"Sayangnya saya tidak ingin uang." kata nyonya Lauren dengan senyum meremehkan.
"Emmm.. Cukup menarik." gumam Mulan sambil menyamankan posisi duduknya.
"Lalu, beri tahu saya. Apa yang kiranya di inginkan nyonya Lauren?" Mulan yang sudah kembali ke mode polosnya, atau lebih tepatnya pura-pura polos, menunjukan senyum manisnya di hadapan nyonya Lauren. Sorot matanya, seakan-akan di penuhi rasa penasaran yang di lebih-lebihkan.
Sebelum menjawab, nyonya Lauren menatap Mulan dengan tatapan dalam yang sulit di artikan.
"Bagaimana kalau nona Mulan berkeliling dulu, untuk melihat-lihat kondisi rumah." Tawar nyonya Lauren dengan raut wajah yang sulit di tebak.
"Tentu." jawab Mulan tanpa penundaan. Karena dia juga ingin memastikan kondisi rumah dan sekelilingnya, sebelum membeli.
Tanpa di panggil, ataupun diminta. Seorang wanita yang tadi membukakan pintu untuk Mulan, langsung mendekat.
"Bi Ratih, tolong bawa nona Mulan berkeliling." Nyonya Lauren langsung memberi perintah kepada asisten rumah tangganya.
"Baik nyonya." jawab bi Ratih patuh.
"Nona Mulan, bi Ratih ini yang akan menemani anda berkeliling. Jika ada sesuatu yang ingin anda ketahui, bisa langsung tanyakan padanya." nyonya Lauren mengenalkan bi Ratih, seorang yang akan memandu Mulan berkeliling dan mengenali seluk beluk rumah tersebut.
"Baik." jawab Mulan kemudian berdiri.
"Bi Ratih, kan?. Kalau begitu tolong bimbing jalan." Mulan menunjukan senyum ceria dan polos di hadapan bi Ratih.
"Silakan lewat sini nona." kata bi Ratih setelah mendapat persetujuan dari nyonya Lauren.
Di lantai pertama, ada ruang tunggu di dekat pintu utama, kemudian ruang tamu yang tadi di tempati Mulan. Ada dua kamar khusus untuk tamu. Ruang gym yang isinya cukup komplit. Ruang kerja, untuk pertemuan dengan klien. Ruang makan dan dapur cukup luas. Di bagian belakang ada dapur kotor, yang di gunakan ketika masak besar atau ada acara-acara tertentu.
Di lantai dua, ada empat kamar tidur yang luasnya dua kali dari kamar di lantai bawah. Di lengkapi dengan ruang ganti dan kamar mandi yang cukup luas. Ada juga sebuah ruangan yang katanya ruang kerja pribadi. Ruang keluarga yang terlihat hangat dan nyaman.
Setelah menjelajahi setiap sudut ruangan, kini beralih ke bagian luar rumah.
"Di bagian sini, ada kolam renang non. Karena nyonya dan tuan sangat menyukai olahraga renang. Dulu, sehari sekali beliau pasti akan menyempatkan waktu untuk berenang, meskipun hanya sebentar."
Bi Ratih menjelaskan setiap bagian-bagian rumah dengan detail, mirip seperti pemandu wisata profesional.
Harus di beri empat acungan jempol sih. Karena sudah berbicara dari tadi, tapi masih tidak merasakan kehausan, atau bibir kering.
Rumah ini juga memiliki ruang bawah tanah yang cukup luas. Tapi hanya di gunakan untuk menyimpan beberapa mobil, motor dan sebagai gudang. Hampir mirip ruang bawah tanah pada umumnya.
Mungkin hanya Mulan yang membangun ruang bawah tanah hingga dua lantai. Dan di gunakan untuk menimbun kekayaan.
"Ruang bawah tanahnya hanya ini?" tanya Mulan pada bi Ratih dengan penasaran.
"Benar nona, apakah ada masalah?" bi Ratih membenarkan dan balik bertanya kepada Mulan.
"Tidak ada. Ayo lanjutkan lagi bi."
"Siapa tau ada ruangan lain di bawah sini, kan." gumam Mulan yang samar-samar di dengar bi Ratih.
Bi Ratih hanya tersenyum dan melanjutkan memandu tour ke halaman rumah.
"Em, bi Ratih." melihat luasnya halaman belakang, Mulan jadi ragu-ragu, dan ingin menghentikan acara berkelilingnya.
"Jangan khawatir non. Kalau non Mulan lelah berjalan, kita bisa menggunakan kendaraan." seakan mengerti kekhawatiran Mulan, bi Ratih segera menunjuk ke arah buggy car berwarna hitam yang sepertinya memang sudah di siapkan sebelumnya.
"Syukurlah. Hehe" Mulan merasa lega, karena tidak harus berjalan kaki bolak balik mengelilingi luasnya halaman belakang.
"Tuan dan nyonya biasanya juga menggunakan ini, untuk mengunjungi kebun belakang." jelas bi Ratih pada Mulan, tanpa di minta.
Akhirnya dengan buggy car, Mulan bisa menjelajahi kebun belakang tanpa harus kelelahan berjalan.
"Itu rumah untuk apa bi?" tanya Mulan menunjuk ke arah sebuah rumah kecil minimalis di dekat kebun belakang.
"Oh, itu rumah yang keluarga saya tempati non." jawab bi Ratih dengan sedikit nada tegang.
Bi Ratih takut, kalau Mulan membatalkan niat membeli rumah majikannya, hanya karena rumah kecil yang mereka tempati.
Setelah mendengar keterangan bi Ratih, kening Mulan yang awalnya berkerut, kini langsung mengendur dan kembali santai.
Melihat beberapa tanaman dan beberapa pohon buah-buahan, Mulan langsung terlihat senang dan juga teringat rumah lamanya.
"Apakah nyonya Lauren suka berkebun?" tanya Mulan saat melewati kebun yang di tanami berbagai jenis sayuran. Walaupun masing-masing jenis di tanam dalam jumlah sedikit, namun bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari sayuran di rumah.
Sadar atau tidak, Mulan semakin puas melihatnya.
"Tidak non. Sayur-sayuran ini di tanam anak saya." jawab bi Ratih tidak percaya diri. Tatapan mata bi Ratih yang memandang kebun sayur, seperti menyiratkan sedikit kesedihan.
Mulan tampak berfikir, namun tidak melanjutkan sesi tanya jawabnya. Belum saatnya untuk mengetahui dan mencampuri urusan penghuni rumah ini.
Setelah Mulan berkeliling, ternyata nyonya Lauren tidak langsung memberi tahukan keinginannya.
Dia kembali menyarankan, agar Mulan menemaninya makan siang terlebih dahulu. Baru kemudian membahas tentang rumah.
Karena memang sudah waktunya makan siang, dan perut Mulan juga sudah lapar. Maka Mulan menyetujui ajakan makan nyonya Lauren. 'Rejeki tidak boleh di tolak'.
"Awas aja." Mulan sudah mulai mewanti-wanti dirinya sendiri, kalau setelah ini nyonya Lauren kembali mengulur waktu. Dia akan langsung pulang dan membatalkan keinginannya untuk membeli rumah.
Ternyata nyonya Lauren termasuk orang yang menepati janjinya. Setelah makan siang, nyonya Lauren membawa Mulan ke dalam ruang kerja yang ada di lantai bawah.
"Huton Md*vani" ucap nyonya lauren dengan sedikit keraguan, setelah keduanya duduk.
Mendengar nama yang disebutkan nyonya Lauren, Mulan mengangkat sebelah alisnya. Karena merasa pernah mendengar nama itu, tapi dia sedikit lupa.
"Bagaimana anda bisa begitu percaya dengan saya?" tanya Mulan karena merasa ada sedikit keanehan pada nyonya Lauren.
Mereka baru saja bertemu hari, ini untuk pertama kalinya. Tapi dia seolah-olah percaya kalau Mulan memiliki barang yang di inginkan.
"Mungkin kamu tidak akan percaya dengan apa yang akan saya katakan." melihat kediaman Mulan, nyonya Lauren melanjutkan ucapannya.
"Sebelumnya seseorang telah memberi tahu saya. Bahwa akan datang dengan sendirinya, orang yang memiliki barang 'itu' dan berjodoh dengan rumah ini."
"Mungkin orang lain, yang memiliki barang yang anda sebutkan, nyonya." Mulan sedikit terkekeh di akhir kalimatnya.
"Enak aja. Barang itu di tukar dengan rumah ini? Rugi dong." pikir Mulan dalam hati setelah mengingat barang apa yang di inginkan nyonya Lauren.
Huton Md*Vani adalah kalung yang terbuat dari 27 manik-manik jadeite warna hijau zamrud, di lengkapi dengan kancing permata Rubi sebagai pengaitnya.
Kalung itu di dapatkan dengan susah payah pada pelelangan gelap tahun 2014, dengan harga US$ 27,4 juta (setara dengan Rp 636 M).
Mana mungkin Mulan mau menukarnya dengan rumah dua lantai yang harganya di bawah 20 M. Sorry yee,,, di kira dia gadis to lol yang tidak tau apa-apa.
Melihat raut wajah Mulan yang jengah, dan tidak menunjukan tanda-tanda ketertarikan. Nyonya Lauren mengeluarkan sebuah dokumen, kemudian mendorongnya ke hadapan Mulan.
"Selain rumah beserta isinya. Saya juga akan memberikan ini....
Selamat membaca, dan mohon dukungannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
aphrodite
rugi bandar😂😂😂
2025-01-15
0
Shinta Dewiana
wow...
2024-10-24
0
Agis R
semagaatttttt
2024-07-08
0