Fitri merasa kesal melihat kekasihnya berjalan dengan Luna. Merasa jijik, dan merasa kasihan padahal Luna sedang sakit.
Gio membawa Luna ke toilet, ia yang takut jika Luna akan pingsan di toilet. walaupun, Gio akan tetap bersabar menunggu kehadiran Luna dihatinya. Bukan karena Luna, tapi karena Gio merasa sedih jika itu semua ulah ketiga saudaranya yang tidak pernah peduli.
Sampailah mereka di toilet umum cewek, Gio menuntun perlahan,dan takut Luna kepleset di lantai.
Sedangkan Gio sembari menunggu, ia yang tak terasa akan menjadi salah satu orang yang membuat Luna bahagia. Siapa juga tak kenal Tion, seorang ketua kelas yang juga menyukai Luna. karena banyak saingannya maka Tion harus mengalah.
Tion tak sengaja bertemu dengan Gio yang berada di toilet cewek sambil tersenyum yang tak habisnya habisnya.
"Bro, lagi ngapain disini atau jangan jangan lagi nunggu Fitri kan bro," pikir Tion yang melihat jika Gio tengah senyum sendiri.
"Ga juga! Lagi nunggu ayang beb kenapa, udah sana loh masuk ke kelas. Nanti dimarahin Bu Mifta" tukas Gio yang menyuruh Tion segera pergi.
"Enak aja?"Dari tadi kenapa gue ga kelihatan cantik ya! Loh nampak cantik ga, tadi cantik mau ke toilet, kok Sampek sekarang ga nongol nongol" ucap Tion juga tengah memperhatikan.
"Dia lagi di toilet!"
"Parah loh bro, bisanya cantik loh umpetan kan di dalam toilet. Loh parah banget ga menyangka gue sebagai ketua kelas lihat kelakuan ketua OSIS begini caranya."
Sambil menutup mulut Tion yang terlalu keras.
"Bisanya fitnah gue, dengarkan tadi gue juga ga sengaja nampak Luna di dekat kantin. Tapi setelah di goyangkan tubuhnya Luna tidak bergerak, ternyata Luna pingsan. Loh mau tahu apa sebabnya ga on"
"Apa sebabnya bro. On pulak panggil sebutan gue"
"Bisa ga loh diam sedikit saja, namamu kan Tion yaudah ku panggil dengan On loh marah on. Penyebabnya adalah karena perut Luna tidak sarapan pagi on" jawab Gio memberikan penjelasan kepada Tion yang secara tidak langsung hanya ingin mengetahui dimana Luna sekarang.
"Apa?"Jadi tadi Luna pingsan kenapa ga panggil gue. Kan gue bisa temenenin Luna. Elu kan masih banyak tugas banyak bro. Besok besok kalau Luna sakit, jangan lu yang temenin Luna tapi gue, "
"Enak saja, ya gua ga tahu kalau Luna pingsan . Secara tidak langsung ada juga Bu Mifta kok. Jangan gitu dong, karena gue Gio sebagai ketua OSIS sudah resmi menjadi penjaga hati untuk Luna.
"Idih, pede banget loh. Loh ga pantas untuk Luna. Yang pantas itu gue, Tion selagi ganteng juga menjadi hal yang dibutuhkan."
"Butuhkan apa?"Tugas sekolah kadang ga selesai aja sok jagoan mau dibutuhkan. Ngaca deh loh mentang mentang bapak lu polisi seenaknya jidat loh mau mengambil Luna dariku"
Tak lama datanglah Fitri juga Ayu, dan Amel yang tak sengaja mengintip pembicaraan antara Gio juga Tion di toilet cewek. Masuklah Amel yang tak suka dengan gaya Tion yang menyebalkan.
Amel disuruh untuk memanggil keduanya, berpura pura dipanggil guru agar mengerjakan tugas yang belum dituntaskan.
"hai kalian cogan, dipanggil Bu Meli itu katanya disuruh ambil berkas yang belum dituntaskan. cepat kak Gio juga Tion."
"Serius loh mel, entar akal akalan loh aja. Kalau gitu mana ada buktinya tidak. Elo pasti mau rencanakan sesuatu pada Luna kan. Ngaku kau mel, loh itu saudara Luna kan, elu kenapa ga bisa jaga kesehatan Luna sih, kalau gue jadi Luh gue udah bunuh loh"
"Saudara?"benar dikatakan Gio kalau Amel bersaudara dengan Luna"
"Itu tidak mungkin, Amel tak pernah jalan bareng dengan Luna. Luna kan pakaiannya kayak pembantu. Lihat aja penampilannya Luna tidak mendidik, pakaiannya lusuh seperti tidak di setrika" gidik Amel yang gagal merencanakan sesuatu untuk Luna.
Selanjutnya apa?Apakah mereka bertiga bisa merencanakan sesuatu untuk Luna dan hukuman lebih menyakitkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments