Luna melihat jika ibunya tengah menangis betapa terkejutnya ia senang bisa melihat wajah Luna. Ros langsung memeluk Luna, ingin ia sayangi namun hatinya belum terima akan sejatinya harus bagaimana.
"Luna anak ibu, maafkan ibu baru hari ini bisa melihatmu! cepat sembuh ya sayang, ibu janji akan selalu mengingatmu semoga engkau bahagia selalu dengan orang orang yang baik disana" ucap Ros ia tak bisa menipu dirinya yang harus menutupi rasa bersalah.
"Apa yang ibu bicarakan, berhentilah bicara yang tidak perlu. Semua itu hanya dusta belaka! Ibu tidak tidak mungkin pergi meninggalkan kami," ucap Amel ia merasa ada yang tidak beres dengan perkataan ibunya.
Semua melongo dan bagaimana Ros bisa menjelaskan kepada anaknya juga Luna, bagaimana bisa sekarang Ros akan berbohong dengan dirinya. Mengetahui hal yang tidak bisa ia percaya akan semua yang ia hadapi, tapi keyakinan dirinya harus menyerahkan Luna pada Maria,seorang wanita yang terlahir akan merawat Luna dengan baik pula.
Luna masih merangkul ibunya, walaupun kini Luna tetap tidak percaya dirinya harus mampu kehilangan ibunya juga saudaranya, hati Luna menaruh harapan yang teramat dalam.Ia menangis,karena harus bisa menerima apa yang sudah menjadi kenyataan hidupnya.
"Hiks",
"Bu, Luna tahu hal ini?"Tapi jangankan pergi, Luna tak bisa menerima hal tersebut jika saja, Luna tidak akan bisa menerima hal tersebut. Bu, maafkan Luna jika Luna banyak melukai hati ibu,banyak terkadang Luna khilaf Bu,"
"Tidak sayang engkau adalah pahlawan ibu, meskipun ibu kurang banyak memperhatikan dirimu. Ibu begitu tahu, ibu juga tak akan melupakanmu seumur hidup ibu, karena Luna adalah cinta dari kasih sayang ibu" jawab Ros ia harus menerima keputusan tersebut.
Amel merasa dunia ini hanya kikisan airmata, dunia mengambil Luna tak bisakah ia akan bersama kami. Mengapa ibunya tega mengambil Luna untuk oranglain, padahal Amel ingin memeluk Luna setiap hari,walaupun tidak banyak.
Amel tidak tahan membendung tangisannya ia yang tak perduli dengan omongan oranglain,baginya Amel lebih perduli dengan Luna daripada ucapan ibunya yang sangat tidak ingin menerimanya.
"Luna! kenapa dengan ini, jangan katakan hal itu lagi, bagiku kita hanyalah seorang anak yang wajib seorang ibu menyayangi kita, ibu andai kata jika hal itu terjadi, mungkin kita tak akan pernah melihat Luna kembali, Luna itu orang yang baik dan banyak orang mengagumi sosok Luna Bu, apakah ibu tidak pernah sedikitpun mau merawat Luna, jika hal ini terjadi maka hari ini juga Amel mau ikut dengan Luna, jangan kan ibu saudara Amel tak percaya akan hal itu" tegas Amel merasa ingin bersama dengan Luna sampai maut memisahkan.
"Stop mel ibu hanya menitipkan luna dengan Bu Maria saja, karena ibu Maria seorang wanita yang baik dia layak dipertahankan, bukan ibu Ros yang sebagai ibu yang hanya banyak menyakiti, melukai Luna dengan kibasan tali pinggang. Apakah,kamu tak mengerti hal ini, apakah kamu bisa menerima kenyataan ini Amel," gertak Ros sudah frustasi ia tak hanya bisa bersabar dan pasrah banyak godaan setan dimana mana.
Deg
Tak percaya hal itu, terjadi dengan sendirinya bagaimana bisa Amel akan selalu menjaga untuk Luna! Amel tak terima jika Bu Maria membawa Luna tanpa dirinya . Gio pening dengan urusan keluarga Amel, padahal Gio setuju dengan pendapat Ros yang sudah salah dalam mengambil tindak.
"Apakah engkau sebagai seorang saudara bisa seutuhnya menjaga sikap dan perilaku yang baik untuk Luna, apakah kamu tidak paham apa yang pendapat ibu kamu, jawab Amel"
"Saya paham juga mengerti! Tapi apakah ada orang yang mau melepaskan kepergian seperti ini, jika diantara keluarga juga saudaranya masih memiliki sikap perduli"
"Hahaha, perduli kenapa saya harus perduli pada dirimu. Kamu sama saja seperti saudaramu yang lainya, dari dulu Gue sudah tahu nilai sifat kejelekan mu, Amel"
"Itu dulu, sebelum aku sadar jika selama ini hubungan dengan Luna sangatlah kasar, bahkan hari ini saya akan bertobat tidak akan mengulangi perbuatan yang sama dengan yang dulu"
"Omong kosong! Percuma katakan yang seperti itu. Ingat takdir tuhan lebih mengetahui, ketimbang kamu yang harus bersumpah hanya berlagak hanya untuk bertaubat"
"Cukup, biarkan saja tuhan yang menilai. Tidak semuanya orang ingin tahu tentang hubungan kita dengan tuhan nya lebih tepatnya, tuhan kita saja yang akan menilai kita dari pandang sudut kita, sebaiknya kita bicarakan hal yang baik baik saja" ujar Luna ia tak sadar jika perkataan saudara nya tidak lagi melakukan hal yang membuat dirinya harus seperti dahulu yang tidak diinginkan.
Seperti nya Amel belum bisa merelakan kepergian Luna? Lalu apa yang selanjutnya terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments