11. Mengunjungi Pabrik

Pak Satria merupakan salah satu orang kepercayaan tuan Zhu, yang menjabat sebagai direktur di pabrik tekstil. Yang nantinya akan membantu Mulan, dalam mengelola management pabrik.

Jadi setelah Mulan menjadi pemilik dan pemegang saham terbesar. Dia akan tetap berada di balik layar, seperti yang di lakukan tuan Zhu sebelumnya. Tanpa harus dipusingkan dengan segala macam kerumitan urusan pabrik. Namun pundi-pundi uang, akan terus mengalir masuk ke rekeningnya.

Dengan begitu Mulan bisa kembali melanjutkan pendidikannya, dan juga memiliki banyak waktu luang untuk anaknya.

Selain mengurusi balik nama rumah beserta kendaraan di dalamnya, dan pabrik. Pak Thomas juga di minta untuk memperbarui Kartu Keluarga dan tanda pengenal milik Mulan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

Keesokan harinya, Mulan bersama tuan dan nyonya Zhu, mengunjungi pabrik tekstil.

Setelah meeting dan perkenalan, kini saatnya mengunjungi bagian produksi. Dengan di dampingi Pak Satria dan beberapa staff, Mulan akan diperkenalkan satu demi satu bagian dalam bangunan pabrik. Sedangkan Tuan dan nyonya Zhu tidak ikut, mereka lebih memilih menunggu di dalam kantor.

"Saya ingin mulai dari, proses pengolahan bahan baku utama." kata Mulan saat salah satu dari mereka mengusulkan untuk langsung ke bagian pembuatan kain.

"Tapi di sana sangat berdebu, Bos. Banyak partikel yang berterbangan dan sedikit mengganggu pernafasan." kata seorang kepala bagian produksi, dengan terus terang.

Bukan tanpa alasan Kepala Produksi mengatakan ini. Karena biasanya, tidak banyak orang yang mau ke bagian pengolahan bahan baku utama.

"Tidak apa-apa. Saya tetap ingin ke sana." jawab Mulan tegas, tanpa keraguan sedikit pun.

Sebagai pemilik pabrik yang baru, Mulan ingin mengetahui dan mengenal semua proses pengolahan bahan baku secara mendetail. Mulai dari nol sampai menjadi barang jadi, yang siap di pasarkan.

"Ada yang keberatan?" tanya Mulan menatap mereka satu persatu.

"Tidak Bos." Jawab mereka cepat dan serempak. Walaupun Mulan hanya seorang gadis muda, tapi sekarang dia pemilik pabrik ini. Jadi, siapa yang berani melawan kehendaknya?. Bisa-bisa langsung di tendang keluar dari pabrik.

"Baik Bos." Kepala Bagian Produksi mulai memimpin jalan.

"Selain dari petani, kapas-kapas ini juga di panen sendiri dari kebun milik pabrik, Bos." kata kepala bagian yang bernama pak Toriq, setelah melewati tumpukan karung berisikan kapas.

Sebenarnya pak Satria sudah banyak memberikan informasi kepada Mulan. Tapi biarkan pak Toriq ini menyelesaikan tugasnya.

Setelah dari gudang penyimpanan kapas, mereka mulai masuk ke bagian pemrosesan kapas menjadi benang. Di sini mulai terdengar suara bising dari mesin-mesin yang beroperasi.

Pak Toriq mulai menjelaskan satu demi satu langkah-langkah pembuatan benang. Yang ternyata banyak sekali tahapan-tahapannya. Mulai dari Ginning, Cording, Combing, Drawng, Slubbing, dan masih banyak lagi.

"Apa yang ada di sana?" Mulan menunjuk ke salah satu ruangan tertutup.

"Itu ruangan pemisahan kapas secara manual, Bos." jawab pak Toriq, kemudian membagikan masker khusus sebelum membukakan pintu.

Di dalam sana, Mulan melihat beberapa karyawan yang menghambur-hamburkan kapas. Menyebabkan partikel kapas berterbangan kemana-mana.

Melihatnya saja sudah menyebabkan sesak nafas. Apalagi mereka yang setiap harinya bekerja di dalam sana.

"Berapa gaji mereka?" tanya Mulan setelah keluar dari ruangan.

"Sama dengan gaji karyawan lain, Bos." jawab pak Toriq, setelah mendapat anggukan kepala dari pak Satria.

"Apakah mereka tidak pernah mengeluh?" tanya Mulan lagi yang sebenarnya sudah menebak jawabannya.

"Ehm. Sebenarnya sering, Bos. Tapi karena tuntutan ekonomi mereka tetap bekerja." jawab pak Toriq yang memang sering mendapat laporan.

"Sedangkan untuk karyawan baru, banyak yang keluar karena alasan tidak betah." lanjutnya lagi tanpa menutup-nutupi.

Mulan hanya mengangguk, kemudian meneruskan langkahnya. Mengikuti pak Toriq dan mendengarkan setiap penjelasannya. Melewati bagian benang yang sudah jadi, pewarnaan, pemintalan menjadi kain, dan seterusnya. Rasanya sungguh melelahkan.

Saat ini Mulan dan rombongannya berjalan keluar dari area produksi, untuk kembali ke kantor. Mereka sedikit terlibat dalam pembicaraan ringan, tidak sekaku, seperti sebelumnya.

"AAA SAKIIIT"

"SAKIT SEKALI. TOLONG."

"AAKHHH"

Tiba-tiba terdengar suara teriakan seseorang wanita. Kemudian di susul dengan suara roda tak beraturan, dan beberapa langkah kaki yang terdengar tergesa-gesa. Menyebabkan kegaduhan di sekitar area produksi.

Banyak karyawan melongokkan kepala mereka, untuk menyaksikan keseruan yang sedang terjadi.

"Ada apa?"

"Apa yang terjadi?"

"Siapa tadi yang berteriak?"

"Apakah ada yang jarinya putus lagi?"

"Mereka dari bagian Spinning." kata seorang karyawan yang mengenali warna topi mereka. Karena di pabrik ini, yang membedakan setiap bagian adalah warna topinya.

Masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi area produksi. Seakan-akan pasar sayur berpindah ke sini dalam sekejap mata.

Mulan dan rombongannya juga langsung menghentikan langkah mereka. Melihat langkah tergesa-gesa ini Meraka sedikit menepi.

Dari arah belakang, ada dua karyawan pria yang mendorong troli barang. Di atas troli, duduk dua orang karyawan wanita.

Karyawan wanita yang lebih muda dan gemuk itu, terus berteriak kesakitan. Sedangkan karyawan wanita berusia 40 an tahun, menopang tubuh bagian atas wanita yang terus berteriak kesakitan.

"Apa yang terjadi?" tanya pak Toriq dengan tidak sabar, pada karyawan wanita yang mengikuti di belakang mereka berempat.

"Huh huh Maaf pak, ada yang mau melahirkan huh." jawab wanita itu dengan ketakutan setelah menyesuaikan nafasnya.

"APA?"

"APA?"

"Siapa yang melahirkan?"

"Kenapa bisa tiba-tiba?"

Jawaban karyawan wanita tersebut, langsung membuat geger gedhen.

Para staff dan karyawan yang mendengarnya langsung membola kan mata mereka karena terkejut.

Karena seharusnya karyawan hamil, mendapat cuti melahirkan selama tiga bulan. Entah itu di ambil lebih banyak di awal, atau lebih sedikit di akhir. Tapi kebanyakan karyawan wanita, mengambil cuti sebulan sebelum melahirkan dan dua bulan setelah melahirkan.(*)

"Maaf atas ketidak nyamanan nya, Nona." Setelah pulih dari keterkejutannya, pak Satria langsung meminta maaf kepada Mulan.

"Maaf atas kelalaian kami, Bos." Pak Toriq dan para staff, bergantian minta maaf kepada Mulan.

"Ke kantor". Kata Mulan datar, kemudian langsung berjalan menuju ruang meeting.

Sebelum mengikuti Mulan, pak Satria menatap tajam kearah para staff dan karyawan wanita yang tadi menjawab pertanyaan pak Toriq.

Pak Toriq dan staff lain saling lirik, kemudian segera menyusul Mulan dan pak Satria.

Sedangkan karyawan wanita yang akan melahirkan tadi, langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Menggunakan mobil ambulans yang disediakan pabrik.

"KLEK"

Setelah memasuki kantor, Mulan langsung duduk di salah satu kursi yang ada di dalam ruangan meeting. Dia diam bukan karena marah, mengenai masalah karyawan melahirkan atau apa. Tapi karena kondisi tubuhnya sangat kelelahan.

Di ikuti pak Satria dan staff lainnya yang masuk satu per satu.

"Apa yang terjadi?" tanya Tuan Zhu yang tiba-tiba ikut masuk ke ruang meeting dan duduk bersama nyonya Zhu.

"Maaf tuan dan nyonya, ada sedikit masalah dengan salah satu karyawan di bagian produksi." pak Satria yang menjawab pertanyaan tuan Zhu.

"Sekarang jelaskan". Kata pak Satria kepada karyawan wanita yang bertanggung jawab di bagian Spinning.

"Baik pak." jawab wanita itu dengan tangan terkepal.

"Namanya Tania, karyawan kontrak di bagian Spinning. Akhir-akhir ini memang sering izin sakit. Tapi setiap kali di tanya sakit apa?, jawabnya sakit maag dan tipes."

"Dari pertama masuk, perawakannya memang berisi. Jadi kami tidak ada yang curiga kalau dia hamil." lanjutnya lagi dengan keringat membasahi dahinya.

"Beberapa bulan yang lalu, dia memang sempat dekat dengan salah satu OB di pabrik ini. Tapi sudah putus, karena OB tersebut ternyata sudah memiliki istri dan juga anak."

"Tapi hari ini wajahnya terlihat semakin pucat. Tak lama setelah itu dia izin ke toilet. Belum sempat sampai toilet, celana kerjanya basah. Kemudian dia berteriak kesakitan."

"Mungkin dia berencana melahirkan di toilet." setelah menyelesaikan ceritanya, karyawan wanita itu terus menunduk.

"Jadi, karyawan itu hamil anak OB yang juga bekerja di pabrik ini?"

"Apakah reputasi pabrik ini akan buruk?"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

(maaf kan ya, kalau kata-kata maupun kalimat yang di tulis othor, banyak yang keliru dan kurang tepat🙏)

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

tapi aku juga penasaran ini siapa ya ayah dr anaknya mulan

2024-10-24

0

Su Ning Ning

Su Ning Ning

semangaaattt up terus thor

2024-07-06

0

Kartika Lina

Kartika Lina

hadeuhhhh

2024-07-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!