CC16

"Pftt! Ha ... ha ... ha ... Akh, kau bisa menipu semua orang, tapi, tidak dengan ku. Wajahmu boleh serupa dengan Candu. Namun, dari tatapan, cara bicara, berjalan dan bahkan tersenyum ... jelas kalian adalah orang yang berbeda. Benar begitu kan, Candy?"

Bagai petir di siang bolong, kilatnya mengantam-hantam ke bumi hingga menggelegar, itulah yang Candy rasakan kini. Oksigen serasa hilang dari kerongkongan, nyawa Candy bak terlepas dari raga, lututnya lemas dan bergetar. Semua pikiran buruk berkecamuk membuatnya ingin meringkuk.

A-aku ketahuan? Secepat ini? Rencana ku gagal? A-apa aku bunuh saja orang ini? Candy bermonolog di dalam hati, mengabaikan suara Bisma yang terdengar memekik dari benda mungil di telinganya.

Debar jantung nya kini semakin tak menentu saat William berdiri dan menatapnya dengan sorot mata tajam. Tangan pria tampan itu mendekat pada wajah mungil yang jelas kentara gugup, William menyampir rambut gadis itu ke belakang telinga lalu mencabut benda mungil yang menjadi perantara Candy dan Bisma.

SIAL SIAL SIAL! Akh, aku harus membunuh pria ini, tapi ... bagaimana caranya? Aku pernah menjambak rambut orang yang merusak mainan Candu hingga akarnya putus, aku pernah membuat robek dagu pria mesum, aku pernah mematahkan telunjuk aki-aki tua bangka yang menyolek bokong ku, aku pernah merontokkan gigi pelaku penculikan anak, tapi, membunuh? Akh, bagaimana caranya?! ingin rasanya Candy membenturkan kepala di meja.

"Tik tok tik tok tik tok ...." Suara William yang berbisik di depan earphone, begitu menggelitik telinga Bisma.

Bisma memutuskan semua alat yang terhubung dengan Candy, pria itu gelisah setengah mati. Pria itu menyambar sesuatu di atas meja, menutup nya dengan lembaran tisu lalu menghambur keluar mobil hendak menyusul Candy.

Sedangkan di sudut Cafe, telinga Candy hampir pecah mendengar gelak tawa William. Gadis itu terus-terusan menggerutu di dalam hati.

Apa aku rayu saja ya? Bawa nih cowok sarap healing ke tepian tebing, lalu ku sundul sampai terpental ke dasar jurang? Atau, aku bawa saja pria ini ke penangkaran buaya milik grandpa lalu ku slepet pakai rantai kapal pesiar milik mama sampai ia tergelincir? Akh bagaimana ini?! Atau, ku guyur saja tubuhnya pakai mayones dan ku kurung dia bersama Marco?

"Hey, kenapa wajahmu jadi menggemaskan seperti itu? Apa yang sedang kau pikirkan?" William menarik kursi dan duduk tepat di sebelah gadis yang nyaris keringat dingin.

"Apa tidak ada yang ingin kau tanyakan?" William berbisik, membuat wajah si pemilik mata indah merona.

Candy menghela napas berat. "Bagaimana kau bisa tau penyamaran ku?"

"Tadi sudah ku katakan bukan? Caramu menatap, berbicara, berjalan dan juga tersenyum. Sangat jauh berbeda, dan juga ... perihal makanan manis, kau tau kan? Candu tidak menyukai makanan manis? Astaga, kau kecolongan?" William tersenyum remeh.

"Itu karena aku tidak tau drama apa saja yang dibuat adikku!" gerutu Candy.

Lagi dan lagi, William tergelak, Candy muak.

"Ah, selain makanan manis, kau juga terjebak oleh satu hal," ucap William.

"Apa?" ketus Candy.

William menatap Candy gemas. "Di bawah rintik hujan waktu itu, Candu bukan memintaku untuk menunggu, melainkan meminta aku berhenti untuk menunggu karena cintanya sudah terpagut pada pria lain. Dan ku kira, pria itu adalah Tomas."

"Tega sekali kau mengira adikku mencintai pria bajingan seperti Tomas!"

"Ya, namanya juga cinta, kadang kala sering membuat manusia buta kan? Bahkan tai kambing saja serasa cokelat," jelas William.

"So disgusting, iuuuuh ...!" cibir Candy.

William kembali tergelak. "Kau tau? Sejak pertemuan kita di pesawat, aku sudah merasa ada yang janggal. Lalu, tepat di saat aku kembali aktif kuliah, aku melihat Sandra, Maria dan Sabam dalam kondisi acak-acakan keluar dari gedung olahraga. Mereka bertiga menyebut-nyebut namamu sambil terus-terusan mengumpat. Semuanya begitu aneh di mataku, hingga akhirnya aku mengutus orang ku untuk mencari tau tentang Candu. Siapa sangka? Aku mendapatkan bonus info tentang mu. Ternyata kalian berdua bukan dari kalangan biasa. Sangat menarik bukan?"

Candy tertegun, maniknya menatap tajam. "Sekarang, intinya, apa yang kau inginkan?!"

"Aku?" William merengkuh dagu Candy, wajahnya mendekat, menatap bibir mungil yang terlihat lezat. "Aku, ingin ... kau memerintahkan pria di belakang ku ini untuk menurunkan senjata yang tengah ia todongkan di belakang kepalaku."

Candy tersentak, menoleh ke belakang dan seketika terbelalak.

Bisma menodong kepala William dengan seringai dingin. "Apa tujuanmu, Brengsek?"

*

*

*

Maapkeun Author ya, hari ini up nya singkat.

Author kurang fit efek dua hari gak tidur 🥲

Para Readers, tetap jaga kesehatan ya🤍

Tetap hati-hati di mana pun kalian berada 🤍

Terpopuler

Comments

gaby

gaby

William kawan atau lawan???

2024-12-08

1

Nendah Wenda

Nendah Wenda

waduh makin rumit nih apa jadinya nanti

2024-08-14

2

Reni

Reni

ini nanti jng2 Wiliam berbalik arah suka sama candy hahaha

2024-08-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!