Malam itu Reina kembali menangis lagi, mood nya benar-benar tidak stabil. Dia tidak bisa tidur sama sekali, jadi ia hanya mengis dikamarnya sepanjang malam. Hingga ia baru bisa tidur pukul 05.00 setelah sholat subuh.
Pukul 06.30 Reina masih tidur sehingga membuat Bi Inah panik, karena pasti Reina akan terlambat ke sekolah. Walupun bukan anak kandungnya dan hanya anak asuhnya, Reina sudah seperti anak kandungnya Bi Inah sendri. Layaknya seorang Ibu yang panik anaknya akan telat ke sekolah, Bi Inah membangunkan Reina yang masih pulas tertidur.
"Tok..Tok.. Non Rei.."panggil Bi Inah, namun karena tidak ada jawaban Bi Inah pun masuk ke kamar Reina.
"Non.. kok belum bangun?" sambil menggoyang tubuh Reina.
"Uuuhh.. iya Bii, aku tidak enak badan.. kepalaku pusing sekali dan rasanya panas". jawab Reina.
"Sebentar Bibi cek dulu" kata Bi Inah sembari mencari alat pengukur suhu, lalu mengecek panas tubuh Reina.
"37°.. Noon sedang demam ini.. tidak usah pergi ke sekolah. Bibi akan siapkan handuk kompresan dan sarapan ya.." kata Bi Inah khawatir.
"Iyaa bii" jawab Reina lirih.
Bi Inah pun cepat mengambil air kompresan dan handuk, menyuruh koki di rumah tersebut untuk memasak bubur ayam, dan kembali ke kamar Reina untuk mengurusnya.
Sesampainya di kamar, Bi Inah memberi Reina air minum lalu mengompres keningnya. Wajah dan tubuh Reina sudah memerah karena panas. Seperti seorang Ibu, Bi Inah merasa sedih dengan apa yang terjadi pada anak majikannya.
"Non.. kok bisa demam begini? kalau Bapak tahu pasti dia cemas.." kata Bi Inah.
"Iya bii.. semalam aku tidak bisa tidur, entah mengapa ingin menangis terus jadi aku memakan es krim tengah malam.." kata Reina yg lalu merasa sedih kembali mengingat kejadian semalam.
"Sudah Non, jangan sedih terus. Nanti bapak juga ikutan sedih disana, bapak juga bisa sakit kalau mikirin non Rei sakit begini. Non mau Bapak sakit?" tanya Bi Inah agar Reina tidak sedih lagi.
"I-iya bi.. aku baru sadar. hiks.. tapii jangan beritahu Ayah ya.. Bii kumohon.." pinta Reina.
"Baiklah Bibi tidak akan melapor, tapi janji ya Non jangan bersedih lagi. Makan yang teratur agar sehat dan selalu bahagia agar Bapak disana tidak kepikiran" jawab Bi Inah yang tidak tega melihat Reina sedih.
"Baik Bii, aku akan menurut" kata Reina.
"Sebentar bibi turun ke bawah dulu ambil sarapan, dan bilang ke Pak Kus juga Pak Jaka kalau non Reina tidak pergi ke sekolah" kata Bi Inah.
Lalu Bi Inah turun dan bertemu Jaka.
"Apa non Reina baik-baik saja bi??" tanya Jaka.
"Non Reina demam Mas, jadi tidak ke sekolah." jawab Bi Inah.
"Oo baiklah Bi.. aku hari ini akan berjaga-jaga disini kalau ada apa-apa panggil aku saja. Tapi apa demamnya sangat tinggi?" tanya Jaka.
"Tidak terlalu tinggi Mas, efek ditinggal Ayahnya. Mood nya sedang tidak baik jadi sedikit berpengaruh ke kondisi tubuhnya, kita lihat saja kalau sore nanti tidak turun juga panasnya, saya biasanya disuruh menelpon dokter pribadi Pak Surya" jawab Bi Inah.
"Baiklah bii kalau begitu, biar aku saja yang beritahu Pak Kus. Dia sudah panik dari tadi non Reina belum turun juga" kata Jaka.
"Iya Mas, tolong ya.. terimakasih sebelumnya" kata Bi Inah.
Lalu Bi Inah ke dapur untuk mengambil sarapan Reina dan menyiapkan obat penurum panas, kemudian kembali ke kamar Reina. Reina pun segera sarapan dan meminum obatnya, dan tidur kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
مي زين الش
jaka the best👍💯👍💯👍💯
2021-04-15
0
Batara Hengky
37° masih aman..
klo ssh d atas 40°, baru bisa d katakan demam...
2021-02-09
1
Joanne March⚘
hai aku kembali lagi beri 5 like tersisa+rate 5 untukmu. Tetap semangat menulis cerita yaa😁✊
jangan lupa mampir beri like di lapakku tiap chapternya ya😊thank you
2020-10-07
3