Setelah pesta selesai Merisha dikejutkan dengan berita kalau dia akan dinikahkan.
Perasaa yang bercampur aduk bersatu membentuk emosi yang tak tau emosi apa yang bisa tercipta dari hal ini.
Untungnya si tuan muda memperbolehkan Merisha untuk melanjutkan kuliahnya, tapi apa benar pernikahan ini akan bahagia bagi Merisha.
{Pagi hari}
Matahari menunjukan cahaya keemasannya, menyinari wajah Merisha yang masih terlelap dalam mimpi indahnya.
Merisha bangun dan segera pergi ke kamar mandi, setelah semua kegiatannya di kamar selesai, dia turun untuk sarapan bersama ayahnya.
Disana ayah telah duduk dan makanan telah terhidang di meja.
Ayah melihat Merisha turun dan mengajak Merisha makan bersama.
"ayo nak kita makan". ajak ayah sambil menarik tangan Merisha dan menyuruhnya untuk duduk.
"iya yah".
Ayah memulai percakapan memecahkan keheningan yang tercipta di pagi hari.
"mmm Merisha".
"hmmm".
"ayah sudah mendapat jadwal kapan pernikahan mu dan tuan muda dilaksanakan". ucap ayah sambil terus melahap makanan nya.
"hmmm.. kapan itu". tanya Merisha yang sudah selesai dengan sarapannya.
"lusa".
puftt!! Merisha menyemburkan air yang sedang dia minum.
"kamu kenapa baik-baik saja kan". tanya ayah khawatir.
cepat sekali. apa benar-benar sudah direncanakan dengan baik pernikahan ini.
"hmm tidak apa-apa ayah Merisha baik-baik saja". ucap Merisha sambil mengibaskan baju nya yang kena semburan air.
"Merisha, kamu tidak apa-apa kan dengan pernikahan ini". tanya ayah untuk meyakinkan Merisha apa benar dia meneriman pernikahan ini.
"tidak apa-apa ayah, apapun untuk ayah". ucap Merisha yang tanpa dia sadari telah menyentuh hati ayahnya, anaknya yang selama ini seperti tidak peduli apa pun rupa-rupanya sangat memperhatikan nya.
Ayah langsung memeluk Merisha, Merisha sempat terkejut sebentar tapi dia segera membalas pelukan itu dengan pelukan,. Merisha menepuk-nepuk pelan punggung ayahnya.
"terima kasih nak, Merisha juga segalanya bagi ayah, jika Merisha tidak bahagia dengan pernikahan bilang saja dengan ayah". ucap ayah di balik Merisha.
"iya ayah, Merisha juga berterima kasih kepada ayah yang telah membesarkan Merisha menjadi pribadi yang seperti sekarang, tapi untuk pribadi ku yang pendiam ayah tidak mengajarkanku ini terbentuk dengan sendirinya". ucap Merisha yang bicara sambil tertawa kecil.
Ayah yang mendengar juga ikut tertawa, bagaimana pun tidak mudah membuat Merisha bisa melucu sendiri.
"baiklah, berhubung lusa adalah pernikahanmu hari ini kamu cuti dulu ya kuliahnya, ayah juga sudah memberitahu pihak kampus atas pengambilan cuti mu".
"berapa hari cuti yang ayah pinta".
"seminggu". jawab ayah
"lumayan lama ya, memangnya Merisha mau ngapain lama-lama dirumah, gak kuliah".
"hei jangan lupakan kalau kau harus melayani suami mu". ucap ayah mengingatkan Merisha.
"iya ayah aku tidak melupakannya". jawab Merisha santai.
Setelah mereka berdua selesai sarapan, ayah mengajak Merisha jalan-jalan untuk persiapan pernikahannya.
"Merisha, ayo kita jalan-jalan". ajak ayah
"iya, tapi Merisha ganti baju dulu ya". ucap Merisha sambil berlalu pergi dan menaiki tangga.
"iya".
Setelah mereka siap, ayah langsung menggandeng tangan Merisha layaknya istri sendiri.
Mereka tidak membawa supir, karena ini merupakan Ayah dan Merisha time. Waktu khusus untuk mereka berdua.
Mereka berhenti disana sini, entah berapa toko yang mereka masuki tetapi tidak ada satupun barang yang mereka beli, mereka tertawa riang di dalam mobil tanpa rasa khawatir.
Bersambung!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
💞Meilita Evana🌹@Ëvå@🌹
cpt n buru2 itu 'beti' alias beda tipis.. 🙃😁
2020-12-17
0
Mahdaleni Leni
datar g ada intrik...
2020-12-04
0
Arfisah Azilah
lanjuttt
2020-09-04
2