Pagi itu cuacanya sangat bagus dan segar. Seperti biasa Reina bangun pagi, sholat subuh, dan turun ke bawah untuk pergi ke taman menikmati hawa sejuk di pagi hari. Bunga-bunga cantik yang sengaja ditanam oleh mendiang Ibu Reina tumbuh subur dan semakin banyak, menambah segarnya udara ditaman itu. Reina juga membawa buku-buku bacaan untuk dibaca dengan suasana tenang dan menyejukkan. Bi Inah pun sangat paham kebiasaan Reina, ia mengantarkn roti panggang dan juga jus buah kesukaan Reina.
Sementara Jaka sedang olahraga. Pagi itu dia sudah lari keliling kompleks, dan juga olahraga dengan berbagai alat yang tersedia di ruang gym. Rasa lelahnya membawa dia untuk keluar menikmati udara segar di taman, dan melihat Reina disana. Jaka tidak melewatkan kesempatan bagus pagi itu untuk mengetes kemampuan Reina. Dia pun menghampiri Reina.
"Pagi nona Reina" sapa Jaka.
"Pagi juga Coach, panggil aku Reina saja tidak apa" balas Reina.
"Baiklah Rei.. Apa kau sudah siap latihan pagi ini?" tanya Jaka.
"Baiklah Coach.. 1 jam lagi ya aku baru saja sarapan roti, perutku akan sakit jika langsung berolahraga" jawab Reina.
"Baiklah. Jika sudah siap temui aku di ruang latihan, aku juga masih lelah habis pemanasan" kata Jaka.
"Rei ada yang ingin kutanyakan padamu, tentang kejadian kemarin" tanya Jaka lagi.
"Apa yang ingin Coach tanyakan?" jawab Reina.
"Melihat reaksimu, kejadian kemarin bukan yang pertama kali. Apakah itu benar Rei?" tanya Jaka.
"Yah tidak salah Ayah mengirimmu kemari, itu memang benar Coach. Dulu aku pernah hampir diculik, untung ada Pak Kus dan Pak Mul yang menolongku. Lalu berbagai percobaan penculikan pun terjadi, aku berusaha menghadapinya tanpa membuat Ayah cemas. Itulah alasanku memilih ilmu beladiri dan aku lama-kelamaan menyukainya." jawab Reina.
"Yah sesuai dugaanku. Kau hebat memiliki mental yang kuat, apakah kau punya trauma atau semacam fobia terhadap sesuatu?" tanya Jaka.
"Kenapa kau ingin sekali tau Coach? Kepo deh.." jawab Reina dengan tersenyum jail.
"Hmm.. dasar kau ini, aku ini pelatihmu. Aku akan mengajarimu menghindari dan mengantisipasi hal buruk. Banyak kasus penculikan yang menimbulkan trauma atau fobia. Bila kau mengalami itu, akan sangat berbahaya jika musuhmu tau dan kita bisa mencari tau solusinya" jawab Jaka.
"Bukannya tugasmu melindungiku Coach?" tanya Reina penasaran dengan tujuan Jaka.
"Begini, saat ini aku bisa melindungimu. Tapi kalau musuhmu mengecoh dan membuatmu jauh dari jangkauanku apa yang akan kau lakukan?"tanya Jaka mengetes Reina.
"I-iya aku akan melawan semuanya. Tapi kalau dipikir-pikir ada benarnya juga. Aku selama ini menyembunyikannya bahkan dari Ayahku. Aku takut akan tali tambang karena saat aku diculik dahulu aku diikat kuat dan tidak bisa bergerak. Membayangkannya membuat aku takut Coach. Aku harap kau bisa jaga rahasiaku" pinta Reina.
"Harusnya kau cerita, itu berbahaya. Dan masih bisa diobati dengan psikiater. Baiklah aku akan merahasiakannya, tapi kau harus dengarkan aku " jawab Jaka.
"Baik Coach," jawab Reina dengan tangan gemetar membayangkan traumanya.
"Sudah nanti sore saja latihannya, maaf membuatmu merasa tidak baik. Besok juga tidak apa Rei, kau harus siap fisik dan mental sebelum latihan denganku" kata Jaka yang melihat tangan Reina gemetar.
"Baik Coach, terimakasih pengertiannya" jawab Reina.
"Iya, kau nikmati saja pagi ini. Udaranya sangat sejuk, kau harus rilex agar rasa takutmu hilang. Duduklah bersila, bernafaslah lewat hidung dan keluarkan lewat mulut, lalu bayangkan hal yang membuatmu bahagia. Itu saranku menghilangkan rasa takutmu" jawab Jaka.
"Akan kucoba Coach" jawab Reina yang lalu mempraktekannya.
Lalu Jaka masuk ke dalam untuk mandi. Sementara Reina mencoba relaksasi yang diajarkan Jaka dan berhasil menghilangkan rasa takutnya. Tubuhnya pun kembali segar. Lalu ia masuk ke rumah dan membersihkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
Arobi
lanjut bro
2022-02-24
0