9. Jangan terlalu banyak berpikir

TV di biarkan menyala, sedangkan orang yang seharusnya menonton, kini tengah sibuk berbalas pesan melalui Hpnya.

Mendengar suara motor yang dikenali. Orang itu langsung beranjak dari duduknya, kemudian berjalan menuju teras depan rumahnya.

"Eh Mulan udah pulang? Kok cepet banget." tanyanya pada Mulan yang memarkir motor di teras samping. Entah itu kalimat sindiran atau ucapan sebenarnya, biarkan saja Mulan tidak ingin ambil pusing.

Ya, orang itu adalah Bu Lidia, pemilik kos-kosan yang di tempati Mulan. Juga pemilik motor yang di gunakan Mulan, untuk keliling kota Bekasi.

"Gimana, udah dapat kerjaan barunya?" tanyanya lagi ketika Mulan masih sibuk melepas helmnya.

"Belum Bu." jawab Mulan singkat dengan di sertai sedikit senyuman.

"Yang semangat ya Lan, semoga cepet dapet kerjaan lagi." katanya dengan nada sedikit khawatir.

Ini bukan seperti kekhawatiran seorang ibu pada anaknya. Lebih tepatnya khawatir kalau-kalau nanti Mulan tidak bisa bayar kosan.

"Amin" Mulan mengaminkan, kemudian turun dari motor dan mengambil bungkusan plastik yang tergantung di motor.

"Banyak bener beli browniesnya." kata Bu Lidia yang terus melirik bungkusan yang di bawa Mulan.

Maklum saja, bungkusan yang di gunakan plastik sedikit transparan. Jadi bisa langsung terlihat dari luar. Mungkin inilah tujuan yang di inginkan si penjual.

"Cuma tiga kok. Ni yang satu buat ibu." jawab Mulan santai sembari mengambil salah satu kotak brownies amand*, kemudian menyerahkannya pada Bu Lidia.

"Wah beneran ini buat saya?" tanyanya basa basi, dengan tangan terulur untuk menerima sekotak brownies tersebut tanpa ada niatan untuk menolak.

Seakan takut Mulan berubah pikiran, kemudian mengurungkan niatnya untuk memberikan kue tersebut padanya. Padahal pemikiran seperti itu tidak pernah terlintas sedikit pun di benak Mulan.

"Terima kasih ya Lan." imbuhnya lagi dengan senyum lebar.

Walaupun hanya sekotak kue brownies. Siapa yang tidak senang, kalau didapat tanpa harus mengeluarkan uang serupiah pun, alis gratis.

Selain karena Mulan memang ingin mencicipi rasa kuenya, dia juga ingin menjalin hubungan sosial yang baik dengan lingkungannya, terutama dengan ibu pemilik kosan ini. Katanya kan 'Pagar mangkok lebih kuat dari pada pagar tembok'.

"Sama-sama."

"Ini uang sewa motornya Bu. Terimakasih ya." Mulan mengeluarkan selembar uang pecahan 50 ribuan, yang sudah di siapkan sebelumnya.

"Iya iya. Besok masih mau sewa lagi nggak?" Bu Lidia menerima uang itu dengan penuh semangat. Lumayan kan dapat uang tambahan 50 ribu. Dari pada motornya di biarkan menganggur, tidak menghasilkan apa-apa.

"Belum tau Bu." jawab Mulan sedikit tidak yakin.

"Kalau gitu saya ke kosan dulu ya Bu." lanjut Mulan lagi yang sudah ingin rebahan.

"Iya iya silakan." jawab ibu kos segera, sebenarnya dia masih ingin mengajukan beberapa pertanyaan lagi.

Setelah itu dia kembali masuk kedalam rumah, dan bersiap melahap sekotak brownies di tangannya.

Setelah memasuki pintu kosannya, Mulan langsung merebahkan badannya di atas kasur tipis yang tersedia sebelumnya.

"Hanya berkeliling sebentar, badan ini rasanya sangat lelah." gumam Mulan dengan mata terpejam.

"Oh benar, harusnya aku tadi membeli kasur. Ini sangat tipis dan kurang nyaman." lanjutnya lagi dengan menepuk-nepuk kasur tipisnya.

Setelah istirahat dan mandi, Mulan merasa lebih segar dan kembali bertenaga. Sambil menikmati makanan yang tadi di belinya, Mulan kembali memikirkan negosiasi dengan nyonya Lauren.

Yang membuatnya heran adalah, bagaimana nyonya Lauren mengetahui kalau dia memiliki 'benda' yang di maksud. Yang ingin di tukarkan dengan rumah beserta isinya dan juga sebuah pabrik tekstil, yang sangat menggiurkan.

Ya, dokumen yang di keluarkan nyonya Lauren sebelumnya adalah dokumen kepemilikan pabrik tekstil yang cukup besar di Jawa Barat.

"Padahal dulu 'benda itu' tidak pernah menimbulkan masalah. Tapi kenapa sekarang bermasalah?!"

"Apa karena kemaren malam aku membawa 'benda itu' dan beberapa barang lain keluar dari ruangan. Kemudian seseorang yang memiliki kemampuan Waskita, bisa merasakan dan melacak keberadaan 'benda itu'?"

"Ah, memikirkannya saja membuatku semakin lapar."

Hari itu setelah Mulan memberikan sekotak brownies untuk Devina dan mengobrol sebentar. Dia kembali masuk ke kamar kosnya dan tidak lagi keluar hingga pagi keesokan harinya.

Di sebuah ruangan, seseorang sedang berbicara dengan orang lain melalui sambungan telephon.

"Aku sudah memeriksa latar belakangnya. Dia hanya seorang gadis muda biasa. Apakah orang itu tidak sedang membohongi kita?" suara seorang wanita yang bertanya dengan sedikit ragu-ragu.

["Hati-hati dengan ucapanmu, Lauren." ] suara pria di seberang sana terdengar tidak senang.

["Bukankah yang di katakan orang itu benar-benar terjadi. Hari ini gadis itu datang dengan sendirinya, kan?!." ] lanjutnya lagi dengan nada lebih tenang, dan penuh pengertian.

"Bukankah, sebelumnya orang itu mengatakan lokasinya di NY. Kenapa sekarang di sini?!" Nyonya Lauren mengerutkan kedua alisnya.

["Sudahlah sayang, jangan terlalu banyak berpikir. Lakukan saja, apa yang di katakan orang itu. Semua ini untuk kebaikan klan Zhu, dan juga kebaikan gadis itu sendiri." ] terang pria di seberang telepon dengan nada penuh perhatian.

"Tapi kenapa harus menukarnya dengan pabrik juga. Bukankah itu sedikit berlebihan." nyonya Lauren masih merasa tidak puas dengan keputusan suaminya.

["Itu hanya sebuah pabrik. Untuk saat ini, yang terpenting bagi kita adalah bisa mendapatkan benda itu, bagaimanapun caranya."]

["Ingat untuk memperlakukan gadis itu sebaik mungkin. Jangan menyulitkannya."]

"Ck"

Nyonya Lauren hanya bisa mendecakkan lidahnya dengan tidak puas. Walaupun dia keberatan, tapi jika suaminya sudah berkata seperti itu, dia tidak bisa melakukan penolakan secara berlebihan.

Kondisi keluarga suaminya sedikit istimewa dan berbeda dari kebanyakan orang pada umumnya. Benda-benda yang tidak berguna untuk orang lain, bisa menjadi sesuatu yang berharga dan berguna bagi kelangsungan hidup mereka.

Dan kenapa 'orang itu' memintanya agar memperlakukan Mulan dengan sebaik mungkin. Mungkinkah...........

Terpopuler

Comments

aphrodite

aphrodite

mungkinkah bila kubertanya pada bintang bintang🎶🎵

2025-01-15

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

636 M...mau di tukar dg 20 M di tambah pabrik tektil apa sesuai kah

2024-10-24

1

Su Ning Ning

Su Ning Ning

lanjut.. semangaaatt

2024-07-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!