Luna berangkat ke sekolah begitu ceria, juga bahagia ia tidak ingin menampakan sisi kesedihan yang mendalam pada hatinya. Rasanya ia hidup tidak ada rasa dendam juga benci tapi ia jadikan pelajaran sebagai manusia yang baik. Sadar bahwa dunia hanyalah sementara, terkadang sikap kita kepada sang maha pencipta lebih banyak mengeluh daripada bersyukur.
Luna adalah seorang gadis berprestasi, selain ia pintar ia sering dipanggil dengan cantik. Ya! kulitnya yang putih, seperti susu juga rambutnya hitam, panjang juga berkilau.
Luna hampir saja tertabrak dengan seorang siswa laki laki yang begitu Luna tidak mengenalinya. Namun, sosok anak laki laki tersebut sangat ramah dan mengajak perkenalan.
"Hai cantik siapakah namamu, bolehkah kita mengenal satu sama lain mana tau kita bisa menjadi sahabat yang baik, ataupun lebih dari itu?"ucapnya yang tengah malu melihat jika gadis itu begitu cantik saat rambutnya di urai dan lesung pipinya sangat memukau.
"Maaf kak, tidak ada waktu lagi?"Soalnya sudah jam 08.12 Luna harus segera sampai di kelas. Luna takut jika mendapatkan berdiri didepan kelas,permisi kak" ujarnya Luna ia begitu takut mendapatkan hal semacam itu.
Luna yang takut, namun ternyata juga ada datang gurunya. Ia berpikir, kenapa dirinya begitu takut? apakah ketakutannya membuat ia harus terbiasa datang lebih awal. kelas Luna kali ini yang masuk adalah pak Arif yang merupakan guru Matematika. Ia adalah idaman para muridnya yang terdengar sangat tampan juga murah senyum. Tapi, dibalik itu pak Arif sangat ingin memiliki Luna yang merupakan seorang anak yang berprestasi juga pintar disekolahnya.
Tak lama, ia masuk disambut dengan Tion. Seorang anak laki-laki yang juga menyukai Luna. Banyak dari mereka yang iri kepada Luna karena memiliki paras yang begitu cantik juga anggun dilihat semua orang.
Sementara Amel merasa geram, jika kehadiran Luna mendapatkan perlakuan tidak baik pada saudaranya. Namun, Amel tak mengungkapkan jika dirinya adalah saudara denganya.
Sengaja Amel menampar Luna dengan tangannya sendiri, tapi melihat sikap Amel yang tidak tahu tempat malah ditampar oleh Tion yang tidak suka jika temanya sering disakiti.
"Eh Kau kenapa sih selalu jahat dengan Luna, apa salah Luna coba?"Apa kau saudara dia, meskipun Kau tidak suka jika kau itu parasnya jelek"sindiran untuk Amel yang suka membully saudaranya sendiri.
"Kamu Tion emang parasnya saya jelek, kamu sendiri tidak sadar jika parasmu juga jelek, peringkat saja tidak naik, tapi masih katakan pada temanya, malu ga kamu"sindiran pedas buat Tion sudah berani mengusik Amel dengan sebutan yang sangat memalukan.
pertengkaran mereka berhenti, kini ada seorang siswa yang datang dari Jakarta. Ia bernama Rio Febrian yang merupakan seorang anak berumur 17 tahun, dengan tatapan dingin kepada semua temanya, tapi ia melirik hanya tertuju pada seorang gadis cantik saat ia berjumpa denganya.
"Dia?"mengapa ia sekelas denganku tidak apalah yang terpenting gadis itu adalah idolaku." ucap Rio yang tidak menyangka jika kehadiran gadis itu ada disampingnya.
Pak Arif mempersilahkan diri kepada Rio untuk memperkenalkan diri kepada temanya. Namun, Amel yang tak percaya jika ada yang lebih tampan dari seorang gurunya tersebut.
"Itu keren banget, coba aja kak Fitri dan Ayu juga kelas duduk sama dengan Amel mungkin mereka akan bisa memiliki sosok idaman yang mengagumkan" batin Amel yang tidak menyangka jika bisa dipertemukan dengan seorang laki laki tampan.
sementara Luna terasa pusing, perutnya terus bunyi karena ia hanya memakan sisa nasi dirumahnya. Ia permisi untuk pergi ke kantin. Luna takut dirinya lemas dan tidak semangat untuk belajar.
Tak lama, Luna permisi kepada pak Arif, padahal pak Arif baru saja memperkenalkan diri pada murid baru. Bukanya tidak sopan, tetapi Luna sangat sakit perut ia yang tidak makan sayur juga buah.
"Pak permisi bentar ya! Luna mau ke toilet sepertinya perut Luna sangat sakit pak" ucapnya yang tanya kepada pak Arif.
"Silahkan Luna, kenapa dengan raut wajah kamu Luna. Apakah Luna sakit?"datar pak Arif melihat raut wajah Luna sangat pucat.
"Tidak pak, Luna baik baik saja. Maaf untuk semuanya, Luna sakit perut ingin ke toilet, maaf untuk kamu " ucapnya yang sopan terhadap temanya dan menayakan kepada seorang murid baru.
Luna segera keluar dari kelasnya, segera ia pergi ke kantin. Namun saat menuju ke kantin kepala Luna sudah pusing, dan ia tak sadarkan diri. Sontak Gio, dan Bu Mifta melihat jika Luna kelas sebelah pingsan tak sadarkan diri.
"Luna, Bu itu Luna kenapa?"ucap Gio teman sekelas Fitri juga Ayu.
Mereka berdua segera menolong Luna, wajah cantiknya Luna seperti mumi. Namun, Gio sebagai ketua OSIS langsung mengangkat tubuh Luna.
"Ya Allah Luna, angkat segera Luna."jawab Bu Mifta ia merasa sedih dengan wajah muridnya ini.
Gio yang tak terbiasa melihat jika wajah Luna seperti ini. Gio salah satu yang pertama kali menyukai Luna. karena Luna anaknya baik, pintar juga banyak disukai oranglain. Gio sangat mengenal Luna yang tidak seperti biasanya ia sakit seperti ini.
Kemudian pak Arif yang penasaran, mengapa tidak balik juga Luna untuk saat ini. Kemungkinan apakah Luna sedang bolos? Tidak mungkin, karena Luna anak yang baik.
Setelah murid baru memperkenalkan dirinya, pak Arif batin nya tak tenang ia terus memikirkan Luna yang saat ini belum kembali ke kelas. perasaan yang menyelimuti semua orang sangat sayang kepada Luna, begitu juga dengan temanya juga guru tersebut.
Pak Arif yang sedang dilanda gelisah, ia keluar sejenak agar bisa mencari keberadaan Luna dimana. Kenapa dirinya setelah melihat Luna, selalu merasakan cemas dan tidak enak dengan muridnya.
"Baiklah semuanya, bapak permisi dulu karena bapak lagi ada berkas ketinggalan di meja kantor. Untuk yang lainya, Dio tolong atur temanya, jika tidak bisa kerjakan halaman bab 150 pembagian Silangan ya"ucap pak Arif kepada Dio sebagai ketua kelas yang ia percayakan.
"Itu pak Arif kenapa gelisah terus, Amel tahu pasti kepikiran tentang Luna. Dasar Luna, tidak bisa dibiarkan ini harus ku adukan dengan kak Fitri, juga kak Ayu pasti Luna akan dimarahin oleh ibu" pekik Amel yang iri dengan Luna selalu mendapatkan perhatian lebih terhadap gurunya.
Gio melihat wajah cantiknya Luna pucat . Walaupun ia harus bisa lebih baik kepada Luna. Karena Gio adalah teman sekaligus mengagumi Luna.
Bu Mifta segera pergi ke kantin, ia membeli botol minum untuk mengganjal perut Luna. Ketika Bu Mifta keluar, tak sengaja bertemu dengan pak Arif yang super gelisah tak menentu.
"loh Bu Mifta kenapa ga menghajar anak anak?" Bu Mifta mau kemana,"
"Saya mau ke kantin bentar?"Emang bapak ga masuk keruangan sebelah. Permisi pak, saya harus segera ke kantin soalnya Luna pingsan"
Deg
Pak Arif mengelus dadanya, ternyata benar dugaannya jika Luna tidak ingin merepotkan temanya juga gurunya. Ia dibawa oleh Gio juga Bu Mifta keruangan UKS.
Ia segera ke ruangan UKS agar bisa melihat wajah Luna yang sekarang, walaupun status pak Arif masih jomblo ia ingin menginginkan Luna sebagai calon pendampingnya nanti.
Gio tak percaya, jika ia sudah di tunggu oleh Gio. musuh bagi pak Arif pada saat ini. Tapi, ia tidak mungkin berantem hanya karena perkara sepele. Gio melihat penampakan pak Arif yang didepan pintu menyaksikan Luna terbaring lemah dengan wajah pucat pasi.
"Pak Arif silahkan masuk pak, maaf tadi Gio melihat Luna sudah pingsan menuju kantin, apakah bapak yang masuk pelajaran Luna. sekali lagi, Gio minta maaf pak"papar Gio yang tak sengaja melihat pak Arif sudah didepan pintu menyaksikan Luna.
"Oh, semoga Luna cepat baik dan sembuh. bapak hanya sempat kecarian,soalnya tadi Luna ingin ke toilet, permisi bapak izin masuk lagi ke kelas Gio" sahut pak Arif sekilas menayakan mengapa diri Luna bisa pingsan saat ini.
"Aamiin pak, silahkan pak"
Ternyata sudah ada yang menunggu! kedatangan pak Arif sudah tak layak untuk disisinya? Ia yang tak ingin berlarut lama memikirkan hal yang tak layak dipikirkan.
sementara keadaan Luna juga belum sadar dari pingsannya. Bu Mifta membelikan sebuah sarapan pagi, gorengan juga roti untuk Luna. Sikap baik yang dimiliki Bu Mifta sangat berpengaruh besar kepada Luna. Baginya, Bu Mifta juga tak melihat jika Luna masih memiliki saudara. Jika benar, kata Gio Luna masih memiliki 3 bersaudara, namun 3 saudaranya sangat tidak memperdulikan, memperhatikan kepada Luna.
"Kita tunggu Luna sadar ya?" biar kita tahu penyebab Luna sakit apa.
Apakah Luna setelah sadar ingin menyatakan sejujurnya pada Bu Mifta juga Gio?Sementara, pikiran Gio sudah menebak jika ini karena ulah Fitri juga 2 saudara lainya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Nur Rohimah
silahkan mampir teman teman, maaf baru pemula. tulis kritikan juga saran 🥰
2024-06-10
1