Episode 2. Sakit

Luna berangkat ke sekolah begitu ceria, juga bahagia ia tidak ingin menampakan sisi kesedihan yang mendalam pada hatinya. Rasanya ia hidup tidak ada rasa dendam juga benci tapi ia jadikan pelajaran sebagai manusia yang baik. Sadar bahwa dunia hanyalah sementara, terkadang sikap kita kepada sang maha pencipta lebih banyak mengeluh daripada bersyukur.

Luna adalah seorang gadis berprestasi, selain ia pintar ia sering dipanggil dengan cantik. Ya! kulitnya yang putih, seperti susu juga rambutnya hitam, panjang juga berkilau.

Luna hampir saja tertabrak dengan seorang siswa laki laki yang begitu Luna tidak mengenalinya. Namun, sosok anak laki laki tersebut sangat ramah dan mengajak perkenalan.

"Hai cantik siapakah namamu, bolehkah kita mengenal satu sama lain mana tau kita bisa menjadi sahabat yang baik, ataupun lebih dari itu?"ucapnya yang tengah malu melihat jika gadis itu begitu cantik saat rambutnya di urai dan lesung pipinya sangat memukau.

"Maaf kak, tidak ada waktu lagi?"Soalnya sudah jam 08.12 Luna harus segera sampai di kelas. Luna takut jika mendapatkan berdiri didepan kelas,permisi kak" ujarnya Luna ia begitu takut mendapatkan hal semacam itu.

Luna yang takut, namun ternyata juga ada datang gurunya. Ia berpikir, kenapa dirinya begitu takut? apakah ketakutannya membuat ia harus terbiasa datang lebih awal. kelas Luna kali ini yang masuk adalah pak Arif yang merupakan guru Matematika. Ia adalah idaman para muridnya yang terdengar sangat tampan juga murah senyum. Tapi, dibalik itu pak Arif sangat ingin memiliki Luna yang merupakan seorang anak yang berprestasi juga pintar disekolahnya.

Tak lama, ia masuk disambut dengan Tion. Seorang anak laki-laki yang juga menyukai Luna. Banyak dari mereka yang iri kepada Luna karena memiliki paras yang begitu cantik juga anggun dilihat semua orang.

Sementara Amel merasa geram, jika kehadiran Luna mendapatkan perlakuan tidak baik pada saudaranya. Namun, Amel tak mengungkapkan jika dirinya adalah saudara denganya.

Sengaja Amel menampar Luna dengan tangannya sendiri, tapi melihat sikap Amel yang tidak tahu tempat malah ditampar oleh Tion yang tidak suka jika temanya sering disakiti.

"Eh Kau kenapa sih selalu jahat dengan Luna, apa salah Luna coba?"Apa kau saudara dia, meskipun Kau tidak suka jika kau itu parasnya jelek"sindiran untuk Amel yang suka membully saudaranya sendiri.

"Kamu Tion emang parasnya saya jelek, kamu sendiri tidak sadar jika parasmu juga jelek, peringkat saja tidak naik, tapi masih katakan pada temanya, malu ga kamu"sindiran pedas buat Tion sudah berani mengusik Amel dengan sebutan yang sangat memalukan.

pertengkaran mereka berhenti, kini ada seorang siswa yang datang dari Jakarta. Ia bernama Rio Febrian yang merupakan seorang anak berumur 17 tahun, dengan tatapan dingin kepada semua temanya, tapi ia melirik hanya tertuju pada seorang gadis cantik saat ia berjumpa denganya.

"Dia?"mengapa ia sekelas denganku tidak apalah yang terpenting gadis itu adalah idolaku." ucap Rio yang tidak menyangka jika kehadiran gadis itu ada disampingnya.

Pak Arif mempersilahkan diri kepada Rio untuk memperkenalkan diri kepada temanya. Namun, Amel yang tak percaya jika ada yang lebih tampan dari seorang gurunya tersebut.

"Itu keren banget, coba aja kak Fitri dan Ayu juga kelas duduk sama dengan Amel mungkin mereka akan bisa memiliki sosok idaman yang mengagumkan" batin Amel yang tidak menyangka jika bisa dipertemukan dengan seorang laki laki tampan.

sementara Luna terasa pusing, perutnya terus bunyi karena ia hanya memakan sisa nasi dirumahnya. Ia permisi untuk pergi ke kantin. Luna takut dirinya lemas dan tidak semangat untuk belajar.

Tak lama, Luna permisi kepada pak Arif, padahal pak Arif baru saja memperkenalkan diri pada murid baru. Bukanya tidak sopan, tetapi Luna sangat sakit perut ia yang tidak makan sayur juga buah.

"Pak permisi bentar ya! Luna mau ke toilet sepertinya perut Luna sangat sakit pak" ucapnya yang tanya kepada pak Arif.

"Silahkan Luna, kenapa dengan raut wajah kamu Luna. Apakah Luna sakit?"datar pak Arif melihat raut wajah Luna sangat pucat.

"Tidak pak, Luna baik baik saja. Maaf untuk semuanya, Luna sakit perut ingin ke toilet, maaf untuk kamu " ucapnya yang sopan terhadap temanya dan menayakan kepada seorang murid baru.

Luna segera keluar dari kelasnya, segera ia pergi ke kantin. Namun saat menuju ke kantin kepala Luna sudah pusing, dan ia tak sadarkan diri. Sontak Gio, dan Bu Mifta melihat jika Luna kelas sebelah pingsan tak sadarkan diri.

"Luna, Bu itu Luna kenapa?"ucap Gio teman sekelas Fitri juga Ayu.

Mereka berdua segera menolong Luna, wajah cantiknya Luna seperti mumi. Namun, Gio sebagai ketua OSIS langsung mengangkat tubuh Luna.

"Ya Allah Luna, angkat segera Luna."jawab Bu Mifta ia merasa sedih dengan wajah muridnya ini.

Gio yang tak terbiasa melihat jika wajah Luna seperti ini. Gio salah satu yang pertama kali menyukai Luna. karena Luna anaknya baik, pintar juga banyak disukai oranglain. Gio sangat mengenal Luna yang tidak seperti biasanya ia sakit seperti ini.

Kemudian pak Arif yang penasaran, mengapa tidak balik juga Luna untuk saat ini. Kemungkinan apakah Luna sedang bolos? Tidak mungkin, karena Luna anak yang baik.

Setelah murid baru memperkenalkan dirinya, pak Arif batin nya tak tenang ia terus memikirkan Luna yang saat ini belum kembali ke kelas. perasaan yang menyelimuti semua orang sangat sayang kepada Luna, begitu juga dengan temanya juga guru tersebut.

Pak Arif yang sedang dilanda gelisah, ia keluar sejenak agar bisa mencari keberadaan Luna dimana. Kenapa dirinya setelah melihat Luna, selalu merasakan cemas dan tidak enak dengan muridnya.

"Baiklah semuanya, bapak permisi dulu karena bapak lagi ada berkas ketinggalan di meja kantor. Untuk yang lainya, Dio tolong atur temanya, jika tidak bisa kerjakan halaman bab 150 pembagian Silangan ya"ucap pak Arif kepada Dio sebagai ketua kelas yang ia percayakan.

"Itu pak Arif kenapa gelisah terus, Amel tahu pasti kepikiran tentang Luna. Dasar Luna, tidak bisa dibiarkan ini harus ku adukan dengan kak Fitri, juga kak Ayu pasti Luna akan dimarahin oleh ibu" pekik Amel yang iri dengan Luna selalu mendapatkan perhatian lebih terhadap gurunya.

Gio melihat wajah cantiknya Luna pucat . Walaupun ia harus bisa lebih baik kepada Luna. Karena Gio adalah teman sekaligus mengagumi Luna.

Bu Mifta segera pergi ke kantin, ia membeli botol minum untuk mengganjal perut Luna. Ketika Bu Mifta keluar, tak sengaja bertemu dengan pak Arif yang super gelisah tak menentu.

"loh Bu Mifta kenapa ga menghajar anak anak?" Bu Mifta mau kemana,"

"Saya mau ke kantin bentar?"Emang bapak ga masuk keruangan sebelah. Permisi pak, saya harus segera ke kantin soalnya Luna pingsan"

Deg

Pak Arif mengelus dadanya, ternyata benar dugaannya jika Luna tidak ingin merepotkan temanya juga gurunya. Ia dibawa oleh Gio juga Bu Mifta keruangan UKS.

Ia segera ke ruangan UKS agar bisa melihat wajah Luna yang sekarang, walaupun status pak Arif masih jomblo ia ingin menginginkan Luna sebagai calon pendampingnya nanti.

Gio tak percaya, jika ia sudah di tunggu oleh Gio. musuh bagi pak Arif pada saat ini. Tapi, ia tidak mungkin berantem hanya karena perkara sepele. Gio melihat penampakan pak Arif yang didepan pintu menyaksikan Luna terbaring lemah dengan wajah pucat pasi.

"Pak Arif silahkan masuk pak, maaf tadi Gio melihat Luna sudah pingsan menuju kantin, apakah bapak yang masuk pelajaran Luna. sekali lagi, Gio minta maaf pak"papar Gio yang tak sengaja melihat pak Arif sudah didepan pintu menyaksikan Luna.

"Oh, semoga Luna cepat baik dan sembuh. bapak hanya sempat kecarian,soalnya tadi Luna ingin ke toilet, permisi bapak izin masuk lagi ke kelas Gio" sahut pak Arif sekilas menayakan mengapa diri Luna bisa pingsan saat ini.

"Aamiin pak, silahkan pak"

Ternyata sudah ada yang menunggu! kedatangan pak Arif sudah tak layak untuk disisinya? Ia yang tak ingin berlarut lama memikirkan hal yang tak layak dipikirkan.

sementara keadaan Luna juga belum sadar dari pingsannya. Bu Mifta membelikan sebuah sarapan pagi, gorengan juga roti untuk Luna. Sikap baik yang dimiliki Bu Mifta sangat berpengaruh besar kepada Luna. Baginya, Bu Mifta juga tak melihat jika Luna masih memiliki saudara. Jika benar, kata Gio Luna masih memiliki 3 bersaudara, namun 3 saudaranya sangat tidak memperdulikan, memperhatikan kepada Luna.

"Kita tunggu Luna sadar ya?" biar kita tahu penyebab Luna sakit apa.

Apakah Luna setelah sadar ingin menyatakan sejujurnya pada Bu Mifta juga Gio?Sementara, pikiran Gio sudah menebak jika ini karena ulah Fitri juga 2 saudara lainya.

Terpopuler

Comments

Nur Rohimah

Nur Rohimah

silahkan mampir teman teman, maaf baru pemula. tulis kritikan juga saran 🥰

2024-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Jangan panggil Luna, pembantu
2 Episode 2. Sakit
3 Episode 3. Iri kepada Luna
4 Episode 4. Rencana gagal
5 Episode 5. Dikunci di toilet
6 Episode 6. Panik
7 Episode 7. Terpaksa
8 Episode 8. Pergi ke RS
9 Episode 9.
10 Episode 10. Menyesal
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13.
14 Episode 14
15 Episode 15 Tanggung jawab
16 Episode 16// viral.
17 Episode 17
18 Episode 18// Menyerahkan Luna pada Maria
19 Episode 19// Membantah
20 Episode 20// Tangisan
21 Episode 21// Kepikiran tentang Luna
22 Episode 22// Sikap yang menyinggung
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25// Keluarga Luna siapa!
26 Episode 26
27 Episode 27// Merasa Bersalah
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30// Berjumpa antara Ibu dan Anak
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35// Mengakui Jika Wahyu, Saudaranya
36 Episode 36
37 Episode 37// Sengaja Mempermainkan
38 Episode 38// Aksi saudaranya, tapi gagal mereka malah terperangkap
39 Episode 39// Perpisahan
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43// Datang menemui Ayahnya
44 Episode 44
45 Episode 45// Di puji masakan nya
46 Episode 46
47 Episode 47// Salah Orang
48 Episode 48 Pak Guru vs Anak Murid
49 Episode 49
50 Episode 50// Memperebutkan Gadis yang sama
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54// Tak sengaja berjumpa dengan Bu Maria
55 Episode 55// Maria kabur dan ditabrak oleh Truk bermuatan banyak barang
56 Episode 56// Kematian Maria 1
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59// Membujuk Luna untuk pulang
60 Episode 60
61 Episode 61// Melukai adiknya sendiri
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65// Luna terluka
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69// Mengenal sosok Bapak
70 Episode 70
71 Episode 71// Terharu
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76// Tertipu
77 Episode 77
78 Episode 78// Hadiah Dari Sintia
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81// Berhasil menjerat Maria
82 Episode 82// Kesedihan
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85// Di Prank Seluruh Kelas
86 Episode 86// Senang
87 Episode 87// Keadaan Darurat
88 Episode 88// Tipu Daya Ros
89 Episode 89 // Emosi Ros Tak Terkendalikan.
90 Episode 90// Menikam keluarga Bram
91 Episode 91
92 Episode 92 Donor Mata
93 Episode 93// Di hidupkan Kembali
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97 Tamparan keras
98 Episode 98 Bunuh Diri
99 Episode 99
100 Episode 100 Mitos Bunuh Diri?
101 Episode 101
102 Episode 102 Berhak Bahagia?
103 Episode 103
104 Episode 104 Pikiran Kosong
105 Episode 105
106 Episode 106// Niat Baik Bram
107 Episode 107
108 Episode 108// Hasutan Faisal
109 Episode 109// Rasa Bahagia Bram
110 Episode 110
111 Episode 111// Gelisah Hati Wahyu
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114 // Hati Tulus Amel
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117// Tak Ingin Membuat Sedih
118 Episode 118
119 Episode 119// Kembali Datangnya Amel
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122// Iri
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125// Kebohongan Faisal
126 Episode 126
127 Episode 127
128 Episode 128
129 Episode 129
130 Episode 130 // Kebenaran
131 Episode 131
132 Episode 132// Berubah Menjadi Lebih Baik
133 Episode 133// Hilangnya Kedua Saudaranya
134 Episode 134
135 Episode 135
136 Episode 136
137 Episode 137
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Bab 1. Jangan panggil Luna, pembantu
2
Episode 2. Sakit
3
Episode 3. Iri kepada Luna
4
Episode 4. Rencana gagal
5
Episode 5. Dikunci di toilet
6
Episode 6. Panik
7
Episode 7. Terpaksa
8
Episode 8. Pergi ke RS
9
Episode 9.
10
Episode 10. Menyesal
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13.
14
Episode 14
15
Episode 15 Tanggung jawab
16
Episode 16// viral.
17
Episode 17
18
Episode 18// Menyerahkan Luna pada Maria
19
Episode 19// Membantah
20
Episode 20// Tangisan
21
Episode 21// Kepikiran tentang Luna
22
Episode 22// Sikap yang menyinggung
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25// Keluarga Luna siapa!
26
Episode 26
27
Episode 27// Merasa Bersalah
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30// Berjumpa antara Ibu dan Anak
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35// Mengakui Jika Wahyu, Saudaranya
36
Episode 36
37
Episode 37// Sengaja Mempermainkan
38
Episode 38// Aksi saudaranya, tapi gagal mereka malah terperangkap
39
Episode 39// Perpisahan
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43// Datang menemui Ayahnya
44
Episode 44
45
Episode 45// Di puji masakan nya
46
Episode 46
47
Episode 47// Salah Orang
48
Episode 48 Pak Guru vs Anak Murid
49
Episode 49
50
Episode 50// Memperebutkan Gadis yang sama
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54// Tak sengaja berjumpa dengan Bu Maria
55
Episode 55// Maria kabur dan ditabrak oleh Truk bermuatan banyak barang
56
Episode 56// Kematian Maria 1
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59// Membujuk Luna untuk pulang
60
Episode 60
61
Episode 61// Melukai adiknya sendiri
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65// Luna terluka
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69// Mengenal sosok Bapak
70
Episode 70
71
Episode 71// Terharu
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76// Tertipu
77
Episode 77
78
Episode 78// Hadiah Dari Sintia
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81// Berhasil menjerat Maria
82
Episode 82// Kesedihan
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85// Di Prank Seluruh Kelas
86
Episode 86// Senang
87
Episode 87// Keadaan Darurat
88
Episode 88// Tipu Daya Ros
89
Episode 89 // Emosi Ros Tak Terkendalikan.
90
Episode 90// Menikam keluarga Bram
91
Episode 91
92
Episode 92 Donor Mata
93
Episode 93// Di hidupkan Kembali
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97 Tamparan keras
98
Episode 98 Bunuh Diri
99
Episode 99
100
Episode 100 Mitos Bunuh Diri?
101
Episode 101
102
Episode 102 Berhak Bahagia?
103
Episode 103
104
Episode 104 Pikiran Kosong
105
Episode 105
106
Episode 106// Niat Baik Bram
107
Episode 107
108
Episode 108// Hasutan Faisal
109
Episode 109// Rasa Bahagia Bram
110
Episode 110
111
Episode 111// Gelisah Hati Wahyu
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114 // Hati Tulus Amel
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117// Tak Ingin Membuat Sedih
118
Episode 118
119
Episode 119// Kembali Datangnya Amel
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122// Iri
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125// Kebohongan Faisal
126
Episode 126
127
Episode 127
128
Episode 128
129
Episode 129
130
Episode 130 // Kebenaran
131
Episode 131
132
Episode 132// Berubah Menjadi Lebih Baik
133
Episode 133// Hilangnya Kedua Saudaranya
134
Episode 134
135
Episode 135
136
Episode 136
137
Episode 137

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!