Episode 3. Iri kepada Luna

Luna menggerakkan tangannya dan membuka matanya dengan perlahan lahan. Ia merasakan sakit yang luarbiasa pada perutnya. Nyeri, perih yang sudah Luna rasakan setiap hari. Tetapi, hari ini ia berbeda kondisi Luna sangat tidak baik tangannya susah untuk digerakan lemas tak berdaya.

Alhamdulillah sekarang sudah sadar, tetapi kenapa Luna bersedih. apa yang terjadi denganmu Luna ceritakan pada Bu.

Apakah dirinya harus jujur kepada gurunya, tapi keadaaan mendesak karena perutnya begitu melilit seperti orang berhalangan saja. Luna memegangi perut yang terasa sakit. Ia tak percaya jika kehadiran Gio juga Bu Mifta sudah ada disini. Tapi, mereka juga baik kepada Luna.

"Bu, maaf tadi pagi Luna tidak sarapan pagi karena nasinya habis Bu. Maafkan Luna sudah banyak merepotkan ibu juga kak Gio" tutur Luna mencari alasan agar dirinya tak mengucapkan jika dirinya tidak diberi jatah oleh saudaranya sekaligus ibunya sendiri.

"Tidak Luna, ini ada makanan untuk kamu makan yang banyak biar cepat sembuh sakit perutnya. Kamu pasti berbohong kan Luna, jika yang menyakiti mu adalah saudaramu kan, maaf kalau kakak mengetahui ini. Karena Kaka tidak ingin kamu sakit"bisik Gio yang menyatakan jujur kepada Luna ditelinganya.

Deg!

Mengapa kak Gio mengetahui hal itu, apa selama ini kak Gio selalu mengawasi ku. Yaa Allah, makasih ada orang baik tapi Luna tidak bisa berkata yang sejujurnya.

Luna tak percaya,jika kaka Gio yang lebih mengetahui apa yang terjadi dengannya.

"Terimakasih banyak Bu, sekali lagi Luna banyak terimakasih kepada ibu"senyum semangat diwajah Luna yang memancarkan cahayanya.

"Sama sama juga Luna, tapi lain kali Luna jangan lupa sempatin sarapan pagi karena itu bagus untuk kesehatan dan tenaga kita. karena ibu takut terjadi hal yang serupa. Oh iya, ini ada bekal untuk Luna pulang," ujar Bu Mifta menyerahkan bekal dan didalamnya terdapat uang karena dirinya merasa iba jika Bu Mifta sudah mengetahui jika Luna sudah berbohong. dirinya yang mengetahui dari Gio.

Mereka bertiga senyum ceria, ditambah dengan senyuman Gio yang lebar menyatakan jika Gio begitu senang karena semua ulah jahatnya saudaranya akan terbongkar. Tidak hanya itu, Gio akan mencari rencana lain agar bisa semaksimal mungkin.

"Gio bisa tolong ibu tidak?"soalnya ibu mau masuk keruangan anak anak, sedangkan kamu tolong jaga Luna disini dulu. karena takut, jika Luna sendirian di UKS tidak ada oranglain yang peduli pada Luna" jawab Bu Mifta menyerahkan Luna pada Gio.

"Siap Bu,"

Setelah kepergian Bu Mifta Gio yang tak sadar jika dirinya selalu senang memandang Luna dengan asyik memakan roti yang dibelikan pada Bu Mifta.

Tak hanya itu, jika Luna mulai merasa ada yang diperlihatkan pada sosok ketua OSIS tersebut. Dengan demikian jika Gio menyukai secara diam-diam pada Luna untuk saat ini.

"Cie cie dari tadi melihat wajah Luna saja Kaka Gio. apakah Kaka Gio menyukai Luna?" pertanyaan yang Luna sebutkan baginya Gio merasa malu karena tak sadar jika Luna begitu serius memperhatikan pandanganya.

"Gak ah kok, ah kamu Luna mana cocok kaka Gio bersanding denganmu. Karena Kaka Gio itu orang ga punya, tapi nanti kalau Luna ada yang suka terima aja".

"Yakin?"kalau diterima Kaka Gio ga patah hati. Atau Kaka Gio ga cemburu" usil Luna yang sekedar menayakan yang tidak penting.

"Yaa Allah Luna kenapa sih bilang yang seperti itu. Udah tau perasaan pada kamu sangat besar, begini kah jika dilihatin oleh pujaan sendiri. Kenapa gue jadi salting begini ya! "

Dor

Dor

"Ihh apaan sih ga jelas banget Luna, udah dihabisin atau mau disuapin"

"Jangan melamun Kaka Gio, nanti datang setan bila Kaka Gio melamun. Udah ya, Kaka Gio ini tolong habisin"

"Ga mau, ini semua buat kamu Luna. Kaka Gio sangat mengetahui jika kamu pasti sedang dikerjain oleh saudaramu yang lebay, sok lebay itu kan" tegas Gio sudah lebih mengenal Luna.

Luna tak harus bertindak sebagai apa. Karena Gio banyak sudah mengetahui jika diri Luna sering mendapatkan perlakuan kasar kepada ketiga saudaranya.

^^^"Maafkan Luna, itu sudah lama kak. jangan diungkit lagi karena bagi Luna wajar kok. mungkin Luna bukan orang yang tersayang. Tapi Luna selalu mendoakan mereka supaya selalu menjadi lebih baik lagi"^^^

Gio sudah lancang menayakan perihal tentang keluarga Luna. Rasanya ingin memeluk Luna yang tak suka jika Luna menangis karena perkataan Gio berlebihan.

"Maafkan kaka Gio, Kaka Gio sudah banyak tahu tentang dirimu tapi maaf jika Kaka berlebihan kepadamu Luna. "

"Luna sudah melupakan dan memaafkan kesalahan Kaka Gio. Tapi Luna mohon jangan diulang kembali ucapan tersebut.

Waktu terus berjalan, sudah pukul 10.00 siang mereka saatnya beristirahat.

KRING

KRING

Bunyi bel berbunyi, mereka langsung berlari kesana kemari. sebagian ada yang di kantin, dan sebagian ada di perpustakaan.

Fitri dan Ayu merasa tidak tenang jika Luna masuk sekolah. karena jika Luna masuk pasti harus bertemu dengan Gio. Fitri dan Ayu sama sama menyukai Gio karena Gio selain ia tampan, pintar dan Ketua OSIS di sekolahnya.

"Elu nampak pujaan hati gue ga yu?"atau jangan jangan ketemu sama anak pembantu itu."

"Mana mungkin lah kak, mungkin aja lagi di strap ditengah lapangan yang sedang panas gini."

Datanglah Amel sebagai perusuh diantara saudaranya. Amel super cerewet dan kepo masalah yang menyangkut oranglain.

"Eh kak cantik berdua, lagi ngapain bengong di dinding gitu. Nanti ketemu cicak bisa kemakan lagi"

"Mulut ga bisa di jaga, yang bengong itu siapa?"loh apa kita berdua. Nampak ga Gio tadi lewat sini"

"Ga kak. Amel aja langsung masuk ke kelas tapi tadi ada cogan ganteng loh kak. Cogannya kalahkan kak Gio ketua OSIS itu loh" ucap Amel yang menyimpulkan duluan.

"Murid baru, mana orangnya kamu jangan mengadi Ngadi loh mel. Mana sih orangnya?"Sok ganteng ia kali"tukas Ayu penasaran.

Tak lama karena penasaran dengan sosok Rio Febrian yang sebagai murid baru di Sekolah SMA NEGERI PELITA munculah Rio bersama Tion, dan teman yang lainya.

Ayu belum sempat foto, sudah meleleh duluan. Sementara Fitri dan Amel ingin minta tandatangan karena baginya wajah Rio seperti orang bule dengan mata sipit kayak opa Korea.

Lama kemudian, keluar Luna yang dibantu oleh Gio sebagai ketua OSIS. Semua murid melihat jika mereka begitu sosweet bareng seperti itu.

Nampaknya Fitri geram melihat jika Luna bisa saling berpegangan yang merupakan tidak halal untuk dipegang.

Segera Fitri murka menuangkan minuman oranglain di kepala Luna yang tidak mengetahui hal apapun. Tapi, Rio merasa cemburu karena Luna bersama seorang siswa yang Rio tak mengenalinya.

Minuman air itu bukanya mengenai Luna, tetapi mengenai seragam Fitri yang ceroboh karena sifatnya.

"Dasar kamu Luna, dasar perebut cowok oranglain. ga tahu malu kamu, gara gara Kamu seragam sekolah gue jadi basah seperti ini. Kamu harus tanggung jawab Luna, atau tidak__" ucap Fitri terdengar oleh seluruh siswa yang menyaksikan mereka bertengkar hebat.

"Atau apa Hah?"Berani loh menyakiti Luna lagi gue sebagai cowok Luna tidak akan membiarkan kalian bertiga ingin menghancurkan hidup Luna. Kamu sebagai Kaka paling tertua seharusnya lebih paham kepada situasi, Luna hampir pingsan dan karena apa iya pingsan?"karena kalian terlalu serakah dengan kebodohan yang didalam pikiran kalian, dasar serakah maunya menang sendiri"jawab Gio yang membuka percakapan dirinya tak mampu melihat air mata Luna bersedih.

Deg

deg

ucapan yang terdengar dari mulut Gio keluar dengan geram, tidak percaya jika Gio lebih memilih Luna ketimbang dirinya yang pertama sekali menyukai Gio.

Sedih sudah ia pergi meninggalkan pertengkaran ini dan berlari sekuat mungkin tidak percaya jika Gio orang yang pertama mencintainya telah percaya kepada Luna.

Seru banget kebongkaran mulut jahat Fitri tidak berlama disini saja. bahkan Gio sampai menyatakan dirinya jika Luna adalah pendamping hidupnya.

Dapatkah Fitri akan membalas dendam kepada Luna?

Terpopuler

Comments

Stella

Stella

Makasih thor, udah bikin aku balik love reading! 🥰

2024-06-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Jangan panggil Luna, pembantu
2 Episode 2. Sakit
3 Episode 3. Iri kepada Luna
4 Episode 4. Rencana gagal
5 Episode 5. Dikunci di toilet
6 Episode 6. Panik
7 Episode 7. Terpaksa
8 Episode 8. Pergi ke RS
9 Episode 9.
10 Episode 10. Menyesal
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13.
14 Episode 14
15 Episode 15 Tanggung jawab
16 Episode 16// viral.
17 Episode 17
18 Episode 18// Menyerahkan Luna pada Maria
19 Episode 19// Membantah
20 Episode 20// Tangisan
21 Episode 21// Kepikiran tentang Luna
22 Episode 22// Sikap yang menyinggung
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25// Keluarga Luna siapa!
26 Episode 26
27 Episode 27// Merasa Bersalah
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30// Berjumpa antara Ibu dan Anak
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35// Mengakui Jika Wahyu, Saudaranya
36 Episode 36
37 Episode 37// Sengaja Mempermainkan
38 Episode 38// Aksi saudaranya, tapi gagal mereka malah terperangkap
39 Episode 39// Perpisahan
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43// Datang menemui Ayahnya
44 Episode 44
45 Episode 45// Di puji masakan nya
46 Episode 46
47 Episode 47// Salah Orang
48 Episode 48 Pak Guru vs Anak Murid
49 Episode 49
50 Episode 50// Memperebutkan Gadis yang sama
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54// Tak sengaja berjumpa dengan Bu Maria
55 Episode 55// Maria kabur dan ditabrak oleh Truk bermuatan banyak barang
56 Episode 56// Kematian Maria 1
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59// Membujuk Luna untuk pulang
60 Episode 60
61 Episode 61// Melukai adiknya sendiri
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65// Luna terluka
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69// Mengenal sosok Bapak
70 Episode 70
71 Episode 71// Terharu
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76// Tertipu
77 Episode 77
78 Episode 78// Hadiah Dari Sintia
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81// Berhasil menjerat Maria
82 Episode 82// Kesedihan
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85// Di Prank Seluruh Kelas
86 Episode 86// Senang
87 Episode 87// Keadaan Darurat
88 Episode 88// Tipu Daya Ros
89 Episode 89 // Emosi Ros Tak Terkendalikan.
90 Episode 90// Menikam keluarga Bram
91 Episode 91
92 Episode 92 Donor Mata
93 Episode 93// Di hidupkan Kembali
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97 Tamparan keras
98 Episode 98 Bunuh Diri
99 Episode 99
100 Episode 100 Mitos Bunuh Diri?
101 Episode 101
102 Episode 102 Berhak Bahagia?
103 Episode 103
104 Episode 104 Pikiran Kosong
105 Episode 105
106 Episode 106// Niat Baik Bram
107 Episode 107
108 Episode 108// Hasutan Faisal
109 Episode 109// Rasa Bahagia Bram
110 Episode 110
111 Episode 111// Gelisah Hati Wahyu
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114 // Hati Tulus Amel
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117// Tak Ingin Membuat Sedih
118 Episode 118
119 Episode 119// Kembali Datangnya Amel
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122// Iri
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125// Kebohongan Faisal
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130 // Kebenaran
131 Episode 131
132 Episode 132// Berubah Menjadi Lebih Baik
133 Episode 133// Hilangnya Kedua Saudaranya
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Bab 1. Jangan panggil Luna, pembantu
2
Episode 2. Sakit
3
Episode 3. Iri kepada Luna
4
Episode 4. Rencana gagal
5
Episode 5. Dikunci di toilet
6
Episode 6. Panik
7
Episode 7. Terpaksa
8
Episode 8. Pergi ke RS
9
Episode 9.
10
Episode 10. Menyesal
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13.
14
Episode 14
15
Episode 15 Tanggung jawab
16
Episode 16// viral.
17
Episode 17
18
Episode 18// Menyerahkan Luna pada Maria
19
Episode 19// Membantah
20
Episode 20// Tangisan
21
Episode 21// Kepikiran tentang Luna
22
Episode 22// Sikap yang menyinggung
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25// Keluarga Luna siapa!
26
Episode 26
27
Episode 27// Merasa Bersalah
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30// Berjumpa antara Ibu dan Anak
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35// Mengakui Jika Wahyu, Saudaranya
36
Episode 36
37
Episode 37// Sengaja Mempermainkan
38
Episode 38// Aksi saudaranya, tapi gagal mereka malah terperangkap
39
Episode 39// Perpisahan
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43// Datang menemui Ayahnya
44
Episode 44
45
Episode 45// Di puji masakan nya
46
Episode 46
47
Episode 47// Salah Orang
48
Episode 48 Pak Guru vs Anak Murid
49
Episode 49
50
Episode 50// Memperebutkan Gadis yang sama
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54// Tak sengaja berjumpa dengan Bu Maria
55
Episode 55// Maria kabur dan ditabrak oleh Truk bermuatan banyak barang
56
Episode 56// Kematian Maria 1
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59// Membujuk Luna untuk pulang
60
Episode 60
61
Episode 61// Melukai adiknya sendiri
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65// Luna terluka
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69// Mengenal sosok Bapak
70
Episode 70
71
Episode 71// Terharu
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76// Tertipu
77
Episode 77
78
Episode 78// Hadiah Dari Sintia
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81// Berhasil menjerat Maria
82
Episode 82// Kesedihan
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85// Di Prank Seluruh Kelas
86
Episode 86// Senang
87
Episode 87// Keadaan Darurat
88
Episode 88// Tipu Daya Ros
89
Episode 89 // Emosi Ros Tak Terkendalikan.
90
Episode 90// Menikam keluarga Bram
91
Episode 91
92
Episode 92 Donor Mata
93
Episode 93// Di hidupkan Kembali
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97 Tamparan keras
98
Episode 98 Bunuh Diri
99
Episode 99
100
Episode 100 Mitos Bunuh Diri?
101
Episode 101
102
Episode 102 Berhak Bahagia?
103
Episode 103
104
Episode 104 Pikiran Kosong
105
Episode 105
106
Episode 106// Niat Baik Bram
107
Episode 107
108
Episode 108// Hasutan Faisal
109
Episode 109// Rasa Bahagia Bram
110
Episode 110
111
Episode 111// Gelisah Hati Wahyu
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114 // Hati Tulus Amel
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117// Tak Ingin Membuat Sedih
118
Episode 118
119
Episode 119// Kembali Datangnya Amel
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122// Iri
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125// Kebohongan Faisal
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130 // Kebenaran
131
Episode 131
132
Episode 132// Berubah Menjadi Lebih Baik
133
Episode 133// Hilangnya Kedua Saudaranya
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!