Fitri tak suka jika dirinya selalu dibandingkan oleh saudaranya dan kini Ros ingin merubah sifatnya agar ia bisa meminta maaf pada Luna.
Fitri bangun, tak percaya jika mereka sudah tengah sarapan pagi dan ingin pergi kesekolah. Tidak seperti Fitri yang hanya santai dan berlenggak lenggok dengan santai. Sangking santainya, Fitri tidak di tunggu oleh Ayu yang sudah ingin pergi kesekolah. Fitri memperlihatkan matanya yang tajam, dan mengarah ke saudaranya. Siapa sangka, dibalik itu Ros segera mengalihkan dan mencubit lengan tangan Fitri.
"Sakit Buk, kenapa sih ibuk selalu bela si Luna. Tau kan jika Luna itu sekarang aja belum pulang dari sekolah, palingan anak itu lagi kabur bareng pacarnya, alias Gio"
"Tutup mulutmu fit, jaga mulutmu. Ibuk tidak pernah mengajarkan kamu seperti itu, apakah kamu tidak sayang dengan Luna"
"Hah?"ga salah dengar ibuk bela anak pembantu itu. Ibuk kan dulu bilang jika anak itu pembawa sial, ibu juga punya dosa. Ga malu sama dosa buk, udah ah mau kamar mandi. Kalau kalian mau pergi, pergi aja" ujarnya membuat Fitri malah seenaknya berbicara tak masuk akal didepan ibunya.
Fitri tak suka jika saudaranya ikutan menjadi akrab dan meminta maaf pada Luna. Ia akan mencari cara lain agar mereka tak bertemu dengan Luna. Mengapa Fitri begitu jahat dengan Luna, apakah Ros dulu yang telah mempengaruhinya.
"Setiap manusia juga harus berubah kak, kalau gini terus apakah kakak tidak malu sama dengan dosa sendiri.Apa salahnya jika kita meminta maaf pada Luna ia juga saudara kita, kalau kamu keberatan itu kamu urus sendiri"
Fitri mendengar suara Amel yang menjawab pertanyaan ibunya. Namun, Fitri kembali dan mundur kearah Amel yang menyebalkan.
"Oh sekarang kamu sudah melawan, anak bawang itu jangan kebanyakan melawan. kenapa sih kalian semua selalu baik pada Luna, Ibu kenapa harus lebih sayang dengan Luna. Aku sebagai anak, apakah ada yang salah. Pokoknya Fitri benci semuanya," pekik Fitri ia lari dan mengunci kamarnya menangis karena ia bosen. Baginya ia akan merencanakan sesuatu untuk Luna.
Amel selalu menjaga perasaannya, namun kali ini ia tidak ingin jika saudaranya yang ia sayangi selalu mendapatkan perlakuan tidak baik. Walaupun dulu ia suka menghina, membenci bahkan membuat keonaran pada Luna. Amel berusaha ingin menjadi anak yang baik, juga penurut. Bukanya Amel ingin mendapatkan perlakuan baik dari segi dilihat, tetapi ia ingin mewujudkan dan niat Yang ikhlas.
"Sudahlah sebaiknya kita pergi kesekolah. Ini sudah pukul 07:20 karena ibuk juga mau datang ke sekolah kalian. Ibu sebagai orangtua akan bertanggung jawab dengan masalah yang kalian lakukan, tapi apalah daya ibuk tidak mau kalian menjadi seorang pembuat juga pendendam" katanya yang menasehati dalam kebenaran agar anaknya bisa merubah hidupnya.
Mereka berdua begitu takjub, tak hanya itu mereka berdua menangis setelah apa yang mereka perbuat itu . Penyelesaian akan berakhir di akhir, namun mereka akan mencari informasi dimana keberadaan Luna sekarang.
Bagaimana mereka akan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah mereka kerjakan. Tidak hanya itu, jika mereka memeluk ibunya yang tengah menangis hanya sebuah kesalahan yang cukup besar. Ia mengingat semua kesalahan yang sudah banyak menyakiti hati Luna.
"Alhamdulillah ibuk, ayok sekarang kita pergi. Biarkan saja, kak Fitri yang tidak mendengarkan ucapan dari ibuk. Amel tahu betapa pentingnya saling memaafkan satu sama lain"
Mereka bertiga berangkat menaiki mobil ibunya, ia tak fokus karena rasa bersalah yang menimpa dirinya. Atas perbuatannya, ia merasa tak sanggup untuk datang kesekolah. Namun dukungan kedua anaknya kini ia harus lebih maju juga tegas mengambil keputusan.
Banyak teman temanya melihat kedatangan kedua saudaranya ini, saling tak percaya mereka mampu mempertanggung jawabkan atas perbuatannya. Termasuk Rio yang mengetahui jika orangtua dari Amel akan mempertanggungjawabkan atas kejadian tersebut.
Apakah mereka mengetahui jika Luna saat itu hanya terbaring lemah di RS?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments