Peraturan

Seminggu menjelang Hari H.

"Apa-apa ini??? " Intan protes saat membaca peraturan selama menjadi istri Reihan.

Peraturan Rumah Tangga untuk istri:

Wajib tersenyum di segala kondisi.

Wajib melayani suami di semua aspek.

Tubuh istri milik sepenuhnya suami dan sebaliknya

Makanan yang di buat wajib dari tangan istri.

Wajib hamil dan melahirkan.

Di luar maupun di dalam tetap bersikap sebagai istri.

dilarang melibatkan hati jika terjadi tangung sendiri.

Wajib setia tidak boleh menjalin hubungan dengan lawan jenis.

Larangan makan Pete, jengkol dan sebagai nya.

Meski tidak cinta wajib panggil Sayang.

"Kenapa?? itukan emang tugas seorang suami?? Bundamu juga gitu kan??? " Tanya Reihan merasa itu hal biasa dalam rumah tangga.

"Aku buat peraturan itu karena kita menikah atas dasar kesepakatan... jadi aku ingin kamu menaati peraturan itu... lagi pula kamu Muslim yang baik kan jadi tentu taat pada suami... " Kata Reihan lagi.

"Ckkk... gaya kamu seolah-olah kamu itu orang yang tau agama saja... kamu tu shalat aja paling setahun sekali, sok ceramah masalah agama... " Cecar Intan tak terima.

"Hei itu juga shalat kan... yang pentingkan shalat... " Kata Reihan tak peduli yang penting dirinya pernah shalat.

Intan terdiam merasa kalau diri dan tubuhnya hanya akan di manfaatkan oleh Reihan dalam hal duniawi, bagaimana nanti dirinya akan menjalani rumah tangganya tubuhnya bisa jadi bukan tubuhnya lagi jika seperti ini, semua di atur oleh si arogan itu.

Hening.

Keduanya berfikir dan menyusun siasat peraturan rumah tangga masing-masing, Reihan memandang Intan yang memejamkan mata lalu membuka mata mengambil kertas dan menuliskan peraturan untuk Reihan juga.

Intan kemudian menyodorkan peraturan itu ke hadapan Reihan yang tengah duduk di hadapannya. dengan mata Reihan yang membelalak tak di sangka peraturan yang di berikan intan jauh lebih menyiksanya daripada peraturan nya.

"Peraturan untuk suami:

Wajib shalat lima waktu.

Wajib jadi imam shalat saat di rumah.

3.Wajib setor hafalan surat pendek satu minggu sekali

Wajib menafkahi istri secara layak.

Tidak ada KDRT.

Tidak ada hubungan lain di luar istri sah.

Wajib bersikap ramah kepada keluarga istri,

Siap membantu istri 24 jam jika istri kesusahan apa lagi bila sudah memiliki keturunan.

larangan merokok dan meminum atau memakan yang sesuatu yang haram seperti alkohol dan narkoba.

Tidak boleh melarang istri untuk berkarir dan bekerja.

" Astagaa... bisa tidak poin satu sampai tiga pada peraturan ini di ganti dengan saham atau perhiasan, atau mobil atau rumah... " Kata Reihan keberatan.

"Ckkk itu cuma hal mudah, Kean saja udah biasa menjalaninya sejak umur 5 tahun... situ umur berapa masih belum shalat?? " Kata Intan mengejek sambil memandang remeh Reihan.

"Sial... Tu mulut apa cabe pedes amat!!!" Batin Reihan kesal lalu balik menatap Intan tidak terima.

"Dan maaf ya... Harta dan tahta tak bisa menggantikan peraturan itu, kenapa... setidaknya meski hubungan kita itu hubungan yang mencari keuntungan di balik kesepakatan pernikahan kita, Aku juga masih dapat keuntungan bisa merasakan suami yang shalih... Dan itu menguntungkan kamu, karena suatu saat pasti akan jadi imam saat main ke rumah Bunda..." Terang Intan sambil mendekapkan tangannya ke dada.

Reihan kicep di tempat nya setengah membenarkan ucapan Intan, bagaimana pun juga keluarga Intan itu keluarga yang religi semua, akan sangat lucu jika dirinya diminta imam dan tak bisa sama sekali.

"Ck ck ck... susah buat Aku itu semua... " Reihan menolak keras tidak sanggup karena bahkan bacaan Shalat dirinya sudah lupa semua.

"Situ Muslim gak sih??? Aneh... jangan-jangan situ juga tidak sunat???? Iya gitu makanya gak pernah shalat... " Cecar Intan memandangi Reihan dari ujung kaki sampai kepala, karena berarti calon agamanya ini benar-benar mines secara agama.

"Ckkk Udah... Mau lihat??? " Reihan kesal lalu maju ke arah Intan yang makin menyebalkan bicara nya.

"Susah Aku dari kecil gak pernah di ajari soalnya... taunya cuma al-fatihah..., Aku gak bisa mending ganti aja... kamu aku kasih saham yang di hotel aja gimana 10%..." Reihan malas berdebat dengan Intan dan poin satu sampai tiga bagi Reihan benar-benar berat, lebih baik dia memilih alternatif yang lain.

"Astaghfirullah... Parah... Maaf kalau gitu aku juga tidak sanggup dengan peraturan yang kamu buat untukku sebagai istri... kamu pikir menyerahkan diri seutuhnya itu mudah??? Apa lagi melayanimu di semua Aspek... Astagaa... bahkan harus melayani orang yang sama sekali tidak di sukai, apa kamu pikir semua itu mudah??? Tidak mas bro... kamu cuma segitu ringannya, anak SD juga bisa tapi kamunya gak bisa, gak sanggup... dulu pelajaran agama kamu lulus gak sih??? Gelarnya aja direktur lulusan pendidikan S2... bacaan shalat nol besar, hafalan surat kagak ada... adanya surat kontrak sama surat lamaran kerja... ckkk memalukan... " Intan nyerocos panjang lebar membuat telinga Reihan panas.

Reihan merasa tidak terima, dirinya merasa terhina sekaligus tertantang dengan omongan Intan, jari-jarinya menggenggam karena amarahnya.

"Emang kamu yakin shalat kamu di terima... Mending pahala sedikit gak sombong dari pada banyak pahala tapi banyak omong sombong pula... " Reihan berkata dengan tersungut-sungut menahan kesalnya.

"Terserah deh..., Ya udah jangan minta yang aneh-aneh pada aku kalau gitu... kita nikah cuma buat menyenangkan orang kan jadi mending kita gak usah saling nuntut hidup masing-masing, yang penting orang lihat kita sudah nikah... " Kata Intan pada akhirnya lalu ingin berdiri lagi-lagi Reihan menahannya.

"Ckkk Ok... itu mulut emang setelan bawel ya hari ini... Udah gitu pedes kaya mercon... ternyata ada tampang wanita syar'i setelan mulutnya kaya bunyi Kereta api... panjang brisik pula...!" Reihan mengalah tapi juga mengumpat pada Intan.

Reihan mengalah untuk menang, karena dirinya tak mau rugi jika tak bisa menyetir dan memiliki Intan seutuhnya meski tanpa cinta, karena tujuannya menikah juga sebagai pria normal, seperti pria lain yang ingin kebutuhan biologisnya terpenuhi, juga ingin memiliki keturunan sebagai penerus perusahaan.

Intan kesal dibilang suaranya kaya kereta api, namun Intan masih berusaha terima meski sebenarnya ingin mengomel lagi. Entah dirinya juga heran biasanya jika dengan laki-laki, dirinya tak bisa banyak berbicara, namun dengan Reihan mulutnya tak bisa jika hanya diam saat melihatnya berulah, apalagi jika sudah mendengar mulut arogan Reihan berbicara, lidahnya gatal untuk tidak menumbangkan atau tidak menjatuhkan pandangan berpikir dan cara berpikir pemuda di hadapannya ini.

Reihan dan Intan pun akhirnya saling setuju dan menyimpan peraturan itu di surat perjanjian kesepakatan nikahnya. Intan dan Reihan saling berpandangan, ada sesuatu yang lain di hatinya namun mereka tidak mau merasakannya lebih dalam. Keduanya pun terdiam dan saling memalingkan kepalanya ke arah lain.

****

Terpopuler

Comments

Reni Fitria Mai

Reni Fitria Mai

Mantap inta dg perjanjian mu 👍😄

2024-12-31

0

ken darsihk

ken darsihk

kwerennn Intan kwereennn

2024-12-09

0

Yulay Yuli

Yulay Yuli

dikit - dikit benih cintanya hadir y thour😅

2024-09-14

3

lihat semua
Episodes
1 Intan
2 Raihan
3 Kesialan di malam hari
4 Kedatangan Orang tua
5 Rumah Reihan
6 Tak bertemu
7 Sepakat
8 Rumah Bunda
9 Saling meyakinkan keluarga
10 Surat kesepakatan
11 Kantin
12 Lamaran
13 Mencoba Baju Pengantin
14 Peraturan
15 Uji coba peraturan
16 Drama uji coba
17 Hadiah Eyang Hana
18 Divo
19 Sebelum Hari itu tiba
20 kebakaran
21 Pernikahan
22 Malam pertama
23 Pagi yang tak biasa
24 Pulang ke Rumah
25 Haruskah bulan madu???
26 Seoul
27 Tak sekuat itu
28 Ingin menyerah
29 Maaf
30 Kembali kerja
31 Sebulan berlalu
32 Terbongkar
33 3 Kantung
34 Di rawat
35 Menepi
36 Pulang
37 Aku juga mencintaimu
38 Aku juga mencintaimu
39 Malam
40 Pagi yang Indah
41 Di Meja makan
42 Berkumpul keluarga
43 Tamu tak di undang
44 Meluluhkan hati
45 Kebetulan yang tidak menyenangkan
46 Saling mengadu
47 Pulang malam
48 Bertemu Allea
49 Ke Kantor Reihan.
50 Rumit
51 Intan
52 Nasehat Alesha
53 sendiri dulu
54 Nasehat Eyang
55 Meyakinkan diri
56 Kepulangan Intan.
57 Hari berikutnya
58 Pantai
59 Kontraksi
60 Rasa Kehilangan
61 Terimakasih
62 Satu tahun kemudian
63 Keinginan sembuh
64 Ungkapan Syantika
65 Kejutan Intan
66 Kondisi Syantika
67 Satu tahun kemudian
68 Kecewa pada Zia
69 Ke kantor Reihan
70 15 tahun Kemudian
71 Indah
72 Pengumuman Zia
73 pengumuman
74 Pengumuman Zea.
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Intan
2
Raihan
3
Kesialan di malam hari
4
Kedatangan Orang tua
5
Rumah Reihan
6
Tak bertemu
7
Sepakat
8
Rumah Bunda
9
Saling meyakinkan keluarga
10
Surat kesepakatan
11
Kantin
12
Lamaran
13
Mencoba Baju Pengantin
14
Peraturan
15
Uji coba peraturan
16
Drama uji coba
17
Hadiah Eyang Hana
18
Divo
19
Sebelum Hari itu tiba
20
kebakaran
21
Pernikahan
22
Malam pertama
23
Pagi yang tak biasa
24
Pulang ke Rumah
25
Haruskah bulan madu???
26
Seoul
27
Tak sekuat itu
28
Ingin menyerah
29
Maaf
30
Kembali kerja
31
Sebulan berlalu
32
Terbongkar
33
3 Kantung
34
Di rawat
35
Menepi
36
Pulang
37
Aku juga mencintaimu
38
Aku juga mencintaimu
39
Malam
40
Pagi yang Indah
41
Di Meja makan
42
Berkumpul keluarga
43
Tamu tak di undang
44
Meluluhkan hati
45
Kebetulan yang tidak menyenangkan
46
Saling mengadu
47
Pulang malam
48
Bertemu Allea
49
Ke Kantor Reihan.
50
Rumit
51
Intan
52
Nasehat Alesha
53
sendiri dulu
54
Nasehat Eyang
55
Meyakinkan diri
56
Kepulangan Intan.
57
Hari berikutnya
58
Pantai
59
Kontraksi
60
Rasa Kehilangan
61
Terimakasih
62
Satu tahun kemudian
63
Keinginan sembuh
64
Ungkapan Syantika
65
Kejutan Intan
66
Kondisi Syantika
67
Satu tahun kemudian
68
Kecewa pada Zia
69
Ke kantor Reihan
70
15 tahun Kemudian
71
Indah
72
Pengumuman Zia
73
pengumuman
74
Pengumuman Zea.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!