14. Tidak tau Malu

"Cepat makanan!. Mereka tidak akan berpindah ke dalam perutmu, dengan sendirinya." ucap Mulan, setelah menelan makanan di dalam mulutnya.

Haris, nama pemuda yang di tolong nya saat di parkiran.

Dengan sedikit paksaan, Mulan, sang Dewi Penolong, berhasil membawa pemuda itu masuk ke salah satu restoran.

Pemuda itu masih senantiasa diam, matanya terus mengawasi setiap gerak gerik Mulan.

Makanan di hadapannya masih utuh, belum tersentuh.

"Siapa sebenarnya gadis tidak tau malu ini." pikiran Haris masih berkecamuk, kesal dan malu.

Kesal dan marah saat mengingat pria jahanam, yang sayangnya adalah papahnya sendiri. Malu dengan Mulan, karena melihat pertikaiannya dengan sang papah.

"Masih belum mau makan? Ya sudah." ucap Mulan lagi, kemudian melanjutkan acara makannya.

Memotong daging ikan dengan menggunakan garpu dan sendok. Kemudian menyendoknya dengan sedikit sayuran dan nasi.

"Dasar bocah bayi," gumamnya tidak terlalu pelan.

"Nyam," kemudian menyuapkan nasi ke dalam mulutnya, dengan penuh provokasi.

Pemuda itu mendelik, ketika samar-samar mendengar gumaman Mulan.

"Sebenarnya aku memang lapar sih. Makan saja lah."

Tidak ingin menyia-nyiakan makanan yang sudah tersaji di depan matanya. Pemuda itu mengambil nasi, lauk pauk dan sayuran. Kemudian mulai menyuapkan sesendok demi sendok ke dalam mulutnya.

"Mm enak." tanpa sadar Haris mempercepat kunyahannya.

"Laper juga kan? makanya jangan sok gengsi." Mulan menarik ujung bibirnya. Ketika melihat tindakan Haris, yang kembali menambah isi piringnya.

Setelah di rasa cukup, Mulan menyudahi acara makannya. Tetap diam, agar tidak mengganggu Haris yang masih makan dengan lahapnya.

"Kenyang? Mau tambah lagi?" ucap Mulan, saat Haris sudah menyelesaikan makannya.

Mulan kembali memberikan senyum manis, sedikit berlebihan. Yang malah terkesan menjengkelkan, di mata Haris.

"Memalukan sekali." ucap Haris dalam hati, saat menyadari ternyata dirinya makan terlalu banyak.

"Tidak perlu. Sudah cukup. Terimakasih." tolak Haris, karena sekarang perutnya benar-benar penuh.

"Sama-sama. Kamu tidak akan kekurangan makanan, kalau jadi suamiku." ucap Mulan tanpa Tedeng Aling Aling.

"Siapa yang mau jadi suamimu?" karena kesal, nadanya jadi sedikit meninggi.

"Loh?? Kamu, kan!!." ucap Mulan, dengan santainya memasang wajah terkejut di sertai bodohnya.

"Dasar tidak waras." ucap Haris cepat, dia tidak habis pikir dengan gadis di hadapannya ini.

"Heyyy... Justru karena aku ini sangat waras, cerdas, baik hati dan sehat jasmani dan rohani. Makanya aku memilih kamu, untuk jadi suamiku." terang Mulan, yang tak tanggung-tanggung mempromosikan dirinya sendiri.

"Astaga, gadis ini benar-benar gila. Aku sungguh kasihan, pada diriku sendiri." Haris merasa sial. Dia menggaruk belakang kepalanya yang sedikit gatal, karena belum sempat keramas.

"Aku tidak bisa." tolak Haris, yang tidak ingin ikut-ikutan gila.

Mana mungkin dia tiba-tiba menikah dengan gadis tidak waras, yang entah dari mana datangnya.

"Em, menarik. Ini menarik sih." ucap Mulan, dengan mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Dengar !!" ucap Mulan tegas.

"Kalau kamu menjadi suamiku, Aku bisa menjamin semua biaya pengobatan, dan operasi mamamu. Melunasi tunggakan uang sekolah adikmu. Dan kamu juga bisa, kembali melanjutkan kuliah."

"Tap.." Haris ingin menyela.

Tapi Mulan mengangkat tangannya, untuk menghentikan Haris. Kemudian melanjutkan ucapannya.

"Setelah lulus kuliah, kamu bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Dengan begitu, kamu bisa membalas dendam, kepada orang-orang terkutuk yang men dzalimi keluargamu." ketika mengucapkan kalimat-kalimat ini, tatapan mata Mulan menjadi tajam dan tegas, tampak sangat meyakinkan.

Siapapun yang menatapnya, akan langsung terpikat, dan mempercayainya. Begitu juga dengan Haris, dia mulai terhasut dengan perkataan wanita di hadapannya.

"Tunggu!!. Apakah ini gadis tidak waras tadi?"

Haris bimbang, lalu tersesat dalam lamunannya sendiri. Saat ini dia memang sangat membutuhkan banyak uang, untuk biaya pengobatan dan operasi ibunya, juga untuk biaya sekolah adiknya. Tapi untuk menikah, dia belum siap. Belum tentu juga mamahnya setuju.

"Oh, satu lagi. Aku akan menyediakan tempat tinggal untuk keluargamu." lanjut Mulan, yang semakin membuat Haris terdiam, tapi tidak tidur.

Mulan menatap Haris, begitu juga sebaliknya, hingga tatapan mata mereka bertemu untuk beberapa saat. Tidak sampai satu jam.

"Jawab woy. Dasar nih bocah, malah diem Bae. Sadar woooyyyy!!!" Mulan tidak sabar menunggu jawaban Haris.

"Jawab gimana ya? Memang aku butuh banyak uang. Tapi nggak cinta." Haris memikirkan banyaknya uang yang harus segera di bayarkan.

"Udah terima aja Ris. Soal cinta mah, belakangan. Yang penting duit dulu." bisikan lain di hati Haris.

"Tapi kita tidak saling kenal. Dan juga, aku tidak memiliki perasaan apapun padamu." ucap Haris ragu-ragu, setelah melalui perang batin.

"Akhirnya jawab juga."

"Bodoh, hehehe." kekeh Mulan, mendengar jawaban Haris.

"Siapa yang bilang kita harus saling mencintai?. Yang aku butuhkan hanya status darimu." ucap Mulan dengan seringai misterius.

"Istilahnya simbiosis mutu alisme, saling menguntungkan. Ngerti nggak sih, Ris Haris." lanjut Mulan, yang semakin membingungkan Haris.

Bukankah kedengarannya tidak begitu?. Sepertinya Haris yang terlalu banyak mendapatkan keuntungan, kan?!.

"Apa maksud gadis ini? Jangan-jangan dia penipu." Haris kembali menatap lekat Mulan, untuk menunggu ucapan selanjutnya.

"Aku hanya ingin menikah dengan mu, secara kontrak, selama satu tahun."

jelas Mulan, pada Haris yang semakin mengerutkan dahinya.

"Aku rasa gadis ini memang tidak waras. Titik!!." ucap Haris dalam hati.

"Aku ingin status. Supaya ketika anakku lahir, dia bisa mendapatkan akta kelahiran. Dan di mudahkan segala urusannya." ucap Mulan, yang menatap jauh, entah ke mana.

"Apa? Jadi dia bukan gadis?" Haris menatap Mulan, penuh kewaspadaan.

"Hamil? Siapa bapaknya?" tanyanya lagi dalam hati, dengan menatap Mulan sedikit tidak wajar.

"Kenapa harus aku yang jadi bapaknya? Aku masih perjaka, belum pernah melakukan itu itu." tanya Haris tetap waspada. Dan tentu saja kalimat selanjutnya hanya di ucapkan dalam hati.

"Karena aku, hanya ingin kamu." ucap Mulan, kemudian tersenyum semanis mungkin.

"Uweeekkk,,,, siapapun selamatkan aku... Tolong!!!" Haris semakin bergidik, mendengar ucapan Mulan. Di tambah dengan senyuman mengerikan itu, membuat kepalanya semakin gatal.

Sepertinya pulang dari sini nanti, Haris harus keramas dengan kembang setaman.

"Kamu punya tanda pengenal, kan?" tanya Mulan, dengan tatapan meragukan.

"Tentu saja punya." jawab Haris cepat.

"Apa-apan dengan tatapan itu." batin Haris tak suka.

"Coba lihat!!" ucap Mulan lagi, yang semakin menatap curiga ke arah Haris.

"Hanya lihat kan?, ku rasa tak masalah." batin Haris sebelum mengeluarkan tanda pengenalnya.

Haris membuka dompet kosongnya, kemudian mengeluarkan tanda pengenalnya.

"Pa" Haris meletakan tanda pengenalnya di atas meja.

"Set" dengan gerakan secepat kilat, Mulan langsung menyambar tanda pengenal milik Haris.

"Heiii.." Haris ingin mengambilnya kembali, tapi kalah cepat dengan gerakan tangan Mulan.

Mulan mengerutkan keningnya saat membolak-balikkan tanda pengenal milik Haris.

"Bagus. Aku akan menyimpan tanda cintamu ini." ucap Mulan dengan tak tau malu.

Langsung memasukan tanda pengenal ke dalam tasnya. Yang sebenarnya di lemparkan ke dalam ruangannya. Takut Haris mencoba merebutnya kembali.

Haris mendelikkan matanya hingga juling, saat mendengar ucapan Mulan.

"Tidak. Kembalikan sekarang!!" Haris mengulurkan tangannya, untuk meminta tanda pengenalnya kembali.

"Ck. Tidak sabaran sekali sih." omel Mulan, sambil merogoh tas kecilnya.

"Nih" Mulan meletakan sebuah kartu di tangan Haris.

"Apa ini?" Haris kesal. Tangannya terkepal, saat ingin mencekik leher Mulan.

"ATM." ucap Mulan, dengan berkedip-kedip sok imut.

"Bukankah ibu mertua harus segera di operasi?" ucapnya lagi, seolah-olah sudah menjadi menantu idaman.

"Aaarrrrghh....

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Yang ada Kamu itu yg gak tau bersyukur,Udah ibu mu sakit,Bapak mu kek gitu,sok soan jual mahal..🙄🙄🙄

2024-11-15

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Bagus,Kamu juga bisa menjadimoan operasi ibunya jadi alasan biar Haris bisa menikah dgn mu..😀

2024-11-15

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

wk..wk..wk....mulan emang sesuatu

2024-10-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!