"Mempelai pria, tolong geser ke kiri sedikit. Jangan malu-malu. Hehe," terdengar suara seorang pria yang memberi arahan kepada seorang mempelai pria.
Dengan terpaksa, pemuda yang menjadi mempelai pria, yaitu Haris, menggeser badannya ke kiri. Lebih menempel pada mempelai wanita, yang tak lain tak bukan adalah Mulan.
"Iya bagus."
"Satu... Duaaa.. tiga.."
"Cekrek" "cekrek"
"Senyumnya sedikit lagi." sang fotografer kembali memberikan arahan.
"Senyum Ris, senyum!!" ucap Mulan pelan, di sela-sela senyumnya.
"Ck" decak Haris, kemudian memperlihatkan semua gigi depannya dengan paksa.
"Nggak selebar itu juga, Riiiss. Ini bukan iklan pasta gigi, dasar!!." ucap Mulan geram, tak lupa memberikan lirikan maut.
"Nenek-nenek bawel." Haris memutar bola matanya jengah, tapi kemudian memberikan senyum terbaiknya. Ya walaupun masih terlihat di paksakan.
"Iya seperti itu. Tahannnn.."
"Satu.. Duaa.. Tiga"
"Cekrek" "cekrek"
"Ayo ganti posisi, selanjutnya...." sang fotografer terus memberikan arahan, agar mendapatkan hasil foto terbaik, dari sepasang suami istri tersebut.
Setelah berhari-hari berjuang sekuat jiwa dan raga, untuk menolak tawaran Mulan. Ternyata Haris memang di takdirkan menang, menangis maksudnya.
Hingga dengan berat hati, Haris mendatangi rumah Mulan, untuk menyerahkan diri secara suka rela.
Karena hanya Mulan, si Dewi Penolong yang sedikit gila, satu-satunya orang yang bisa menolong di situasinya saat ini.
Setelah itu, Haris menandatangani surat perjanjian, yang isinya sesuai dengan syarat dan ketentuan dari Mulan.
Pernikahan keduanya dilangsungkan, dua hari setelah operasi mama Haris dinyatakan berhasil.
Kenapa bisa secepat itu?. Karena, sebelum Haris setuju, Mulan sudah meminta Pengacaranya untuk mengurus pernikahan dirinya dengan Haris.
Licik?, memang!!. Kalau tidak begitu, bukan Mulan namanya.
Tadi sebelum pemotretan, Haris sempat berusaha menolak di foto.
"Bukankah kamu bilang, hanya butuh status dari ku. Kenapa pakai foto-foto pernikahan segala?" ucap Haris penuh selidik, ketika di minta memakai baju pengantin.
"Ck. Yang totalitas dong, Ris." ucap Mulan, yang sudah selesai mengganti pakaiannya, dengan gaun pengantin.
"Emang kamu nggak mau punya foto pernikahan, dengan wanita secantik aku??" ucap Mulan, menaik turunkan alisnya. Kemudian berpose layaknya model profesional.
"Emang cantik sih, tapi tidak waras." ucap Haris, dalam hati.
"Nggak tuh." ucap Haris, dengan tatapan jijik. Kemudian memalingkan wajahnya.
"Hahaha, yang bener?. Nanti nyesel lagi." ucap Mulan sambil terkekeh lucu.
"Jangan banyak protes, Ris. Ini untuk jaga-jaga, kalo nanti anak ku, nanyain foto pernikahan orang tuanya." jelas Mulan dengan raut wajah sendu, sambil mengelus perut ratanya.
Mulan tersenyum penuh kemenangan, ketika Haris masuk ke ruang ganti.
Karena pengambilan foto dilakukan di halaman rumahnya sendiri. Maka setelah menyelesaikan sesi pemotretan, Mulan bisa langsung istirahat di kamarnya, begitu juga dengan Haris.
"Kapan mau daftar kuliah?" tanya Mulan pada Haris, ketika di meja makan.
Saat ini mereka berdua, tengah menikmati makan siang. Bi Ratih dan bi Titin, sengaja membuat menu masakan, selayaknya di tempat orang punya acara hajatan.
"Belum tau." jawab Haris jujur.
"Lebih cepat, lebih baik. Jangan terlalu suka menunda-nunda." ucap Mulan, yang memang lebih suka sat set.
"Tapi sepertinya, aku tidak bisa lagi mendapatkan beasiswa." ucap Haris sedikit menyesal. Entah kenapa, Haris mengungkapkan ini kepada Mulan. Mungkin karena, dia sudah menganggap Mulan sebagai seorang teman. Teman ngobrol, dan teman berdebat.
Dulu, Haris memang termasuk mahasiswa berprestasi, yang kuliah lewat jalur beasiswa.
Namun, setelah di usir dari rumah, oleh sang papah, Haris berhenti kuliah. Dia harus banting tulang, untuk membiayai pengobatan sang mamah.
"Tidak perlu menunggu beasiswa. Istrimu ini masih mampu membiayai kuliahmu." ucap Mulan sombong.
"Dasar sombong." Haris memutar bola matanya, bosan dengan kesombongan dan kegilaan wanita, yang sekarang menjadi istrinya.
"Tunggu dan lihat saja nanti." ucap Mulan dalam hati.
Setelah makan siang, Mulan membawa Harris, menuju ke salah satu perumahan, kalangan menengah ke atas.
Di perumahan itu, Mulan sudah membeli sebuah rumah dua lantai. Yang nanti akan di tempati mama dan adik Haris.
Bagaimana?, Mulan sudah menjadi menantu, dan kakak ipar yang baik, kan.
"Pak Dar." panggil Mulan pada seorang pria yang sedang mengemudikan mobil.
Pak Daryanto, nama lengkapnya. Suami bi Ratih, yang juga tinggal di rumah belakang.
Pak Dar ini, multi talenta. Bisa jadi sopir, tukang kebun, tukang pukul, dan bisa menjadi tukang apa saja. Pak Dar juga yang mencarikan rumah untuk Mulan.
"Dalem, non." jawab pak Dar, yang menoleh sebentar, kemudian kembali fokus melihat depan.
"Nanti mampir dulu, ke dealer motor ya." kata Mulan lagi, memberi perintah dengan sopan.
"Siap, non." jawab pak Dar penuh semangat.
"Mana dompetmu!!" ucap Mulan, membuka telapak tangannya.
"Untuk apa?" tanya Haris waspada. Dia tidak mau kecolongan, seperti sebelumnya.
"Ck. Pinjam sebentar." ucap Mulan tidak sabar.
"Cepetan!! atau, aku yang ambil sendiri." ucap Mulan lagi, kemudian melihat ke arah celana Haris.
"Dasar tidak waras!! Apa dia ingin menggerayangi tubuh ku, di siang bolong begini?!!" ucap Haris dalam hati, saat melihat mata dan tangan Mulan.
Haris segera mengambil dompetnya, dari saku celananya. Kemudian memberikannya pada Mulan.
Mulan tersenyum misterius, saat menerima dompet milik Haris.
"Tidak ada isinya apa-apa." ucap Haris, saat Mulan mulai membuka dompetnya.
"Aku tau." ucap Mulan santai.
Kemudian, Mulan mengeluarkan banyak lembaran uang seratus ribuan. Yang sebenarnya di ambil dari ruangannya.
Haris masih diam, mengamati setiap tindakan Mulan.
Dan matanya melebar, tak percaya, ketika melihat Mulan memasukan uang itu ke dalam dompetnya.
"Apa yang..." ucap Haris, hampir bersamaan dengan Mulan.
"Ini uang jajan untukmu." ucap Mulan, tersenyum bangga.
Kemudian menutup dompet, dan mengembalikannya pada Haris.
"Banyak sekali. Sebenarnya, apa isi kepalanya." ucap Haris dalam hati.
"Benar-benar tebal. Sangat tebal." Haris tampak bodoh, ketika menerima dompet yang tadinya tipis tak berisi, kini menjadi tebal.
"Sudah sampai, non, tuan." ucap pak Dar, ketika mobil sudah terparkir di halaman dealer.
"Turun!!" ucap Mulan, sambil mendorong Haris, yang masih belum sadar.
Mulan mengulum senyum, ketika turun dari mobil.
Lagi-lagi Haris di buat syok, dengan tindakan tidak wajar, istrinya.
Istrinya itu, membeli tiga motor baru sekaligus. Vario, Scoopy, dan Beat, yang ternyata untuk dirinya, ibunya, dan adiknya.
Jujur saja Haris senang. Sangat senang malahan. Tapi Haris juga takut. Takut di tanya macam-macam oleh mamanya.
"Bagaimana kalau mama curiga?"
"Alasan apa yang harus aku berikan??"
"Sepertinya aku juga sudah gila."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Wisteria
wah ini sih kebalikan biasanya cewek yg di kontrak eh ini malah cowok yg dikontrak mana ceweknya pengalaman dlm segala bidang pula, termasuk soal🐦
2024-11-17
0
aphrodite
takut di jadiin tumbal y😂😂😂😂
2025-01-15
0
aphrodite
😂😂😂😂😂😂😂😂
2025-01-15
0