"ayah Reyhan meninggal 10 tahun yang lalu, Reyhan juga dewasa terlalu cepat untuk usianya yang baru menginjak 15 tahun.
Biarpun seperti itu, sikap Reyhan masih saja seperti anak kecil yang ingin kasih sayang lebih dari orang tua nya saat itu, dan kehilangan ayahnya adalah pukulan terberat yang pernah dia terima.
Reyhan berubah menjadi dingin, acuh tak acuh dan dia suka kehilangab kendali. Jika ada orang yang mencari masalah dengannya maka orang itu tidak akan bisa melihat matahari terbit lagi.
Reyhan menempuh pendidikan dengan sangat cepat, sehingga dia bisa langsung bisa mengambil alih perusahaan yang kala itu menjadi incaran para pengusaha kotor".
Mendengar itu semua, Merisha bergidik ngeri. Bagaimana kalau dia sampai berbuat salah dengan Reyhan, apa mungkin Reyhan akan membunuhnya. Tapi mana mungkin dia bisa membunuh Merisha, kan dia terjerat dengan pernikahan politik palingan hubungan kerja ayah dengan Reyhan yang akan memburuk.
tapi tidak! sama saja aku membuat sengsara ayah. tidak bisa bagaimanapun aku tidak boleh mencari masalah dengan Reyhan.
"jadi Merisha, ibu sekali lagi meminta padamu tolong jaga Reyhan, buat dia bahagia ya". pinta ibu sambil mengusap lembut tangan Merisha.
tulus sekali permintaan mu ibu, aku yang tidak pernah merasa cinta seorang ibu saja bisa mengerti seberapa besar cintamu terhadap Reyhan.
"baiklah bu, Merisha akan berusaha untuk menjaga, membuat bahagia Reyhan". janji Merisha sambil mengangkat lima jari nya ke atas seperti anak kecil yang berjanji kepada orang tua nya.
"apa Merisha boleh menanyakan sesuatu, bu".
"ya silakan".
"saat upacara pernikahan pagi tadi Merisha tidak melihat keberadaan ibu".
Ibu Bariksya mengingat kenapa dia tidak biaa menghadiri upacara pernikahan anak nya itu.
"ibu hadir sebentar nak, tapi karena mendadak ada panggilan penting ibu jadi pulang lebih awal dan tidak sempat bertemu dengan mu". jelas Ibu Bariksya.
Merisha mengangguk pelan mengerti.
Setelah cerita panjang lebar, ibu Bariksya juga bertanya tentang kehidupan Merisha, Merisha yang hidup tanpa ibu nya sedari kecil dan Merisha juga cerita bagaimana sikap pendiam nya ini bermula.
Mereka berdua tertawa bersama tanpa menyadari sudah berapa lama mereka di luar. Keluarga nya sudah menunggu lama, terutama Reyhan yang kesal ibu nya terlalu lama dengan istri nya sehingga dia tidak ada waktu berduaan dengan Merisha.
Reyhan bertanya kepada sekretaris Abi dimana ibu dan Merisha.
Akhirnya dia sampai di taman, melihat ibu dan Merisha yang sedang tertawa riang.
heii dia tidak pernah tertawa seperti itu dengan ku, kenapa dengan ibu dia bisa tertawa lepas seperti itu.
Tidak mau menunggu lama lagi Reyhan memanggil mereka berdua.
"ibu, Merisha". panggil Reyhan yang sudah mendekati kursi taman itu.
"kalian berdua lama sekali ngobrol nya, pesta sudah selesai dan kalian masih disini".
kau marah karena kami lama atau kau marah karena ibu membawa Merisha terlalu lama. kau cemburu terlalu cepat Reyhan.
ibu tertawa kecil melihat tingkah anak nya itu, seperti ibu nya merebut sesuatu yang berharga dari nya.
"ya ya baiklah ayo kita pergi. ayo Merisha". ibu mengajak Merisha ikut bersama dan Reyhan di tinggalkan begitu saja ditaman itu.
ibu kau curang, kenapa kau mengambil Merisha dari ku.
maaf ya Reyhan kali ini ibu bawa Merisha sebentar. dan kau beruntung nak Merisha anak yang baik walaupun kurang sosialisasi, tapi itu cukup menjadi bukti kalau dia bisa setia dengan mu.
Merisha kebingungan dari tadi, dia melihat ibu mertua nya itu tertawa terus dari tadi, dan dia melihat ke belakang kalau Reyhan sedang kesal.
kenapa ibu dan anak ini bertingkah seperti berebut sesuatu.
tapi aku berterima kasih pada ibu mertua ku karena dia aku tidak perlu menghadapi Reyhan, kalau tidak laki-laki itu pasti berbuat sesuatu lagi.
Bersambung!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
💞Meilita Evana🌹@Ëvå@🌹
suka dg ibu mertua yg baik.. 🤗💖
2020-12-17
0
Neng Niehan
untuk ibu mertua x baik ga kaya di sinetron
2020-11-30
0
Yuniwidaningsih
cewe nya polos nie...
2020-11-01
0