Insiden kecil itu sama sekali tidak mempengaruhi urusan Pabrik Tekstil. Semuanya langsung diselesaikan dengan mudah, dalam hitungan menit.
Karyawan wanita yang melahirkan dan juga OB yang bersangkutan, keduanya akan langsung dikeluarkan dari pabrik.
Karena ayah biologis dari bayi laki-laki yang dilahirkan karyawan wanita tersebut, sudah di pastikan memang sang OB.
Sebenarnya pria bernama Ansori itu, sudah berniat bertanggung jawab. Tapi Tania menolak, dengan alasan tidak ingin menghancurkan rumah tangga orang lain. Padahal tanpa di sadari, dia sudah menjadi perusak.
Entah makanan jenis apa yang diberikan Ansori kepada Tania. Sehingga menyebabkan mata Tania menjadi buta karena cinta. Dan telinganya menjadi tuli, tidak bisa mendengarkan nasihat dari orang lain.
Selain menolak pertanggung jawaban dari Ansori, wanita bernama Tania itu juga tidak menginginkan bayi yang telah dilahirkan. Dia bersikeras untuk membuang bayi tak berdosa itu. Keluarganya juga membenci bayi yang menjadi aib tersebut.
Untungnya ada pasangan suami istri yang mau mengadopsi bayi malang tersebut. Pasangan itu sudah menikah lebih dari 15 tahun, namun belum di karuniai momongan.
Sejak kejadian wanita bernama Tania, yang akan melahirkan di pabrik. Mulan jadi sering diperlihatkan dengan kejadian-kejadian yang menimpa wanita hamil tanpa suami.
Seperti contohnya, keluarga mak Pe. Tetangga sebelah rumah ibu Lidia, pemilik kos-kosan.
Tiba-tiba ada kegaduhan, karena pak Pe terkena serangan jantung. Itu semua di sebabkan si Pety, anak perempuannya. Yang kabur dari rumah, setelah ketahuan hamil duluan.
Padahal resepsi pernikahan, akan di langsungkan seminggu lagi. Undangan sudah di sebar, dan catering, dekorasi semuanya sudah di pesan.
Calon suaminya (sebut saja mas Duda) sebenarnya tetap mau menikahi Pety, karena statusnya yang duda. Tapi orang tua mas Duda tidak setuju, karena itu bukan anak mas Duda.
"Tetap mau nikah?, otak Lo di dengkul." teriak seorang wanita, yang ternyata ibu mas Duda. Wanita itu menatap nyalang ke arah mas Duda. Seakan-akan ingin menelannya hidup-hidup.
"Plak" seakan tidak puas dengan berteriak, wanita itu melampiaskan amarahnya menggunakan telapak tangannya.
"Mah" suara mas Duda sedikit meninggi, perlakuan ibunya.
"Tolol kebangetan. Lo mau buang-buang duit buat anak bajingan?. Kagak Sudi gue." katanya masih dengan berapi-api, setelah menggeplak kepala bagian belakang mas Duda.
"Mah" kali ini suami si ibu yang memanggil.
"Perempuan ada banyak. Lo kagak usah lagi ngurusin tu perempuan lontong." lanjutnya lagi dengan nada sedikit rendah, karena sang suami mencengkeram lengan tangannya.
"Sudah mah, sudah. Malu di lihat banyak orang." kata sang suami yang memang sudah malu.
"Ayo sekarang kita pulang. Nggak ada lagi yang bisa kita lakukan di sini." ajaknya pada istri dan anaknya. Karena keluarga Pety sedang menuju ke rumah sakit.
Wanita yang masih di penuhi emosi itu langsung masuk mobil, setelah menendang kaki mas Duda.
Setelah keluarga mas Duda meninggalkan tempat tersebut, kerumunan warga berubah menjadi sekawanan lebah.
"Kasian banget mas Duda." kata wanita A.
"Ngapain kasian, palingan dia juga udah nyicil duluan." sinis wanita B.
"Ihh Mpok mah gitu." kata seorang wanita A pura-pura.
"Lah emang bener. Ngapain dia tetep mau nikah sama Pety, padahal tau tu bukan anaknya?. Pasti karena dia juga udah ikut andil dalam pembibitan." wanita B tetap dengan pendapatnya.
Mendengar pendapat wanita B, beberapa wanita langsung menunjukan pemikiran yang sama.
"Terus, kira-kira siapa bapaknya?" tanya Bu Lidia.
"Paling juga si Kon-kon. Mantan pacarnya yang dulu sering antar jemput itu loh." jawab wanita B yang sepertinya tau banyak.
"Masa?, Terus kenapa si Pety nggak minta tanggung jawab sama si Kon-kon aja? Malah pake acara kabur-kaburan." tanya Bu Lidia lagi, yang mulai kepo. Nama mantan pacar Pety adalah Koni, tapi sering di panggil Kon-kon.
"Si Kon-kon kan udah punya pacar baru, jeng. Lebih bohay ketimbang si Pety. Hehe" kali ini ibu-ibu C yang menjawab.
"Mungkin si Pety nggak mau sama Kon-kon lagi, jeng. Kan udah ada mas Duda. Yang lebih errrr." tambah wanita A dengan menggigit bibirnya.
"Seharusnya kalau si Pety mau menikah sama Kon-kon, semua urusan langsung beres loh" tambah bu Lidia.
"Tolol emang. Nggak kasian sama nasip anaknya nanti." tambah wanita D.
"Iya bener. Harusnya Pety nikah aja sama Kon-kon dulu, minimal sampai anaknya lahir. Kalo anaknya udah lahir dan surat-suratnya udah komplit, baru minta c*Rai." wanita A yang ikut memikirkan nasib anaknya Pety.
Mulan yang sedari awal ikut menyaksikan keseruan. Hingga mendengarkan berbagai macam diskusi wanita-wanita di sekitarnya. Dia mulai memikirkan nasib bayi yang ada di dalam perutnya.
Apa yang di alami Mulan, memang berbeda dari wanita-wanita lain. Jika mereka hamil dengan kekasihnya, atau karena kenakalan mereka sendiri. Beda ceritanya dengan yang di alami Mulan.
Ketika sudah kembali ke kamar kosnya, Mulan mulai membuka laptop dan berselancar ke internet.
"Ternyata seorang anak harus mempunyai akta kelahiran, jika ingin sekolah." ini merupakan hal baru yang di ketahui mulan. Karena sebelumnya, dia tinggal di negara bebas dan aturannya tidak terlalu ketat.
"Untuk membuat akta kelahiran, harus menggunakan akta nikah." Mulan kembali membaca deretan kalimat yang ada di layar laptopnya.
"Jadi, aku harus nikah?"
"Hahaha. Nikah sama siapa?" Mulan tertawa lucu namun getir.
Karena tidak mungkin dia menikah dengan ayah biologis dari anak yang di kandungnya.
Orang itu mungkin tidak tau kalau kejadian itu, bisa membuat Mulan hamil. Mungkin juga orang itu sudah melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya. Atau mungkin orang itu sudah di alam lain.
"Ada beberapa daerah yang aturan dan syarat-syaratnya tidak terlalu ketat. Tapi aku masih ingin di sini." selain di beberapa daerah ini, sebenarnya Mulan juga bisa kembali ke negara asalnya. Tapi dia tidak ingin kembali ke sana.
"Bukankah mereka tadi bilang, yang penting nikah dulu. Kemudian bisa berc*rai, setelah urusan surat menyurat selesai." gumam Mulan sambil mengingat-ingat kalimat demi kalimat yang di dengarnya dari ibu-ibu tadi.
"Baiklah. Besok mari kita cari calon ayah untukmu." kata Mulan sambil mengelus perut ratanya.
...****************...
Meski cerita Tania dan Pety, di ambil dari kisah nyata.
Tapi, kisah Mulan hanya karangan fiksi belaka, tidak untuk di tiru ya kak.🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Nurwana
penasaran siapa bapak anaknya Mulan.
2024-09-24
0
Su Ning Ning
lanjutkan
2024-07-06
0
Kartika Lina
kisah tania dan petty memang sering terjadi di dunia nyata thor
2024-07-04
1