun lalu, yang menjadi awal mula dirinya membenci Candu.
Flashback sebelas tahun lalu.
"Tan ...!" panggil William dengan membawa seikat bunga mawar bewarna merah terang.
Para siswa siswi bersorak riang, menggoda Tantry. Kedua pipi gadis itu merona, bukan sebuah rahasia lagi, seisi sekolah tau tentang perasaan Tantry kepada William.
"Iya, Will?" Tantry menyampir rambutnya ke belakang telinga.
William menyodorkan seikat mawar dalam genggaman nya, Tantry meraih dengan wajah merona.
Ini menjadi suatu kebanggaan untuknya, William merupakan seorang murid yang menjabat sebagai ketua osis dan memiliki segudang prestasi. Dan hari ini, pria berparas tampan itu akan menyatakan cinta padanya?
Aku benar-benar beruntung, gak sia-sia selama ini aku mencari perhatian. Ah, sial ... jantungku berdebar-debar dibuatnya! batin Tantry.
Tantry menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri, gadis itu salah tingkah. William tersenyum melihatnya.
"Tan ...."
"Iya, Will. Ngomong aja, aku dengerin kok."
"Kamu mau nggak-"
"AKU MAU! MAU BANGET!" Tantry membekap bibirnya dengan telapak tangannya.
"Serius, Tan? kamu mau comblangin aku sama Candu?!" pertanyaan William sontak membuat gadis di hadapannya tersenyum kecut.
"Candu?" Tantry memastikan apa yang didengarnya.
"Iya Candu. Murid pindahan yang sekelas dan duduk sebangku denganmu. Ku lihat, kalian tampak akrab," jawab William dengan mata berbinar.
Candu merupakan murid pindahan di SMA Cendrawasih, tepat satu minggu yang lalu dan menjadi teman sebangku Tantry. Gadis berparas cantik namun berpenampilan cupu itu, cukup banyak menyita perhatian para murid lelaki. Tentu saja hal itu membuat Tantry iri, tapi, gadis pemilik kulit kuning langsat itu masih berusaha menghalau rasa iri nya dan memperlakukan teman sebangku nya dengan baik. Namun, hari ini, pria yang selama ini membuat jantungnya berdebar tak karuan, meminta gadis itu untuk menjadi mak comblang dengan teman sebangkunya. Jelas saja membuat dada Tantry bergemuruh, ia muak.
Tantry menghela napas panjang, wajahnya masam. Apalagi melihat orang-orang berbisik mentertawakan dirinya.
"Ah, kamu ini benar-benar mengagetkan ku saja, Will. Ku kira dirimu sedang menyatakan perasaan pada ku, aku benar-benar terkecoh, ha ... ha ...." Tantry berusaha menghalau rasa malu nya.
"Hah? Serius kamu sampai mengira seperti itu?" William merasa tak enak hati.
"Suer ..! Ya, udah ... nanti bunga nya aku berikan ke Candu ya. Semangat, pasti gadis sepertinya akan langsung menerima cinta mu. Aku ke kelas dulu ya," pamit Tantry dengan senyuman palsu.
Tantry membawa seikat mawar dengan perasaan yang bercampur aduk. Malu, sedih, kecewa dan marah, semua bercampur menjadi satu.
Setibanya dikelas, Tantry segera meletakkan dengan kasar seikat mawar merah di meja Candu hingga gadis pemilik mata indah itu tersentak.
"Apa ini, Tan?" Candu mengernyitkan keningnya.
"Bunga," jawab Tantry datar.
Candu menghela napas panjang. "Dari?"
"Ketua osis, William. Kamu pasti sekarang bangga banget ya dapat bunga dari pria terpopuler di sekolah ini? Pasti ini yang pertama kalinya untukmu." Gadis bertubuh sintal itu menarik bangkunya dan segera duduk di samping Candu, dirinya enggan menatap wajah teman sebangku nya.
"Kamu salah, ini bukan yang pertama kalinya," sahut Candy dengan suara sedingin kutub utara.
Tantry menoleh, menatap tajam teman sebangkunya. Entah kenapa kalimat yang Candu ucapkan semakin membuatnya muak.
"Jika kamu suka, kamu bisa mengambilnya. Aku benci bunga, terutama bunga mawar." Dengan lembut Candu memindahkan seikat bunga segar itu ke meja Tantry.
Gadis itu sengaja membuat alasan untuk menolak, karena ia tau bahwa Tantry sangat menyukai William. Sejak ia datang sebagai murid pindahan, tak pernah satu hari pun Tantry tidak menyebut nama William.
"Kamu menolak William dan memberi bunga ini padaku?" sinis Tantry.
"Apa aku harus menerimanya?" Candu menatap lekat manik teman sebangkunya.
Tantry terdiam sembari mencengkram erat seikat bunga yang nyaris remuk di tangannya. Gadis itu mengukir senyuman palsu. "Aku akan simpan dengan baik bunga ini. Thankyou, Can."
Tantry bangkit dari duduknya, melangkah dengan rasa benci yang menggunung, gadis itu menuju toilet sekolah.
Sembari duduk di atas closet yang tertutup, Tantry mengutak-atik ponselnya. Gadis itu membuat grup whatsapp dan mengundang para siswi yang juga pernah terang-terangan mencari perhatian William. Begitu semua siswi yang menyukai William bergabung dalam grupnya, Tantry lekas mengetik sebuah pesan.
Tantry : Murid pindahan yang bernama Candu itu benar-benar FAKE! Bagaimana bisa gadis cupu sepertinya menolak cinta William? Pasti dia sengaja menarik ulur, benar-benar perempuan murahan!
Tantry tersenyum puas saat melihat notifikasi seratus siswi membaca pesan nya dan di respon beberapa murid.
Maria : Si culun yang selalu memakai kaca mata dengan rambut di kepang dua itu?
Tantry : Ya, benar, yang itu. Apa kalian tau? Gadis culun itu dengan angkuhnya menyodorkan padaku bunga yang di beri william tadi. Sambil berkata 'Ambil saja, aku benci bunga. Apalagi bunga dari William.' seperti itu. Memangnya dia kira aku pengemis? Sombong gak sih? William kita yang tampan rupawan itu di anggap sampah oleh perempuan jelek seperti Candu!
Sandra : Wah, angkuh banget gila! Rasanya aku ingin mengguyur tubuh gadis jelek itu dengan susu basi!
Tantry : Bahkan dia berkata 'Selera ku bukan William, tapi Tomas.' Astaga, dia mengincar sahabat kecil ku, mengincar anak gubernur!
Nina : Wah, benar-benar murahan. Bisa-bisanya dia mengincar Tomas? Hey Sandra, guyur saja cewek murahan itu pakai susu basi ... aku mendukung mu!
Semenjak grup baru itu dibentuk, Candu kembali mengalami perundungan, sama seperti di sekolah sebelumnya.
Dua tahun gadis itu memilih untuk tetap menempuh pendidikan di SMA Cendrawasih, meskipun dia tau akan mengalami perundungan. Dengan polosnya Candu malah menjalin persahabatan dengan Tantry, tanpa mengetahui bahwa Tantry lah dalang atas semua penderitaan yang dia alami.
Flashback Off~
Di sebuah apartemen, Candy sesekali menatap layar monitor, tersenyum miring kala melihat Tantry yang tengah kesulitan tidur.
"Seminggu ini, lihat saja apa yang akan terjadi padamu Tantry. Kau harus menderita seperti adikku!" desis Candy dengan ujung bibir berkedut.
Candy kembali fokus dengan berkas-berkas di tangannya, gadis itu tengah mempelajari tentang silsilah Erlangga Group. Sesekali pemilik mata indah itu mengangguk-anggukkan kepalanya.
Candy menyambar ponselnya dan menghubungi Bisma.
"Cari lah tiga orang yang bisa dipercaya. Kau dan ketiga orang itu, beli lah saham di Erlangga Group masing-masing lima persen. Ayo, kita guncang perusahaan kecil sialan itu!" Candy tertawa menyeringai.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Atoen Bumz Bums
gr2 wiliam too
mau nembak y lgsg sm orangnya
ngapain pake gt2 JD salah faham
imbasnya sama candu kn kena Tantri baperan picik
2025-03-11
1
Nor Azlin
balas aja deh berikan dia pelajaran yang tidak pernah mereka lupakan dalam hidup nya biar jadi gembel sekali pun ...mereka mengingati candu itu anak orang miskin tidak tau dia adalah anak orang yang paling kaya raya bego mereka udah membuat anak singa terjaga dari tidur lenanya...siap2 lah satu persatu mereka akan mengalami nasib yang paling buruk menanti mereka ....lanjutkan thor
2024-08-29
2
Nendah Wenda
pintar siasatmu candy
2024-08-14
2