kebakaran

"Apa??? "

"Kamu Yakin??? "

Handphone Reihan terjatuh saat Difa sekertaris Intan mengabari dirinya jika terjadi kebakaran di gudang produksi tempat di mana Mobil Intan terparkir tak berpenghuni itu.

Tanpa pikir panjang dan mengabari siapapun Reihan berlari tunggang langgang menuju parkiran perusaahan, lalu berteriak pada sekertaris nya yang mengejarnya ingin mengajak meeting.

"Batalkan rapat hari ini... !!!" Kata Reihan.

Reihan masuk kedalam mobil dengan tergesa, lalu mobil Reihan melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Dirinya tak peduli meski beberapa kali nyaris menabrak ataupun tertabrak oleh pengendara lain.

Sampai di lokasi sudah banyak orang berlalu lalang menyaksikan kobaran api yang melahap gudang produksi itu.

Mendadak dada Reihan terasa sakit, Reihan menuju mobil Intan yang terparkir didepan gudang, di sisinya Difa histeris meminta pemadam untuk menyelamatkan Intan yang ada di dalam.

"Pak... bu Intan di sana... huhuhuhu... " Difa menangis histeris.

"Huhuhu aku terlambat... " Difa masih menangis.

Dada Reihan terasa sakit, ingin dirinya masuk namun di tahan oleh pihak yang sedang memadamkan api.

"Tolong... di sana ada orang...!!! " Kata Reihan namun pemadam itu mengatakan jika tak. ada orang sama sekali di dalam.

"Intannnnn!!!! " Teriak Reihan lalu menerobos para pemadam itu, namun lagi-lagi di cekal oleh banyak orang.

"Intannnnn.... !!! "

"Aku udah bilang kan... hati-hati!!!! "

"Jangan terluka!!!!"

"Besok kamu harus datang!!! "

Reihan berteriak-teriak histeris dan meledak-ledak di depan gudang yang sudah mulai padam itu. Dirinya menyesal telah membiarkan Intan pergi sendirian, hari itu firasat nya terlalu buruk, hingga dirinya mendadak berpesan untuk Intan agar berhati-hati.

"Aku tak punya calon pengantin pengganti... " Batin Reihan sambil memegang dadanya yang terus berdenyut nyeri, Astaga aku tak jatuh cinta padanya namun kenapa melihat dan membayangkan dirinya terluka sudah membuat dadanya begitu nyeri dan sakit.

Reihan menghantam tanah di hadapannya amat kerasa hingga buku-buku jarinya membiru, Reihan bangkit sambil mengeratkan giginya, memandang semua orang yang tak kunjung menolong Intan, Reihan lalu menerobos masuk ke gudang yang sudah mulai padam itu.

Reihan nyaris tertimpa beberapa kayu yang jatuh dan terbakar namun tak melihat Intan di dalam sana. Reihan semakin berdenyut hatinya kenapa sakit sekali meski tidak cinta saat kehilangan Intan dari pandangan matanya.

"Intannnnn!!! Dimana kau???? "

"Aku kan sudah bilang!!!! jaga bicaramu!!! "

"Haiii dimana kamu???? "

Reihan terduduk sambil menutup mulutnya tak percaya saat dirinya melihat kaki menghitam di sudut ruangan. "Tidak.... tidak mungkin... itu pasti bukan Intan..." Reihan tertatih mendekati ruangan yang sudah mulai padam itu dan mendekati sosok yang tertimpa kayu-kayu juga kain-kain yang masih sedikit berkobar.

Reihan menyingkap sosok itu lalu sebuah tangan yang dingin menyentuhnya, rupanya salah satu pemadam masuk berniat menolongnya. Pemadam itu pun membantu Reihan untuk membuka kayu-kayu yang menindih sosok itu.

"Alhamdulillah.... Aku pikir Intan... " Reihan terduduk lalu mengusap wajahnya saat mengetahui manikin yang ternyata seperti sosok manusia itu, kebetulan pakaian yang di gunakan hampir sama dengan pakaian yang terakhir di pakai Intan.

Reihan pun mencari kesemua penjuru namun nihil tak ada Intan ataupun manusia yang lain di dalam gudang itu. Reihan langsung menghubungi polisi juga detektif untuk menyelidiki kasus kebakaran yang terjadi.

Reihan kemudian keluar dengan langkah kaki yang lemas dan berat, mendadak dirinya merasa semua pandangannya mengabur, nafasnya menjadi sedikit pendek lalu semua menghilang dari pandangannya.

***

"Rei....!!! Bangun... Ish... bangun atau besok kita gak jadi nikah!!! " Intan kesal karena berkali-kali mencoba membangunkan Reihan yang pingsan namun tak kunjung bangun.

Saat maghrib tadi dirinya terbangun saat ada seorang jamaah perempuan yang membangunkan dari tidurnya yang penuh dengan keringat juga histeris meminta tolong, dan rupanya dirinya bermimpi buruk, namun naasnya mimpi itu terjadi nyata pada gudang produksinya.

Saat Intan selesai maghrib dirinya langsung menuju kembali ke gudang dan ternyata semua orang sudah ramai, namun saat ingin masuk mendadak dirinya di tarik oleh satpam yang menjaga gudang untuk menceritakan kronologi kebakaran sehingga dirinya pun mengikuti satpam itu.

Dan saat kembali dirinya sudah melihat Reihan yang berteriak-teriak memanggil nya histeris begitupun dengan Difa, dirinya sudah berteriak-teriak juga menjawab namun suaranya kalah dengan banyak orang.

Intan berhasil mendekati Difa namun Reihan sudah kadung menerobos gudang yang sudah mulai padam itu dan saat Reihan kembali tiba-tiba pemuda itu ambruk dan di tolong pemadam yang tadi mengikuti nya masuk.

"Rei... Bangunnnn... Jangan bikin aku khawatir deh....!!! " Intan menggoyang tubuh Reihan namun karena tidak kunjung bangun dirinya pun mengambil minyak kayu putih dan dioleskan di hidungnya agar segera terbangun.

Reihan membuka mata, seperti di dalam mimpi bisa kembali melihat wajah cantik dan manis yang tadi sempat dia khawatir kan.

"Intan??? "

"Ini nyata atau mimpi...??? " Reihan tak percaya, lalu meraih tangan lembut yang nyata itu, Reihan tersenyum lalu menarik Intan kedalam pelukan nya.

"Kamu selamat??? Astaga... Aku khawatir...! " Reihan memeluk tubuh di hadapannya itu erat sekali tak ingin tubuh itu kenapa-kenapa lagi.

"Kenapa kamu tak mendengar ku??? "

"Aku bilang hati-hati... "

"Aku bilang jangan terluka... "

"Aku tak punya pengantin pengganti... "

Reihan terus berbicara terus tak henti-hentinya, tanpa melepas pelukannya hingga Intan merasa risi sekaligus berdebar-debar, ini pertama kalinya bagi Intan bersentuhan lawan jenis.

Intan melepaskan dirinya lalu duduk di hadapan Reihan, kemudian memberikan minum untuk Reihan yang masih pucat pasi itu.

"Aku tak papa... jangan khawatir... Esok kita masih tetap bisa menikah... kamu yang juga jangan kenapa-kenapa... kita belum melakukan akting seumur hidup kita... " Kata Intan yang membuat Reihan terkekeh di tempatnya.

"Dasar... Gadis es!!! " Reihan mengacak jilbab Intan kesal sekaligus bersyukur bisa melihat kembali wanita yang menyebalkan ini kembali di hadapannya.

Intan tersenyum tipis lalu memandang puing-puing gudang produksinya, setelah itu dirinya mengalihkan pandangannya, lalu menatap kembali pria yang masih lemas di tempatnya itu.

"Ckkk Lemah juga ya kamu!!! " Ejek Intan pada Reihan.

"Sialan!!! ini semua karena kamu!!! " Kata Reihan tak terima.

"Gak tau terimakasih!!! " Umpat Reihan mulai kesal.

"Hahaha aku tak papa, aku di masjid, kamu yang harusnya terimakasih... Aku udah jagain kamu... kamu pingsan satu jam lebih tau...!! " Kata Intan membuat Reihan langsung melihat ke arah jam tangan miliknya.

"Astagaa... aku pingsan apa tidur??? " Reihan terkejut sekaligus tak percaya saat melihat sudah mulai jam 7 lewat.

"Sudah Ayo pulang... biar pihak yang berwajib yang menangani... " Intan membantu Reihan masuk kedalam mobil Reihan yang ternyata sudah ada sekretarisnya, rupanya Intan yang menghubungi nya.

Sementara Intan masuk ke mobilnya sendiri dan kemudian di kemudikan oleh Difa sekretarisnya. Mereka pun melaju dan menuju rumah masing-masing, begitupun. dengan Reihan.

Ponsel Intan berbunyi notice pesan dari my Husband. "Sampai rumah kabarin!!! " Pesan Reihan terhadapnya.

"Astaghfirullah... iya!! " Intan membalas sambil geleng-geleng kepala.

Terpopuler

Comments

ken darsihk

ken darsihk

Ya awohhh mereka tuh dah punya rasa , tapi blm menyadari nya
Senang nya mereka selamat

2024-12-10

0

Ervina

Ervina

dah pada saling care, cuma gak ngeh apa pada gensi../Facepalm/

2024-11-10

1

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

udah saling nyaman GK mau kehilangan tapi bingung , ini rasa apa ,

2024-11-21

0

lihat semua
Episodes
1 Intan
2 Raihan
3 Kesialan di malam hari
4 Kedatangan Orang tua
5 Rumah Reihan
6 Tak bertemu
7 Sepakat
8 Rumah Bunda
9 Saling meyakinkan keluarga
10 Surat kesepakatan
11 Kantin
12 Lamaran
13 Mencoba Baju Pengantin
14 Peraturan
15 Uji coba peraturan
16 Drama uji coba
17 Hadiah Eyang Hana
18 Divo
19 Sebelum Hari itu tiba
20 kebakaran
21 Pernikahan
22 Malam pertama
23 Pagi yang tak biasa
24 Pulang ke Rumah
25 Haruskah bulan madu???
26 Seoul
27 Tak sekuat itu
28 Ingin menyerah
29 Maaf
30 Kembali kerja
31 Sebulan berlalu
32 Terbongkar
33 3 Kantung
34 Di rawat
35 Menepi
36 Pulang
37 Aku juga mencintaimu
38 Aku juga mencintaimu
39 Malam
40 Pagi yang Indah
41 Di Meja makan
42 Berkumpul keluarga
43 Tamu tak di undang
44 Meluluhkan hati
45 Kebetulan yang tidak menyenangkan
46 Saling mengadu
47 Pulang malam
48 Bertemu Allea
49 Ke Kantor Reihan.
50 Rumit
51 Intan
52 Nasehat Alesha
53 sendiri dulu
54 Nasehat Eyang
55 Meyakinkan diri
56 Kepulangan Intan.
57 Hari berikutnya
58 Pantai
59 Kontraksi
60 Rasa Kehilangan
61 Terimakasih
62 Satu tahun kemudian
63 Keinginan sembuh
64 Ungkapan Syantika
65 Kejutan Intan
66 Kondisi Syantika
67 Satu tahun kemudian
68 Kecewa pada Zia
69 Ke kantor Reihan
70 15 tahun Kemudian
71 Indah
72 Pengumuman Zia
73 pengumuman
74 Pengumuman Zea.
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Intan
2
Raihan
3
Kesialan di malam hari
4
Kedatangan Orang tua
5
Rumah Reihan
6
Tak bertemu
7
Sepakat
8
Rumah Bunda
9
Saling meyakinkan keluarga
10
Surat kesepakatan
11
Kantin
12
Lamaran
13
Mencoba Baju Pengantin
14
Peraturan
15
Uji coba peraturan
16
Drama uji coba
17
Hadiah Eyang Hana
18
Divo
19
Sebelum Hari itu tiba
20
kebakaran
21
Pernikahan
22
Malam pertama
23
Pagi yang tak biasa
24
Pulang ke Rumah
25
Haruskah bulan madu???
26
Seoul
27
Tak sekuat itu
28
Ingin menyerah
29
Maaf
30
Kembali kerja
31
Sebulan berlalu
32
Terbongkar
33
3 Kantung
34
Di rawat
35
Menepi
36
Pulang
37
Aku juga mencintaimu
38
Aku juga mencintaimu
39
Malam
40
Pagi yang Indah
41
Di Meja makan
42
Berkumpul keluarga
43
Tamu tak di undang
44
Meluluhkan hati
45
Kebetulan yang tidak menyenangkan
46
Saling mengadu
47
Pulang malam
48
Bertemu Allea
49
Ke Kantor Reihan.
50
Rumit
51
Intan
52
Nasehat Alesha
53
sendiri dulu
54
Nasehat Eyang
55
Meyakinkan diri
56
Kepulangan Intan.
57
Hari berikutnya
58
Pantai
59
Kontraksi
60
Rasa Kehilangan
61
Terimakasih
62
Satu tahun kemudian
63
Keinginan sembuh
64
Ungkapan Syantika
65
Kejutan Intan
66
Kondisi Syantika
67
Satu tahun kemudian
68
Kecewa pada Zia
69
Ke kantor Reihan
70
15 tahun Kemudian
71
Indah
72
Pengumuman Zia
73
pengumuman
74
Pengumuman Zea.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!