Awalnya Mulan hanya ingin melahirkan kemudian merawat anaknya, tanpa harus menikah.
Tapi setelah banyaknya kejadian-kejadian yang di lihat dan di dengarnya. Akhirnya Mulan memutuskan untuk mencari suami sementara. Untuk di nikahi secara kontrak, minimal selama satu tahun.
Supaya anaknya nanti bisa langsung memiliki akta kelahiran dan juga surat-surat yang lengkap setelah lahir.
Sudah seminggu lebih, Mulan mencari-cari kandidat yang cocok untuk di jadikan suami. Namun belum juga menemukan yang pas. Padahal sebentar lagi kehamilannya menginjak usia 8 Minggu.
Mulan sudah memeriksakan kehamilannya, sehari setelah menempati rumah barunya.
Mulan memang tidak berniat menyembunyikan kehamilannya, dari orang-orang yang bekerja di rumahnya.
Toh di sembunyikan pun, lama kelamaan perutnya akan semakin membesar.
Mulan juga masih mempekerjakan ART dan beberapa orang lainnya, yang dulu bekerja dengan nyonya Lauren.
Sekarang Mulan tengah duduk sendirian di meja makan. Bi Ratih memindahkan masakan terakhirnya ke dalam mangkok. Sedangkan bi Titin, membuatkan segelas susu untuk Mulan.
"Bi" panggil Mulan, saat bi Ratih meletakan hasil masakannya di meja makan.
"Iya non." jawab bi Ratih, menatap Mulan.
"Punya kandidat yang cocok untuk jadi suami saya, nggak??"
"Eh?" pertanyaan Mulan sungguh mengejutkan bi Ratih.
"Eh?" hampir saja susu di tangan bi Titin tumpah, karena telinganya ikut mendengar pertanyaan Mulan.
"Maaf non." ucap bi Titin yang takut majikannya marah.
"Di tanya kok malah eh ah eh doang. Ada nggak?" tanya Mulan lagi.
"Maaf non. Tapi saya nggak punya." jawab bi Ratih jujur.
"Kalau boleh tau kreterianya apa aja non?" tanya bi Titin ragu-ragu.
"Bi Titin ada yang cocok?" Mulan segera mengalihkan tatapannya ke arah bi Titin.
"Belum ada sih non. Tapi nanti kalau ada yang cocok, langsung saya kasih tau ke non Mulan. Hehe." ucap bi Titin dengan malu-malu dan canggung.
"Nggak ada kreteria khusus sih. Tapi ya jangan asal-asalan juga." kata Mulan setelah berpikir.
Memang nggak ada kreteria khusus, kok. Yang penting laki-laki tulen, baik, jujur, kalau bisa tinggi bersih, dan tampan. Walaupun hanya suami sementara, tapi jangan sampai nanti mengecewakan anaknya.
"Sebelumnya maaf ya non." sebenarnya bi Ratih merasa tidak enak, untuk menanyakan pertanyaan yang akan di tanyakan selanjutnya. Tapi kalau tidak di tanyakan, dia akan di hantui rasa penasaran.
"Kalau boleh tau, ayahnya si bayi kemana?" tanyanya kemudian.
Bi Titin menatap bi Ratih dan Mulan secara bergantian. Antara penasaran dan takut kalau-kalau pertanyaan itu menyinggung majikannya.
"Mati" ucap Mulan, setelah lama diam.
Mendengar jawaban itu, bi Ratih dan bi Titin mencoba menarik kesimpulan sendiri-sendiri.
Antara, orang itu memang benar-benar sudah mati. Atau, majikannya tidak ingin lagi berhubungan dengan pria itu.
Di belahan dunia lain.
"Salam, Ketua" ucap seorang pria, setelah memasuki sebuah ruangan.
"Hmm."
Seseorang yang duduk bersila dengan mata terpejam, hanya menjawab dengan deheman.
"Si kecil Zhu sudah menyelesaikan tugasnya." ucap pria itu menyampaikan informasi.
"Haruskah saya...." pria itu melanjutkan bertanya dengan ragu-ragu.
"Tidak." jawab sang ketua, seakan sudah bisa menebak isi kepala pria yang menjadi bawahannya itu.
"Baik ketua."
Tak berselang lama setelah Pria yang menyampaikan informasi itu keluar, sang ketua membuka matanya.
Setelah mengerutkan keningnya, sang ketua mulai menggerakkan bibirnya. Menggumamkan sesuatu yang tak di mengerti orang lain.
Ketika bibirnya berhenti bergerak, sang ketua mulai memejamkan matanya kembali.
Di parkiran luar, pusat perbelanjaan.
Seorang pemuda berusia 20 an tahun, berlari mengikuti salah satu mobil yang baru saja memasuki area parkir.
Pemuda itu tampak kurus dan kuyu. Seperti sudah berhari-hari tidak mendapatkan istirahat yang cukup.
Dengan sabar pemuda itu berdiri di depan mobil, menunggu si pengemudi keluar dari mobilnya.
"Pah." ucap pemuda itu, setelah pria paruh baya keluar dari mobil.
Pria paruh baya itu tampak tidak senang, melihat kehadiran si pemuda.
"Pah." panggilnya sekali lagi, dengan mengepalkan kedua tangannya.
"Ck. Untuk apa lagi, kamu menemui saya?" dengan sinis pria paruh baya itu bertanya.
"Mama masuk rumah sakit lagi, Pah." ucap pemuda itu lagi dengan penuh harapan.
"Tidak." ucap pria paruh baya itu, kemudian berbalik hendak melangkah meninggalkan area parkir.
"Tolong sekali ini saja, pah." pemuda itu tampak putus asa.
"Keadaannya sangat mendesak, pah. Mamah harus segera di operasi." lanjut pemuda itu lagi.
Tapi sepertinya pria paruh baya itu enggan mendengarkan. Dia langsung mengambil langkah lebar.
"Pah." kali ini pemuda itu menggapai lengan pria paruh baya, yang ternyata papah nya.
"BUG"
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, pria itu langsung melayangkan pukulan ke rahang putranya.
"Akh"
"Urus sendiri wanita penyakitan itu. Jangan pernah ganggu hidup saya lagi." ucapnya tanpa perasaan.
"Kembalikan rumah itu." ucap pemuda itu dengan tatapan mata penuh kebencian, kekecewaan dan kesedihan.
"Heh. Rumah ??" kalimat itu langsung menyulut emosi pria paruh baya itu.
"Itu rumah mamah. Kembalikan rumah itu." ucap pemuda itu dengan menantang.
Pria paruh baya berjalan mendekati pemuda itu. Setelah dekat, dia langsung menarik kerah baju si pemuda.
Awalnya pemuda itu berhasil menepis tangan pria paruh baya.
Tak terima tangannya di tepis, pria paruh baya itu langsung melayangkan pukulan ke area perut sang pemuda.
"BUG"
"BUG"
Tak puas sampai di situ, pria paruh baya kemudian menendang pemuda dengan lututnya.
"DUK"
"BRUK"
Setelah puas melampiaskan emosi, pria paruh baya itu mendorong si pemuda hingga jatuh tersungkur ke tanah.
Pria paruh baya itu langsung meninggalkan area parkiran.
"Aaakh" teriakan tertahan pemuda itu cukup pilu.
"Butuh bantuan?" tiba-tiba suara wanita memasuki pendengaran pemuda itu.
Pemuda itu langsung mendudukkan dirinya.
Kemudian menatap seorang wanita muda yang tengah tersenyum manis kearahnya.
"Kamu melihat semuanya?" tanya pemuda itu sedikit kesal bercampur malu.
"Em em." Mulan, wanita muda itu mengangguk, masih dengan mempertahankan senyum manisnya.
"Tidak perlu malu. Aku bisa membantumu." ucap Mulan percaya diri.
"Siapa kamu?"
"Perkenalkan. Namaku Mulan, Dewi penolongmu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Su Ning Ning
pedee kebangetan...
2024-07-06
0
Kartika Lina
biasanya cerita nya ttg istri kontrak lah ini suami kontrak,, othor yg satu ini emang sesuatu pisan lah,, keren lah 👍👍👍
2024-07-04
2
Ayu Dani
kayak nya ini kandidat suami kontraknya c Mulan
2024-06-23
1